"Omong kosong!"
Rutinitas latihan kami pagi ini terhambat oleh kedatangan Youngjae dan Yujinㅡyang kata Tuan Yi-en ketahuan mengendap-endap masuk ke dalam hutan mengikutiku. Sempat terjadi drama sebelum ini; Jaebum hampir saja menyerang mereka dan membuat mereka menjadi abu kalau aku tidak segera mencegah dan berkata kalau mereka adalah kakak dan sepupuku. Sementara Youngjae dan Yujin yang ketakutan (dan kutebak mereka bahkan belum memercayai apa yang tengah mereka saksikan sekarang) hanya bisa gemetaran di bawah tatapan tak ramah dari penghuni hutan lainㅡwell, mungkin mereka tidak mengharapkan kehadiran manusia biasa.
Lantas setelah aku menenangkan mereka dan menceritakan segalanya (bersama Jaebum yang berdiri di sebelahku dan terlihat sekali terganggu oleh kehadiran mereka) tentang apa yang harus kulakukan lima hari lagi pada malam gerhana bulan, Youngjae malah mendelik lalu menggeleng tak percaya.
"Jangan melantur, Choi Yena!" seru Youngjae dengan mulut besarnya. Melirik takut ke arah Jaebum sebelum saling sikut dengan Yujin yang sedari tadi hanya terdiam sembari mengamati sekitar dengan terkagum-kagum. "Tidak mungkin kauㅡ"
"Tapi kau sudah lihat sendiri kan, Youngjae?" aku mendengus, berkacak pinggang. "Dengan semua ini, kau masih menganggapku melantur?"
Youngjae terdiam. Sekali lagi mengedarkan pandangan dan mengamit lengan Yujin erat-erat. "Tapi iniㅡ" dia tampak menarik napas dalam-dalam, "cubit aku, Yujin! Ini pasti mimpi!"
Sebelum Yujin sempat melakukannya, aku sudah lebih dulu mengulurkan tangan dan mencubit pipi Youngjae keras-kerasㅡhingga dia berteriak keras, lantas beralih mencubit Yujin yang juga memekik. "Sakit, Choi Yena!"
"Kau tidak bermimpi, Choi Youngjae." aku memutar bola mata malas. "Ini alasan kenapa aku berkeliaran setiap hari tanpa mengajak kalian. Karena sudah pasti kalian akan bereaksi beginiㅡtidak akan percaya."
Kami terdiam selama beberapa saat. Suara-suara dari aktivitas hutan membuat Youngjae dan Yujin berjengit belum terbiasa. Wajah mereka pucat dan terlihat waspada sekali. Aku tahu apa yang mereka pikirkan dan aku maklumㅡmeski saat pertama kali menemukan tempat ini aku justru menganggapnya keren dan indah.
"Kalau kalian tidak keberatan," suara Jaebum membuat Youngjae dan Yujin mengalihkan tatapan padanya, kembali berjengit dan mengambil satu langkah mundur tanpa sadar. Tingkah mereka membuatku mengulum bibir menahan cengiran. Karena Jaebum, meski menawan, memang pembawaan dan tatapannya tidak bersahabat dan cenderung mengerikan. "Aku ada urusan penting dengan Yena dan harus menyelesaikannya hari ini. Kalian bisa pergi bermain atau apa. Terserah kalian. Kami tidak punya banyak waktu."
"Atau kalian bisa di sini melihat kami latihan!" aku menimpali dengan sebuah cengiran lebar, membusungkan dada tanpa sadar. Mendadak ingin sedikit pamer kalau aku bisa menggunakan kekuatan. Tetapi Jaebum di sebelahku mendengus tidak setuju dan mengibaskan tangannya sekilasㅡraungan terdengar dan Wang Ka-yee melangkah tergesa ke tempat latihan.
"Kau temani tamu tak diundang kita, Wang Ka-yee." ujar Jaebum, mengabaikan tatapan bingung dari Youngjae dan Yujin. "Pastikan kau tidak memakan mereka."
Mataku melebar mendengar kalimat terakhir Jaebum saat tersadar kalau manusia burung ini baru saja bercandaㅡbeberapa hari mengenal Jaebum aku baru tahu kalau dia bisa bercanda. Dan rasanya aku ingin terbahak melihat betapa pucatnya wajah Youngjae dan Yujin saat Wang Ka-yee menggiring mereka menjauh dari tempat latihan. Nyengir lebar, aku menggelengkan kepala pada mereka yang menatapku nelangsa bercampur takutㅡberusaha meyakinkan kalau Wang Ka-yee tidak akan benar-benar memakan mereka.
Menaruh tas dan jaket, aku berlari kecil menghampiri Jaebum. Tanpa banyak protes menerima buku mantra yang disodorkan dan mulai membuka, mengingat kembali apa yang telah kami pelajari kemarin; segel-segel untuk menyerang dan membuat tameng. Aku sudah bisa melakukannya meski belum baik dan harus lebih berkonsentrasi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Forest (JB x Yena)
Fantasy[COMPLETE] "Mitos mengatakan bahwa siapapun yang masuk ke dalam hutan itu tidak akan pernah kembali; entah itu dimakan hewan buas, atau malah dimakan oleh makhluk lain yang tinggal di dalam sana." ... Choi Yena hanya siswi biasa, yang terpaksa melew...