XIX

202 43 12
                                    

Youngjae dan Yujin sudah berangkat ke rumah Kakek Yoon bersama Paman Kwon saat aku terbangun keesokan paginya. Kak Eunbi bilang kalau aku tidur nyenyak sekali semalam hingga Yujin berkata untuk tidak membangunkan. Dan memang ketika berpikir kembali, aku tidak ingat bagaimana bisa pulang dan sampai di rumah semalamㅡoh, apa aku tertidur di tengah perbincangan bersama Jaebum dan siluman itu mengantarku pulang? Astaga. Wajahku saat tertidur pasti jelek sekali, kan?

Mengabaikan pemikiran memalukan itu, aku segera bersiap. Melambaikan tangan pada Kak Eunbi dan Bibi Kwon setelah menerima bekalㅡwell, sepertinya Paman Kwon sudah bercerita pada mereka dan memberi pengertian atau entah bagaimana karena Bibi Kwon bahkan sempat bilang kalau aku harus makan yang banyak dan menjaga kesehatan untuk tetap kuat sebelum aku pergi, sembari menggenggam kedua tanganku dan menatapku penuh arti. Itu agak melegakan, karena setidaknya sudah ada satu keluarga yang mungkin bisa membantu kami memberitahu penduduk desa lain.

Yugyeom dan Bambam tampak sudah menungguku di seberang sungai sana. Dengan jubah-jubah yang meliuk tertiup angin dan cengiran lebar serta lambaian tangan penuh semangat. Mereka bilang Wang Ka-yee mengawasi rumah keluarga Kwon sejak semalam (oh, berarti dia melihatku pergi keluar berdua dengan Jaebum) dan sekarang pergi mengikuti Youngjae dan Yujin diam-diam. Sementara mereka diminta untuk mengawalku hingga sampai tengah hutan.

Berjalan bersama mereka cukup membuatku terhibur, karena selain konyol mereka juga cerewet sekali. Seolah tidak kehabisan bahan pembicaraan dan itu cukup menyenangkan. Perhatianku teralih sejenak meski ketika sampai tengah hutan dan melihat kesibukan di dalam sana, aku tersadar kembali kalau gerhana bulan tinggal tiga hari lagi. Tanganku terkepal erat ketika melangkah melewati Tuan Yi-en dan Jinyoung yang tampak berbincang serius dan hanya mengangguk sekilas padaku sebagai sapaan. 

"Yang Mulia bilang hari ini Anda bisa berlatih bersama kami, Nona Yena." ujar Bambam, berdua dengan Yugyeom, masih mengikutiku menuju area latihan.

Keningku berkerut. "Memangnya Jaebum di mana?"

"Beliau sedang ada urusan penting." jawab Yugyeom. Aku ber-oh pelan sembari menganggukㅡgerhana bulan semakin dekat, jadi Jaebum sudah pasti akan sibuk. Toh latihan bersama Yugyeom dan Bambam cukup menyenangkan pagi itu.

Mereka gesit dengan teknik teleportasi yang cukup membuatku kuwalahan; mereka akan mengibaskan tangan melancarkan serangan dan ketika aku membalas tiba-tibaㅡplop! Yugyeom sudah berada di depanku, mengayunkan tongkat kayunya yang segera kutangkis dengan tangan (sakitnya luar biasa saat lenganku terhantam tongkat kayu), terhuyung mundur dan mengibaskan tangan untuk membalas. Tetapi suara plop kembali terdengar dan Bambam mendadak sudah berada di belakangku, memerangkapku dengan tongkat kayu yang disilangkan di depan perutku membuat gerakanku terhambat dan itu menjadi kesempatan emas bagi Yugyeom untuk menyerang kembali. Meski kakiku bergerak lebih cepat melepaskan sebuah tendangan telak di perut Yugyeom saat dia mendekat dan tanpa ragu aku menyentakkan kepala menghantam dagu Bambam dengan puncak kepalaku, membuatnya melepas cekalan dan terhuyung mundur. Tanpa membuang waktu aku mengibaskan kedua tangan mengirim dua serangan sekaligus, sekali lagi menghantam tubuh mereka hingga terpental.

Napasku tersengal dan kepala serta lenganku berdenyut sakit. Latihan kali ini tidak hanya menggunakan teknik serangan dengan mantra dan segel tetapi juga harus menggunakan fisik. Namun itu jutsru membuatku semakin antusias. Terlebih mereka cerdik dan jago menggunakan teknik tipuan. Membuatku memusatkan seluruh kekuatan; aku harus berpikir, bergerak, dan menyerang dengan cepat. Lengah sedikit saja tongkat-tongkat kayu mereka akan menghantam tubuhku dan itu rasanya tidak enak.

Aku terpental berkali-kaliㅡjatuh berguling dan berdebum di atas rerumputan tetapi dengan cepat kembali melompat berdiri dan membalas serangan. Tidak sempat menyeka keringat yang membanjiri tubuh yang bercampur dengan tanah dan rumput. 

Forbidden Forest (JB x Yena)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang