Dream Eater masih mengingatnya dengan baik. Momen yang menjelaskan kenapa ia bisa meninggalkan 'wujud manusia' dalam dirinya. Hari itu segalanya tidak berjalan dengan baik. Bahkan yang terburuk sejak ia pernah tinggal di ibukota provinsi tersebut. Semuanya berawal dari masalah yang bagi sebagian orang dianggap perkara biasa.
'Aku tidak pernah mencapai apa pun, atau membahagiakan siapa pun. Ibu terus memarahiku selepas pulang sekolah. Hanya karena beberapa coretan merah di hasil ujianku.'
Seorang remaja SMP, tertunduk malu di depan meja yang terdapat secarik kertas putih penuh tinta merah. Kemudian ibunya memukul meja dengan kuat. Kemudian menyobek lembar jawaban ujian tersebut. Amarahnya menggebu-gebu, disertai tatapan mengerikan.
"Tidak ada yang bisa kamu banggakan, anak haram! Seharusnya kamu tidak pernah lahir ke dunia!"
"Aku ...."
"Apa?! Dengan cara apa kamu mau berubah?! Mati saja!"
'Ucapannya benar-benar menyakitkan. Itu tidak sepenuhnya salah mengingat aku memang tidak pernah tahu siapa ayah biologisku. Namun tetap saja tak dapat kuterima.'
'Selanjutnya aku memutuskan untuk pergi. Sejauh mungkin dari Semarang sudah cukup. Melalang buana di dunia liar tanpa satu pun kawan yang bisa kuajak bicara. Hingga tak terasa truk yang kutumpangi ini berhenti di perempatan jalan.'
Lokasinya berada di tengah persawahan luas. Hanya sedikit rumah-rumah penduduk yang terlihat. Akan tetapi di bagian timur terdapat pemandangan lain. Samar-samar pemukiman urban dan pegunungan tinggi menjulang di sekelilingnya, layaknya mengurung tempat itu dari dunia luar. Ia tidak pernah tahu ada tempat seperti itu. Semuanya jelas begitu melihat papan penunjuk arah kota berukuran besar di pinggir jalan. Benda itu memberitahu jarak yang tersisa, tinggal 20 km lagi dari titik yang dituju.
"Reksakarta?" ucapnya sambil terus membayangkan sesuatu di sana.
'Terlihat jelas di balik awan kelabu itu terdapat harapan. Mungkin lebih baik daripada di kota tempatku lahir. Karena itu, aku memutuskan untuk mengembara ke sana.'
Kendaraan yang ditumpangi anak itu terus melaju ke timur. Ia diberhentikan setelah memasuki wilayah suburban kota. Seketika tubuhnya tumbang akibat kelelahan. Masyarakat yang melihatnya menjadi iba dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Usai dirawat, ia ditawari untuk bekerja dengan orang asing di sana setelah mendengar kisahnya yang menyayat hati.
'Beruntung sekali. Ada seorang pengunjung rumah sakit yang entah kenapa tergerak hatinya untuk membantuku. Bahkan dia menyediakan tempat tinggal dan biaya pendidikan selama aku bekerja untuknya sebagai pegawai toko.'
'Ternyata kota ini memang memberikan harapan untukku. Pertama kalinya aku bisa tersenyum lepas. Namun ini tidak berlangsung lama, beberapa hari kemudian tokonya diserang kawanan gangster. Benar, begitu banyak gangster barbar di kota ini bahkan juga bersenjata api. Hari itu mereka menghancurkan semua yang dia miliki. Saat aku berniat membantunya untuk mengejar orang-orang itu dengan menunjukkan kemampuanku, dia malah marah besar dan menganggapku sebagai tukang tenung. Aku diusir dan kembali tidak punya tempat bernaung.'
Pikiran anak itu kembali kacau. Kini ia merasa nasib buruk tidak pernah rela lepas darinya. Tanpa arah, terus berjalan. Hingga ia berhenti di depan bangunan rusak. Tak dapat ditinggali lagi, pikirnya. Namun dengan kemampuan yang ia miliki, tempat itu disulap menjadi layak huni. Tentunya dengan mengorbankan sisa tenaga yang ia punya. Anak itu tak sadarkan diri di pinggir jalan. Kemudian baru mengetahui segala yang terjadi saat di rumah sakit.
'Aku sadar kemampuan ini bisa menghabiskan tenagaku, juga memakan akal sehatku. Meski selama ini aku memang menggunakannya untuk menciptakan dunia ilusi, tempat di mana aku biasanya menangisi kehidupan. Yang mana lebih mudah bagiku daripada harus menerima kenyataan.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales of the Endearing Dolls
Mystery / ThrillerPada hari kelabu di bulan Agustus, Viktor menerima surel dari seorang kenalan sebayanya di dunia maya. Bocah asal Jerman itu diajak untuk saling sapa secara langsung dengan Ilya, setelah sekian lama hanya bersua lewat gim daring populer 'Eternal Sou...