XXIII

202 42 22
                                    

Raungan terdengar semakin keras dan dekat. Seekor naga terbang melintas di atas langit, bermanuver sebelum kemudian menukik tajam ke arah kami. Teriakan penuh peringatan meluncur dari bibir Jaebum dan aku dengan segera melakukan segel untuk melepas serangan. Cahaya putih, keemasan, dan merah melesat menghantam tubuh besar naga itu. Raungan kesakitan terdengar. Youngjae dan Yujin segera menyingkir, berguling ke samping saat naga itu oleng dan menerobos di antara kami. Masuk ke dalam Hutan Terlarang untuk disambut para kye-ryong yang dengan segera mencabiknya.

Semua itu seolah menjadi awal karena sejurus kemudian, derap kaki terdengar semakin dekat. Anak panah hitam dilepaskan menghujani kamiㅡaku dan Jaebum segera membuat tameng. Warna putih dan keemasan bercampur membentuk kubah dan anak panah itu terpental membentur tameng. Lantas manusia-manusia berjubah hitam muncul bersamaan dengan anjing-anjing berwarna merah marun dengan mata kuning, menggonggong keras dan melompat menerkam kami. Disusul para siluman yang berlompatan.

Tetapi sebelum mereka mulai menyerang, makhluk-makhluk lain sudah lebih dulu muncul dari belakang kami. Melompat di atas kepala kami; adalah para Qilin, hewan dengan kaki dan badan seperti naga tetapi berkepala rusa dan bertandukㅡmenyerang anjing-anjing itu.  Dua makhluk itu berguling di atas rerumputan, saling menyerang dengan taring dan tanduk. Geraman dan gonggongan terdengar di mana-mana.

Aku menoleh mencari keberadaan Youngjae dan Yujin, mendapati mereka mengayunkan senjata mencoba menghalau seorang musuh yang mendekat. Dengan segera aku mengibaskan tangan menghantam tubuh musuh itu dengan cahaya putih hingga terpental. 

Teriakan terdengar di belakang kami ketika para lelaki merangsek maju dan membalas serangan dari para pengikut berjubah. Desingan pedang yang beradu memenuhi hutan. Rerumputan yang berkilau kini ternoda bercak darah. 

Cahaya keemasan tipis tampak menyelimuti tubuh Youngjae dan Yujin, dan kutebak itu berasal dari jimat pelindung yang Jaebum berikan. Meski tidak benar-benar menghalau serangan musuh. Youngjae tidak berhenti berteriak, mengibaskan garpu tanah dengan brutal membuat mundur anjing-anjing dan para musuhㅡteriakannya semakin keras saat seekor siluman kera menerkamnya lantas mereka berputar-putar sejenak sebelum jatuh berguling ke rerumputan, dan ketika siluman kera itu lengah Youngjae menghunuskan garpu tanahnya dengan sebuah jeritan. Pun dengan Yujin, dia terlihat lebih berani dengan menusukkan pedang tanpa ampun, mencabutnya kembali untuk menebas anjing yang melompat hendak menerkam. Kondisi mereka tidak terlalu buruk dan aku menghela napas diam-diam.

Di atas sana, para naga beradu dengan kye-ryongㅡyang secara mengejutkan, meski tidak menyemburkan api seperti naga, bisa bergerak lebih gesit. Mereka meliuk menghindar dari semburan api lantas membalasnya dengan cakaran atau bahkan kibasan sayap yang keras.

Tuan Yi-en, Wang Ka-yee, serta Jinyoung berada dalam wujud hewan merekaㅡmenghindar dan membalas serangan lawan dengan gesit. Wang Ka-yee bahkan tidak ragu mencabik dengan cakar dan taringnya. Sementara Tuan Yi-en terbang dengan lincah, meliuk di antara naga-naga yang meraung sebelum menukik untuk menyambar manusia-manusia berjubah hitam itu dan mencabik mereka dengan cakarnya. Jinyoung si pembawa pesan dari Dewa juga menyerang tanpa ampun, tidak membiarkan musuh tetap bernapas meski mereka sudah tergeletak lemah di atas rerumputan.

Para lelaki menghunus dan mengibaskan senjata. Beberapa di antara mereka terluka, terkena sayatan dari senjata-senjata beracun dan jatuh berdebum dengan tubuh membiru. Paman Kwon berada di antara mereka, dengan tekad penuh membalas setiap seranganㅡtidak terlalu gesit, tapi cukup untuk melindungi diri dan melumpuhkan lawan. Jaebum mengibaskan tangan untuk menyingkirkan seekor anjing yang menerkam dari belakang punggung Paman Kwon, membuat ayah Yujin itu menoleh dengan terengah dan melempar senyum tipis penuh hormat.

Peperangan masih terus berlanjut sementara gerhana bulan masih terus berlangsung di atas sana. Aku mengibaskan tangan untuk menghalau serangan dari seekor anjing, membuat hewan itu terpental dan melolong panjang. Pasukan Yuri memang tidak sebanyak di awal meski para naga masih berseliweran di atas sana bertarung dengan para kye-ryong. Kemudian, dari dalam hutan sana, Hyewon muncul dengan sembilan ekor berwarna oranye yang bergerak-gerak. Seringai terpatri di bibirnya dan itu membuat amarah meledak dalam diriku.

Forbidden Forest (JB x Yena)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang