Chapter 14

308 54 28
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca

Happy Reading


Saat ini Reyhan sedang berada dirumah nya, atau lebih tepatnya dikamar miliknya.
Ia sedang sibuk berkutat dengan otaknya untuk membuat puisi,tapi tak satu pun yang berhasil.

Hingga kondisi kamarnya saat ini penuh dengan robekan robekan kertas yang sudah tak berbentuk lagi.

"Argghhh!  Kenapa harus puisi itu sih! " ucap Reyhan putus asa

Lalu ia segera merebahkan tubuhnya di atas kasur milik nya, ia pasrah, ia benar benar tak memiliki ide untuk membuat puisi itu. Broken home? sungguh Reyhan sangat membenci kata-kata itu.

Sedangkan di tempat Annisa

Kondisi kamar Annisa sama dengan kondisi kamar Reyhan, Annisa tampak kesulitan dengan puisi tersebut, sehingga ia terus mengulang dan mengulang.

Lalu tiba tiba Renata mama nya Annisa datang memasuki kamar Annisa, dan alangkah terkejut nya ia ketika melihat kondisi kamar putrinya yang bak kapal pecah.

"ya Ampun Annisa!  Kamu ngapain?  Kenapa kamar kamu kayak kandang sapi sih! " ucap Renata

"ah mama jangan lebay deh, emang ada kandang sapi warna pink! " balas Annisa,  ya memang kamar Annisa berwarna pink, karena itu merupakan warna pavorite nya.

"yaa maksud mama kenapa jadi berantakan kayak gini"

"aku lagi nulis puisi ma" ucap Annisa

Renata tersenyum menatap putri nya, lalu berkata "lagi? " tanya Renata sambil berjalan mendekati putrinya

"iyaa heheheh, tapi yang ini untuk tugas sekolah ma"

"hmmm okee, tapi tumben kamu kesusahan kayak gini sampai harus menghabiskan beberapa kertas, Biasanya kamu mudah mudah aja. Emang puisinya tentang apa? " ucap Renata panjang lebar.

"ahhitu ma__ emmm tentang___ broken home ma" ucap Annisa pelan

Raut wajah Renata sempat berubah saat mendengar ucapan Annisa, tapi ia segera menormalkan kembali raut wajahnya.

"sayang, apa pun judul itu, kamu pasti bisa membuatnya, mama tau kamu pandai dalam hal ini" ucap Renata menyemangati putrinya

"tapi ma, untuk yang ini Annisa gak bisa" balas Annisa sendu, karena ia sungguh tak bisa membuat puisi ini, karena tema ouisi ini terlalu sensitif baginya.

"emang apa yang membedakan puisi ini dengan puisi yang lain Sehingga kamu kesulitan? mama yakin kamu pasti bisa, menulislah! Menulislah dengan sepenuh hati, manfaat kan hal ini untuk mencurahkan semua rasa yang kamu pendam selama ini"  ucap Renata meyakinkan putrinya seraya mengusap lembut kepala putrinya

Annisa terdiam sesaat, ia mentelaah ucapan dari Renata sang mama, lalu mengela nafas nya "hufftt okee ma makasih,yaudah aku mau lanjut nulis dulu! " 

"eiitttssss, sebelum nulis bereskan kamar kamu dulu! " perintah Renata

"iya ma sebentar, tunggu puisi ini selesai "

"gak, sekarang! "

"tapi ma__"

"sekarang Annisa! " ucap Renata yang tetap pada pendirianya,karena ia sangat mengenal putrinya ini, Annisa akan melupakan kondisi kamarnya jika sedang di geluti oleh tugas sekolah.

✔️ SEPASANG SAYAP [Telah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang