27.Perasaan Naufan

103 14 2
                                    

Hi author back
Btw hari ini 5 Agustus
Author ultah lo, ucapin selamat kek gitu buat author.

Naufan kini sedang mondar-mandir tak jelas di kamarnya, ia bingung bagaimana caranya mengungkapkan perasaannya kepada Naura.

"Duh gimana ya gue ngungkapin perasaan gue sama Naura?" Naufan nampak berpikir sambil berjalan mengelilingi ruangan kamarnya itu.

"Padahal tadi gue kan mau ngungkapin perasaan gue sama Naura, tapi malah tante Rina nelpon nyuruh pulang." Naufan menjambak rambutnya frustasi karena tidak mendapatkan cara untuk mengungkapkan perasaannya.

"Naufan cepetan makan!" Teriak mamanya dari luar kamar.

"Iya mah bentar lagi Naufan ke bawah." Balasnya.

"Yaudah cepetan ya, keburu makanannya dingin, nanti gak enak. Papa juga udah nunggu di bawah, mama ke bawah duluan ya nak."

"Iya mah, mama duluan aja." Nadin pun turun kebawah tanpa menunggu Naufan.

"Hmm apa gue nanya sama papa aja ya?" Naufan mengetuk-ngetuk jari telunjuk nya di dagu.

"Mending tanya papa aja deh nanti abis makan, papa kan pasti dulu pernah ngungkapin perasaan nya sama mama." Kata Naufan bersemangat dan ia pun turun ke bawah menemui keluarga kecilnya.

"Malam pah, mah." Sapa Naufan, kemudian menarik kursi nya untuk duduk.

"Malam juga sayang." Balas Nadin dan Farid, yang notabetnya adalah kedua orangtuanya Naufan.

"Kamu ngapain aja sih dikamar kok lama banget." Tanya papanya yang menyendokan makanan ke mulutnya.

"Oh itu Naufan tadi lagi ngerjain pr, sisa dikit jadinya Naufan selesai in dulu." Bohong nya.

"Oh papa kira kamu mandi tadi lama banget, mandinya kaya perempuan." Katanya lalu melanjutkan makannya.

"Oh jadi papa bilang kalo mama itu lama mandinya?" Kata Nadin menatap tajam ke arah Farid dan tangannya yang memegang garpu yang ditusuk-tusuk ke daging yang sudah ia potong.

"Emang mama kan lama banget mandinya, satu abad lamanya." Jawab Fahri dengan santai nya dan menyuap makanan nya.

"Udah-udah kok kalian malah berantem sih, udah gede juga." Lerai Naufan terhadap kedua orangtuanya yang seperti anak kecil yang sedang berebut mainan.

"Papa kamu tuh yang mulai duluan." Sewot Nadin tak terima.

"Kalo emang faktanya kek gitu gak usah ngelak mah." Balasnya.

Naufan yang melihatnya pun merasa jengah dan membiarkan saja Perdebatan itu sampai selesai makan.

SKIP

Keluarga kecil Naufan kini sedang bersantai menonton acara televisi.

Naufan kini sedang menimbang-nimbang untuk bertanya kepada ayahnya.

"Hmm pah?" Panggil Naufan.

"Hmm." Jawab papanya dengan berdeham.

"Papa dulu waktu ngungkapin perasaan sama mama gimana pah?" Tanyanya ragu-ragu.

"Nagapain kamu nanya kek gitu sama papa?" Tanya mamanya.

"Ya cuma mau tau aja mah," Naufan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya gitu deh Fan, papa ajak mama dulu ke tempat yang tidak banyak orang, terus papanya ungkapin deh perasaan papa." Jawabnya.

Sedangkan Nadin hanya malu-malu mengingat masa remajanya bersama papanya Naufan.

Basket dan VolyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang