Pohon tempat kami berdiri sekarang cukup tinggi, dan di sebelah kanankuㅡdi bawah sana, seperti terdapat sebuah batas yang begitu kentara; tepat di sebelah rumput yang berkilauan diterpa cahaya matahari sore, terdapat tanah lembap dan basah dari hutan gelap. Mungkin seperti inilah pemandangan Hutan Terlarang. Keningku berkerut, berpikir bahwa hutan berkilauan ini letaknya tepat berada di tengah-tengahㅡyang ketika melangkah lebih jauh lagi kau akan mendapati pemandangan persis seperti Hutan Terlarang.
Atau mungkin, jauh lebih gelap.
Di kejauhan sana, di antara pepohonan suram yang batang-batangnya tampak lebih kurus dan gelap dengan dahan-dahan kering yang dedaunannya tampak layu, tanah di bawahnya terlihat jauh lebih lembapㅡhampir seperti rawa-rawa. Matahari yang terik sama sekali tidak terlihat di sana seolah langit selalu tertutup kabut dan awan hitam. Cahaya hanya berasal dari obor-obor yang berjajar rapi di sekeliling sebuah guaㅡyang ketika diperhatikan lagi, di mulut gua itu terdapat seperti selaput tipis berwarna putih pudar yang berpendar lemah sekali. Nyaris hilang sepenuhnya. Dan tanpa dijelaskan pun, aku segera tahu kalau itu adalah Gua Hitam tempat Yuri disegel.
Di sekitar Gua Hitam, di atas tanah yang lembap, naga-naga berwarna pekat tampak bergelung dan mendengkur nyaman. Sisik-sisik mereka berkilau kehitaman di antara cahaya api dalam obor yang menjilat-jilat. Sementara anjing-anjing berbulu merah marun dengan hidung dan mata yang berwarna kuning, tampak berlalu-lalang seolah tengah mengawasi. Kaki-kaki mereka menimbulkan suara-suara aneh ketika menapaki tanah yang basah.
Ketika berpikir bahwa hanya hewan-hewan itu yang menjaga Gua Hitam, seorang pria yang mengenakan jubah berwarna hitam dengan sebuah pedang yang tersarung di pinggangnya tampak melintasi hewan-hewan itu dengan santai. Suara langkah kakinya terdengar ganjil di antara derak api dari obor dan geraman para anjing serta dengkuran para naga. Dan dia bukan satu-satunya manusia di sanaㅡketika mengamati lebih lama, ada banyak lagi yang melintas entah itu laki-laki atau perempuan. Berlalu-lalang seolah mereka tengah melakukan aktivitas sehari-hari dengan jubah-jubah gelap yang meliuk-liuk dan senjata dalam genggaman tangan.
"Itu Gua Hitam." Jaebum berbisik pelan dan aku tersentak. Keadaan di kejauhan sana cukup mencekam dan agaknya aku terlalu larut. Takut kalau kehadiran kami diketahui dan mereka akan menyerang. "Tempat Yuri disegel."
Aku mengangguk tanpa berani bersuara. Agak bersyukur karena posisi kami lumayan jauh sekarang. Meski anjing-anjing berpenampilan menyeramkan itu berkali-kali tampak seperti mengendus dan mengedarkan pandanganㅡdan terlihat amat berbahaya.
"Kau ingat luka yang kudapatkan ketika pertama kali kita bertemu?" pertanyaan Jaebum membuatku mengalihkan tatapan padanya, menahan napas tanpa sadar ketika mulai memahami maksudnya. Dan Jaebum tampak mengangguk samar, "mereka menyerangku. Lukanya mungkin terlihat tidak seberapa. Tapi kau lihat pedang itu? Beracun. Semua senjata mereka."
Mengembalikan tatapan pada Gua Hitam di kejauhan sana, aku menelan ludah pelan. "Bagaimana bisa mereka melukaimu? Kau datang kemari? Untuk apa? Dan siapa sebenarnya mereka?" tidak bisa menahan diri untuk menanyakan itu semua. Memicing kembali menatap pemandangan gelap di kejauhan sanaㅡberpikir kalau musuh yang akan kami hadapi ketika gerhana bulan nanti tampak jauh lebih menyeramkan. Kupikir, kami hanya akan melawan Yuriㅡyah, aku tahu ada naga tetapi tidak dengan anjing-anjing menyeramkan itu. Dan manusia-manusia yang sebenarnya dalam jubah gelap mereka, tampak lebih berbahaya.
"Aku mendarat terlalu dekat. Mereka mengetahui keberadaankuㅡlantas menyerangku." aku menoleh mendengar jawaban Jaebum, memerhatikan bagaimana manik keemasannya menyorot tajam dan tidak terlihat menyenangkan. "Beruntungnya, aku masih bisa kabur. Dan kau menyelamatkanku."
"Tapi kenapa kau datang kemari?" aku berdesis pelan, menyadari kalau Jaebum melewatkan satu pertanyaan itu. "Ada urusan apa? Lagipula, memangnya mereka tidak mengikuti masuk ke dalam hutan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Forest (JB x Yena)
Fantasy[COMPLETE] "Mitos mengatakan bahwa siapapun yang masuk ke dalam hutan itu tidak akan pernah kembali; entah itu dimakan hewan buas, atau malah dimakan oleh makhluk lain yang tinggal di dalam sana." ... Choi Yena hanya siswi biasa, yang terpaksa melew...