Alea berlari secepat mungkin dengan napas yang tidak beraturan untuk bisa sampai ke kelasnya karena yang pertama kali mengajar di kelasnya adalah guru bahasa Indonesia yang terkenal killer, bu Ratna. Alea terus berlari tanpa mempedulikan keadaan di sekitarnya, hingga ia menabrak seseorang. Alea pun terjatuh dan meringis, memegang bokongnya yang sakit membentur lantai. Alea sangat kesal mendongak, melihat siapa yang ditabraknya.
"Ganteng banget, Ya Allah!" gumamnya tanpa sadar.
"Jalan enggak cuma pakai kaki, mata juga digunain!" ucap orang itu dengan nada dingin.
Alea yang masih diam pun tersentak dalam hati ia menarik kembali pujiannya atas ketampanan lelaki dingin, seperti balok es, di depannya.
"Gue udah pakai mata buat lihat tadi,"" gumam Alea sewot sembari berdiri menepuk debu di roknya.
Alea semakin kesal dengan lelaki yang ditabraknya karena bukannya mengulurkan bantuan kepada Alea yang jatuh malah berkomentar dingin.
Alea membulatkan matanya saat melihat lelaki yag ditabraknya mendekat. "L-lo mau apa?" Alea menutup matanya saat wajah lelaki itu berada dekat sekali dengan wajahnya.Andra-lelaki yang ditabrak Alea-berbisik dengan dingin tepat di sebelah telinga Alea, "Lo berani sama gue?"
Alea meneguk ludah mendengar nada bicara lelaki di hadapannya. Tak tahan berlama-lama di posisi seperti sekarang, Alea mendorong dada Andra kuat, membuat Andra mundur satu langkah.
"Gu-gue harus pergi."
Alea melanjutkan larinya ke kelas begitu saja tanpa mempedulikan Andra yang tersenyum tipis, penuh makna, menatap ke arah Alea berlari.
***
Bel istirahat berbunyi setelah proses belajar mengajar selama dua jam berlangsung. Khanza merenggangkan kedua tangan, beranjak dari duduknya mengajak Alea pergi ke kantin.
Sesampainya di kantin Khanza segera memesan makanan, bakso dan es teh manis. Sementara, Alea bertugas mencari bangku kosong. Alea duduk di bangku sambil menunggu Khanza membawa pesanan mereka. Tak berapa lama, Khanza datang sambil membawa nampan berisi pesanan mereka."Zha, lo tahu enggak ada cowok ganteng di sekolah kita?" tanya Alea ketika Khanza duduk di hadapannya. Alea masih penasaran dengan lelaki yang ditabraknya tadi pagi.
Khanza diam, berpikir. "Gue tahu beberapa, kenapa lo nanya gitu, Al?" tanyanya penasaran.
"Siapa, Zha?" tanya Alea antusias.
"Andra and the gengs, mereka most wanted sekolah ini."
"Cowok yang agak tinggi, kulitnya putih, terus rambutnya acak-acakan gitu, ada?" tanya Alea sambil mengingat ciri-ciri lelaki yang dia tabrak tadi.
Khanza berpikir, lagi. "Ada! Yang ciri-cirinya kayak gitu sih, Andra."
"Jadi, tadi gue udah nabrak most wanted sekolah?" Alea berbicara sembari menyuap pentol bakso ke mulutnya.
"Apa, Al?! Coba lo ulangi lagi!" pinta Khanza karena ragu dengan apa yang ia dengar.
"Gue tadi pagi nabrak Andra, enggak sengaja sih,""ulang Alea.
"Lo enggak sengaja nabrak Andra? Beruntung banget lo," balas Khanza.
"Beruntung apa? Buntung, iya, bikin kesel, iya!" Alea menusuk bakso di mangkuknya dengan sadis mengingat kelakuan menyebalkan Andra tadi pagi. "Bukannya bantuin malah ngatain orang!"
Khanza terkekeh melihat ekspresi Alea yang terlihat kesal. Khanza meminum es tehnya. "Andra emang gitu, Al. Dia terkenal sama mulut pedasnya. Setiap omongannya nyakitin hati cewek-cewek yang deketin dia," jelas Khanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEANDRA
Teen FictionAlea Sabrina Putri-gadis polos yang manja, tidak sengaja bertemu dengan Andra Putra Pratama-lelaki dingin berkepribadian hangat. Pertemuan pertama yang tidak menyenangkan, membuat Alea kesal setengah mati pada Andra. Namun, siapa sangka pertemuan pe...