1-Buku Harian

4.1K 193 4
                                    

"Yang bisa ngerjain ini ang...err...oke Na...non? Err...sama...Ohm bisa berunding ya, ibu nanti kasih satu soal lagi, yang mau maju duluan siapa?"

Guru baru berpapan-nama 'Noina' itu tersenyum canggung ketika melihat dua murid di kelas pertamanya saling menatap tajam satu sama lain, sementara teman satu kelasnya tidak ada yang menyinggung hal tersebut.

"Saya..."

"Saya duluan!"

Lagi, guru muda itu tersenyum kikuk pada kedua siswanya "Eum...gimana kalo kalian suit aja? Yang menang maju duluan" Sontak keduanya menggeleng keras, kemudian kembali saling melempar tatapan tajam, meskipun tanpa suara.

Tak berselang lama, satu siswa berpapan nama 'Wachirawit R' itupun berdecak "Ck! Lama! Mending saya aja yang maju, bu!" Gerutunya sambil beranjak maju mengerjakan sebuah soal di papan tulis. Membuat Nanon berdecak kesal, sementara Ohm melempar senyum miring kepada Nanon dan mengendikkan bahunya.

Sialan, Ohm!

🔥🔥🔥

"Non! Jagain anak-anak piket, ya! Lo kan sie kebersihan! Hari ini anak piketnya pada bebal, lo jagain, lo pastiin bersih dah tuh kelasnya! Oke gue balik, thank you manis!" Setelahnya Ohm berlari secepat mungkin meninggalkan kelas yang hampir sepi tersebut.

"Ohm! Ohm! Anjing!"

Pemuda berparas manis itu menggeram kesal, seenaknya saja Ohm menyuruhnya begitu, mentang-mentang ketua kelas! Belagu, huuu! Pikir Nanon kesal tak mampu membalas perintah ketua kelasnya.

Kemudian Nanon menolehkan kepalanya pada sekelompok teman piketnya yang hampir melompat kabur lewat jendela "WOY! Sialan! Balik gak lo!" umpatnya seraya buru-buru menghampiri sekawanan grup piket yang hendak kabur tersebut "Piket! Lo tau kalo lo pada ga piket ntar gue dimarahin Ohm! Rese emang!" Gerutu Nanon sekali lagi hingga mau tak mau teman-temannya yang hendak kabur tadi mulai mengerjakan tugas piketnya hingga selesai, mengabaikan Nanon yang bergumam kesal diambang pintu keluar.

"Mon, kalo kata gue si Nanon suka deh ama Ohm" bisik Perth pada Chimon yang sedang mengepel lantai.

Kemudian Chimon mengikuti arah pandang temannya, mengamati sie kebersihan di kelas mereka itu "Iya juga sih, abisnya perintah si Ohm diturutin mulu ama dia! Bulol amat dah!" timpal Chimon sambil berbisik pula.

Nanon yang mendapati Chimon dan Perth yang tengah mengobrol itupun menggeram "Kerja! Kalo mau balik cepet," sentak remaja yang masih setia berdiri di ambang pintu kelas.

Sontak kedua sejoli yang asyik bergosip itu berdecak "Calon ratu galak amat, iya-iya ini kerja!" cerocos Perth menjawab sentakan Nanon.

"Kalo diliat-liat nih, Nanon galak banget yak? Ngalahin Tawan, eh maksud gue Tu Tontawan yang suka nagihin duit kas tiap minggu" Tak jera, Perth kembali mengajak karibnya itu mengobrol.

Yang diajak bicara juga mengangguk sambil mengepel lantai "Iye juga, dia kenapa sih? Ama kita galak banget, ngebantah mulu kalo dibilangin, coba aja kalo ama paketu, nurut banget!"

*paketu = pak ketua kelas.

"Pasti ada ada apanya nih si Nanon ama paketu..."

Brak!

Nanon menggebrak pintu kesal, "KERJA! Kalo mau ngerumpi mending di warung aja sono! Buruan, gua mau nyuci, nih!" Sentak nanon kesal karena memdapati Perth dan Chimon asyik bergosip di belakang kelas sementara tiga orang regu piket lainnya hampir selesai mengerjakan bagian mereka.

Yang kena sentak menggerutu "Ya udah sana lu kalo mau nyuci, ya nyuci aja, kita-kita udah setengah jalan piketnya mana bisa lepas tanggung jawab," gerutu Chimon.

Perth yang di sebelah Chimon juga ikut menimpali, "Iya! Aman kok kelas sama kita, pasti bersih, lo juga ga akan dimarahin ayang..." ujarnya lalu terkikik bersama Chimon dan tiga orang lainnya.

"Siapa ayang gue, gue tanya?!" Sentak Nanon galak membuat teman-temannya itu bungkam "Ya udahlah, gue tinggal. Kalian udah janji sama gue! Awas aja..." ucapnya sambil berlalu buru-buru.

Bruk

"Eh, apaan tuh?"

Sally, si gadis berambut pirang yang piket bersama Perth dan Chimon itu memungut buku yang jatuh di dekatnya.

Gadis itu menelisik buku lumahan tebal berwarna hijau lemon itu "Ini buku dairy, gak sih?" Tanya nya pada semua regu piketnya sambil mengangkat buku tersebut.

Penasaran, akhirnya regu piket hari selasa itu duduk meleseh melingkar di belakang kelas yang telah kering paska di pel itu.

Maprang, si gadis yang selalu ingin tahu urusan orang itu merebut buku temuan Sally dan mulai membuka halaman pertama dan membaca sedikit memekik guna memberi informasi pada regu piketnya.

Kata demi kata yang dibacakan Maprang membuat ke lima bocah berusia empat belas tahun itu terkejut, mereka kini mengetahui sesuatu di balik kejadian-kejadian yang menarik di kelas mereka selama ini.

"Anjir...jadi Nanon..." Sally, Maprang, dan Chimon menutup mulutnya terkejut.









Hola! Ini book yang sempet Vee unpublish sekarang Vee publish lagi! Hehehe kangen banget Vee sama OhmNanon😔

Fall In Denial (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang