ALEANDRA - 20

23.5K 584 79
                                    

"ANDRA! ALEA!"  Kedua remaja itu seolah disiram air dingin yang menyadarkan mereka berdua dari apa yang baru saja mereka lakukan. Andra dan Alea segera menoleh ke arah suara yang meneriakkan nama mereka berdua. Tepat di pintu Alea ada Adi, Letisya dan Dean yang menampilkan ekspresi terkejut sambil mepatap ke arah Alea dan Andra.

Alea segera mengancingkan piyama yang sudah terlepas semua kancingnya dan beranjak dari posisinya, duduk di sebelah Andra.

Adi marah, wajahnya sudah memerah. Ia tak percaya lelaki yang selama ini ia percaya untuk menjaga putrinya telah mengecewakannya. Apa jadinya jika ia beserta istri dan putranya tidak kembali ke rumah untuk mengambil barang Dean yang tertinggal? Alea sudah rusak di tangan Andra.

"Om, saya bisa jelaskan!" kata Andra.

Adi mengeraskan rahangnya. Ia berjalan mendekati dua remaja itu diikuti Letisya dan Dean. Namun, langkah Adi terhenti karena ia menginjak sesuatu. Adi memeriksa apa yang dia injak. Matanya membulat melihat sebuah alat yang sudah tidak asing di matanya dengan dua garis merah di atasnya.

Adi mengambil benda itu. Tangannya mengepal. “Apa maksudnya ini?” tanya Adi dengan nada rendah yang menyeramkan.

Letisya menutup mulutnya tak percaya melihat apa yang dipegang suaminya. Ia menoleh ke arah Alea. Putrinya itu menundukkan kepala. Andra memeluk Alea yang bergetar ketakutan melihat sang papa.

"Alea, ka-kamu, kamu hamil, Sayang?" tanya Letisya memastikan. Ia tak ingin percaya dengan alat yang dipegang suaminya.

Alea menatap mamanya, ia sedih karena telah mengecewakan orang tua dan kakaknya. "Ma, maafin Alea!" Air mata Alea tak dapat dibendung lagi.

Dean yang sudah kehabisan kesabaran segera berjalan ke arah Andra. Ia menarik Andra turun dari tempat tidur dengan paksa.

"Andra!" pekik Alea terkejut saat abangnya mendaratkan satu pukulan di wajah Andra.

Dean beberapa kali meninju wajah tampan Andra. "Lo, berani-beraninya rusak adek gue!"

"Abang, please, udah!" Alea memohon kepada abangnya dengan air mata mengalir. Ia sungguh tak tega melihat Andra babak belur di tangan keluarganya. Alea menoleh ke arah papa dan mamanya. "Pa, Ma, Alea mohon, pisahin Andra dari Abang! Alea sama Andra akan jelasin semuanya!" Alea memohon kepada kedua oranga tuanya.

Adi dan Letisya diam. Mereka sejujurnya tidak tega melihat Alea memohon seperti itu. Namun, mereka kecewa dengan putri mereka juga.

Adi mengepalkan tangannya kuat-kuat lalu membuang napas kasar. "Dean, berhenti!"

Dean menghentikan tinjuannya saat mendengar perkataan papanya. Ia menatap tajam Andra. "Untung Papa suruh gue berhenti, kalau enggak, mampus lo di tangan gue!"

Andra mencoba bangun, badannya sakit semua. Wajah Andra sudah tak berbentuk. Wajahnya memar bahkan sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah.

Alea mencoba mendekat ke arah Andra, namun Letisya menahan Alea. "Ma, Alea mau bantuin Andra. Obatin memar Andra." Letisya menggeleng.

Adi keluar dari kamar Alea. "Kalian berdua turun ke bawah, dan jelaskan!" perintah Adi sebelum benar-benar menghilang dari kamar Alea.

Andra dan Alea duduk di hadapan keluarga mereka. Tadi, Adi dengan cepat menghubungi William selaku orang tua Andra. William sempat terkejut saat melihat kondisi putranya yang babak belur. Mereka berdua seperti berada di sebuah persidangan dengan mereka yang menjadi tersangkanya.

Andra menjelaskan kepada keluarga mereka bahwa ia dan Alea dijebak saat berada di pesta ulang tahun Sarah. Minuman mereka berdua diberikan obat perangsang. Entah takdir atau apa, Andra malah menemukan Alea di sebuah kamar dengan kondisi yang sama seperti Andra dan hal nahas itu tak bisa terelakkan lagi.

ALEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang