Adalah Chaeyeon dan Minju. Mereka datang memenuhi undangan Jaebum untuk membicarakan perihal penyerangan Yuri empat hari lagi.
Chaeyeon bertubuh sedikit lebih tinggi dariku; tubuh rampingnya dibalut jubah berwarna biru mint dengan kulit agak pucat. Rambutnya gelap dan dibiarkan tergerai melewati bahu. Meski mengulum senyum sopan dan ramah, maniknya yang berwarna biru terang menyorot dengan tegas. Dia adalah siluman burung yang ditugaskan Jaebum untuk menjaga Hutan Baratㅡsebuah hutan yang terletak di balik Gua Hitam.
Sementara Minju adalah putri duyung dari sungai besar dalam hutan yang pernah kulihat ketika menuju reruntuhan batu di hari pertama pertemuanku dengan Jaebum. Terlihat begitu anggun dengan rambut gelap panjang, juga gaun putih yang jatuh lembut dan pas di tubuhnya. Sementara kulitnya seperti sisik yang berkilau diterpa cahaya matahari.
Mereka melempar senyum sopan yang kubalas cengiran. Suasana mendadak hening dan canggung setelah dua perempuan itu melempar sapaanㅡatau mungkin hanya aku yang merasa begitu karena sekarang mereka memasang raut serius. Dan memang apa yang akan kami bahas selanjutnya adalah sesuatu yang amat serius.
"Mereka datang untuk membantu kita." ujar Jaebum akhirnya. Melirik sekilas ke arahku, dan aku mengangguk pelan.
"Kami sudah mempersiapkan segalanya sejak rumor datangnya Sang Terpilih terdengar sampai Hutan Barat, Yang Mulia." suara Chaeyeon terdengar lembut namun berwibawa. Aku jadi paham kenapa Jaebum menugaskannya untuk menjaga Hutan Barat. "Pasukan kami akan siap saat gerhana bulan nanti."
"Bagus." Jaebum menanggapi dengan gumaman pelan. Mengalihkan pandangan pada Minju yang segera menunduk dan mengangkat sedikit gaunnya ketika membungkukkan tubuh sekali lagi sementara sebelah kaki jenjangnya dilipat ke belakang.
"Kami juga, Yang Mulia." sesuai dengan penampilannya, suara Minju mendayu dan anggun. "Sebuah kehormatan bagi kami untuk dapat membantu Anda."
Jaebum mengangguk sekali. "Waktu kita tinggal empat hari." dia melipat tangannya di belakang punggung. Menatap Tuan Yi-en dan dengan segera siluman burung merah itu menjabarkan apa saja rencana mereka pada malam gerhana bulan nanti. Menjelaskan dengan rinci.
Kami pertama-tama akan meminta Youngjae dan Yujin untuk memberitahu para penduduk desa, mengevakuasi mereka terlebih dahulu terutama perempuan dan anak-anak karena Jaebum tidak ingin ada manusia biasa yang terluka. Cukup ini menjadi peperangan antar penghuni hutanㅡdia tidak mau mengulang kembali kejadian seribu tahun lalu. Dan semua itu, kata Jaebum yang menambahi, membutuhkan proses. Para penduduk desa tentunya tidak akan langsung percaya begitu saja. Itulah kenapa dia akan meminta Youngjae serta Yujin untuk memberitahu mereka mulai hari ini. Kalaupun penduduk desa masih ngeyel, dia akan memberi sebuah gebrakan (aku tidak paham apa yang dimaksud tapi tentunya itu sesuatu yang akan mengejutkan).
Pasukan harus segera siap sebelum matahari tenggelam dan segel di Gua Hitam benar-benar pudar saat gerhana bulan nantinya. Karena tujuan Yuri dan pasukannya adalah menyerang tengah hutan tempat Jaebum berada dan juga para penduduk desa, maka sebagian pasukan dari Hutan Barat maupun dari sungai harus sudah berada di tengah hutan saat itu, juga menjaga daerah Hutan Terlarang. Sedangkan sebagian lagi akan tetap menyerang dari barat. Percakapan ini membuatku menerka-nerka dalam hati sebanyak apa pasukan yang akan dibawa Chaeyeon dan Minju nantinya. Pasti banyak sekali, kan? Aku jadi ingin melihat seperti apa itu Hutan Barat dan bertanya apakah Chaeyeon melewati Gua Hitam untuk sampai ke sini atau malah melewati jalur lain karena pastinya para pasukan Yuri akan segera menyerang kalau melihatnya.
"Gerhana bulan akan berlangsung selama empat jam." jelas Tuan Yi-en. "Kekuatan Tuan Putri Yuri mungkin akan melemah tetapi pasukannya tidak. Dan selama itu pula, yang harus kita lindungi adalah Nona Yenaㅡkarena dia adalah kunci dari semua ini. Kita tidak bisa mengalahkan Tuan Putri Yuri tanpa Nona Yena."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Forest (JB x Yena)
Fantasy[COMPLETE] "Mitos mengatakan bahwa siapapun yang masuk ke dalam hutan itu tidak akan pernah kembali; entah itu dimakan hewan buas, atau malah dimakan oleh makhluk lain yang tinggal di dalam sana." ... Choi Yena hanya siswi biasa, yang terpaksa melew...