Bab 33: Gaung & Gema

19 0 0
                                    

Kabut tipis menari-nari di antara pencakar langit. Begitu disinari lentera, menjadi hunian terbengkalai, mencekam. Usai kekacauan, tak pernah ada yang pernah naik. Bahkan untuk sekadar berkemas.

Semua orang sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Digerakkan oleh trauma mendalam sehingga melupakannya begitu saja. Mungkin tak akan hilang dalam jangka waktu yang lama.

Mereka bisa saja pergi dan tak akan kembali ke bangunan itu. Beda halnya dengan para petugas, penyelamat, dan pahlawan kesiangan yang suka membual. Berkali-kali harus siap menghadapi apa saja di balik kegelapan.

Meskipun begitu, tenaga mereka bukan untuk ke sana. Ada yang lebih penting di tempat lain. Pada hutan-hutan sunyi, bersama segenap penghuni buasnya.

Sebelum itu Letda Bagas sudah mendapat arahan dari komandan tertinggi di Reksakarta. Bertajuk 'Operasi Celepuk', tiga tim masing-masing berkekuatan dua peleton akan menyisir belukar berikut pepohonan besar. Tempat para perusuh bersembunyi sebelum melakukan serangan selama ini.

Tim Alfa berisi prajurit TNI dari kompi yang sama dengan Letda Bagas. Ditugaskan untuk pergi ke pinggiran plato. Tepat di utara Zona Merah yang berbahaya. Kini tak lagi perlu dirisaukan karena semua kejahatan di sana lenyap semenjak bencana. Untuk sementara waktu.

Tim kedua, Tim Bravo beranggotakan Brimob dari Batalyon C Pelopor. Tugas mereka lebih mudah dan dekat. Hanya wilayah hutan Kanirondo, relatif sempit namun seringkali luput dari pengawasan. Kebanyakan penjarahan dikabarkan datang dari sekitar sini.

Terakhir adalah Tim Charlie, dipimpin langsung oleh Letda Bagas tepat ke jantung hutan Desa Grebegan, jauh di luar kota. Jika mereka tak menemukan apapun di sana, pencarian dilanjutkan pada sekitar giriwarsa. Sungguh ini paling menantang karena pegunungan di sana tak bersahabat sama sekali dengan manusia. Akan memakan banyak waktu, tenaga, serta kesehatan mental. Apalagi jika bertemu monster dari dunia lain juga.

Mau tidak mau malam itu mereka bergerak. Sudah ada laporan dari intel di lapangan selama seminggu belakangan, sehingga target kali ini paling tidak 70% sesuai kenyataan.

Maksudnya, kemungkinan besar memang ada markas anarkis di sana. Beserta seluruh sumber daya mereka, logistik, dan kartu as lainnya. Merupakan prestasi jika berhasil menetralisir sumber masalah tersebut.

Roda rantis melanglang buana pada jalanan aspal. Tak lama lagi medan berubah menjadi setapak dan tanah gembur. Kebetulan tidak ada kubangan berlumpur. Tetapi laju kendaraan masih tersendat oleh puing-puing, sepeda motor rusak di tengah jalan, juga puluhan pohon tumbang. Sepertinya memang sengaja dipasang untuk menjebak siapa pun yang hendak keluar kota.

Tatkala mereka tiba di titik pertemuan, segenap raga turun dan bergegas. Menyerbu cepat pada lokasi yang dituju. Dalam belantara terdapat tenda dan peti raksasa. Kemudian terkonfirmasi sembilan orang sasaran, semua terlihat dikuasai kantuk.

Mendadak terjadi kontak tembak. Musuh lebih dulu menyerang setelah menyadari tengah dikepung.

"Lawan balik! Habisi!"

Akhirnya kilatan saling beradu cepat. Mereka, teroris yang saat itu sedang menunggu titah ketuanya kini binasa begitu saja. Tanpa perlawanan berarti. Mereka sudah kalah akibat terlampau lepas sekaligus tak punya pengalaman. Bahkan tak awas sama sekali di tempat yang seharusnya menjadi keuntungan para gerilyawan.

Tetapi ada satu masalah. Hanya ada delapan jasad di sana. Satu orang berhasil melarikan diri saat semua orang asyik sendiri. Maka Letda Bagas meminta yang lain terus masuk ke hutan. Apa pun yang terjadi orang terakhir di sana harus dilumpuhkan.

Dipimpin langsung oleh sang perwira, berpencarlah pasukan ke segala penjuru. Pasti tidak terlalu jauh. Sedangkan sisi belakang hutan hanyalah tebing curam. Tidak akan mudah untuk naik kecuali dengan berputar lewat timur. Sayangnya pasukan sudah mengepung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tales of the Endearing DollsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang