Chapter 5

497 84 35
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

Kriiingg!!  Alarm dari jam weker tersebut sudah berbunyi berkali kali, bahkan matahari pun telah menampakan sinarnya yang cerah. Tapi hal tersebut masih tak cukup untuk membangunkan sang empu yang sampai sekarang masih bergelut dengan mimpi nya. ya siapa lagi jika bukan Reyhan, remaja yang pintar namun pemalas dan suka clubbing.

Sampai seorang asisten rumah tangganya lah yang terpaksa masuk ke kamar untuk membangunkan Reyhan.

"tuan, bangun tuan, tuan tidak sekolah? "

"ergghh,  iya bi... Hooaammm(menguap)__ ini jam berapa bi? " ucap Reyhan dengan suara khas bangun tidur

"jam 7 pagi tuan" balas Asisten Rumah Tangga Reyhan

"apa!! Aduh bi kenapa tidak membangunkan Rey dari tadi" ucap Reyhan 

Lalu Reyhan segera bangun dan pergi menuju kamar mandi dan segera bersiap siap. 10 menit kemudian ia telah siap untuk berangkat ke sekolahnya.

Ia berjalan santai menuju garasi dan mengambil motornya.

"5 menit lagi gerbang ditutup" guman Reyhan

Terlambat?  Yaa hal itu sudah biasa baginya, jadi untuk apa ia harus buru buru jika ia akan tetap dihukup saat sampai di sekolah nanti. Sesampainya disekolah, gerbang sudah ditutup sekitar 15 menit yang lalu.

Dan disana ia dikejutkan dengan adanya spanduk yang terpampang jelas di pagar sekolah nya

masuk pukul 07.20 wib

BAGI SISWA/I YANG TERLAMBAT SILAHKAN BELAJAR DI RUMAH MASING MASING!

"ha?  Berarti pulang dong? " fikir Reyhan, lalu Reyhan kembali dikejutkan dengan suara tangisan kencang seseorang yang entah datangnya dari mana.

"huuaaaa!! Ayolah pak bukain gerbang nya, saya bisa dimarahin orang tua saya nanti pak, ayolah pak, please!!" ucap gadis itu

"tidak bisa atuh neng, ini sudah peraturan dari pihak sekolah, lagian salah sendiri" ucap pak satpam

Reyhan mengernyitkan dahi nya heran, sejak kapan gadis hantu tersebut ada di samping nya sambil menangis nangis dan membujuk satpam untuk membuka kan gerbang sekolah?.

"dasar hantu, datang selalu tiba tiba tanpa ada pemberitahuan" fikir Reyhan sambil menatap aneh ke arah Annisa

"heh lo!  Bantuin kek! , dari tadi gue liatin lo sibuk aja mandangin tu spanduk!  Lo naksir sama spanduk itu ya? " ucap Annisa geram

Reyhan hanya mengangkat sebelah alisnya, lali ia sibuk dengan ponselnya.

"woy lo itu bisu atau gimana sih!  Dari kemarin gue ngomong sama lo, lo diam aja!  Sariawan? "

Reyhan hanya menatap gadis itu sebentar lalu segera pergi dari sekolah menggunakan motornya , toh gak ada gunanya juga disini, gerbang gak akan dibuka, fikir Reyhan

"Woy! Woy triplek!  Pertanyaan gue belum lo jawab! " teriak Annisa kencang

Bener bener dah tu cowok!

"ayolah pak, please bukain gerbangnya" ucap Annisa kembali memohon kepada pak satpam

"gak bisa neng, udah lah mendingan kamu pulang aja, saya masih punya banyak kerjaan!  Sana pergi! " usir pak Satpam.

Disisi lain

Reyhan saat ini telah sampai di rumahnya.

"loh tuan kenapa pulang" tanya bibi

"telat bi, jadi disuruh pulang" ucap Reyhan se-adanya

"ohh yaudah, bibi siapkan makanan dulu ya"

"iya bi"

Saat masuk kedalam rumah, langkah Reyhan terhenti karena ia di kejut kan dengan kehadiran seseorang yang selama ini ia rindukan sekaligus ia benci. Reyhan  mencoba untuk tidak perduli dan tetap melanjutkan langkah nya menaiki tangga menuju kamarnya.

"kenapa pulang" suara berat orang tersebut menghentikan langkah kaki reyhan, Reyhan pun menoleh kearah orang tersebut

"kenapa? " sahut Rey malas

"Rey!  Papa bertanya, kenapa kamu malah balik nanya! " bentak angkasa, papa Reyhan. Ya orang tersebut adalah Angkasa papa kandung Reyhan. entah lah sebenarnya Angkasa ini papa kandung Reyhan atau bukan, Reyhan tak perduli dengan hal itu.

Reyhan hanya menatap datar angkasa, lalu berkata,

"udah lah pa, aku lagi malas berdebat dengan papa " ucap nya lalu segera pergi kekamarnya tanpa menunggu jawaban dari angkasa

Sesampainya dikamar ia langsung merebahkan dirinya di atas kasur dan merilex kan sejenak fikiran dan emosi nya.

"huffft, kapan ini akan berakhir" ucap Reyhan pelan, lalu ia pun tertidur

Sedangkan disekolah,  Annisa masih setia menunggu di depan gerbang, berharap akan datang sebuah keajaiban yang akan membuat gerbang itu terbuka sendiri.

Konyol! Annisa menggelengkan kepalanya berkali-kali, mustahil!

"huftt, yaudah deh pulang aja" ucapnya pelan lalu pergi sambil menghentakan kakinya di aspal dengan wajah yang cemberut

Akhirnyaa..... Selesai juga!
Jangan lupa vote dan coment sebanyak banyaknya!

telah direvisi



✔️ SEPASANG SAYAP [Telah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang