ALEANDRA - 13

24.3K 666 26
                                    

Sudah dua hari Alea dirawat di rumah sakit. Sudah dua hari pula, Alea tak bertemu dengan Andra. Rasa rindu yang menggebu, membuat Alea sedih mengingat masalah dalam hubungan mereka. Alea yang melamun dikejutkan dengan kedatangan seorang perempuan.

"Ha-hai, kamu Alea, kan?" tanya perempuan itu agak gugup, mendekati Alea dan meletakkan buah-buahan yang dia bawa di atas nakas.

Alea mengernyit melihat perempuan asing itu.

"Kenalin, nama aku Yana," ucap perempuan itu mengulurkan tangannya.

"Alea," balasnya menyambut uluran tangan Yana.

"Hum, aku pacar abang kamu Dean, lebih tepatnya soon to be," tutur Yana tersenyum lebar menampakkan giginya yang putih berjejer rapi.

Alea melototkan matanya mendengar perkataan Yana. Kaget. Sejak kapan abang punya pacar?

Alea memperhatikan penampilan Yana. Rambut diikat satu, kaus dan celana jin santai tak lupa memakai jaket hitam. Tomboi. Itu yang tergambar dari penampilan Yana. Yana melambaikan tangan  di depan wajah Alea yang terlihat bingung. "Alea?"

Alea tersadar. "Eh, iya, Kak, maaf," jawab Alea kikuk.

"Penampilan Kakak aneh, ya?" tanya Yana melihat penampilannya dari atas hingga bawah.

"Ah, enggak kok, Kak, cuma Alea bingung. Bang Dean, kan sukanya cewek yang feminim bukan cewek tomboy," ungkap Alea meringis. Jujur saja ia merasa tak enak hati dengan Yana.

Yana menghela napas duduk dengan lemas tak bersemangat. Alea yang melihat itu pun menjadi tak tega.

"Abang paling suka cewek yang cara bicaranya lembut," tambah Alea. Berharap bisa mengembalikan semangat Yana karena yang ia tangkap cara bicara Yana itu lembut. "Selain itu, Abang juga suka cewek yang pinter masak, Kak." Alea tersenyum manis ke arah Yana.

Yana meringis dalam hati, mendengar pernyataan Alea tentang tipe idaman Dean. Sangat jauh dari dia. "Gue jauh banget dari tipenya Dean," gumam Yana pesimis.

Alea merasa tak enak hati. "Kakak, lagi pendekatan sama bang Dean, ya?" Alea tersenyum menggoda.

Yana terlihat salah tingkah. Yana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Alea tersenyum lebar. "Alea senang kok punya kakak ipar kayak Kak Yana. Kakak cantik soalnya," jujur Alea.

Pipi Yana merona. "Bisa aja kamu, Dek!"

Yana dan Alea berbicara cukup banyak hal. Alea merasa Yana orang yang menyenangkan dan cocok dengan dia. Terbukti selama pembicaraan mereka ia dan Yana bisa sambung.

Pintu terbuka saat Alea dan Yana tengah asyik mengobrol. Yana dan Alea menoleh ke arah pintu. Seseorang yang tadi mereka bicarakan muncul. Dean. 
Dean terhenti di depan pintu saat melihat seseorang yang tidak asing di matanya duduk di samping sang adik.

"Lo, kok, ada di sini, Yan?" tanya Dean bingung.

Yana gelagapan. Ia tak memperhitungkan jika nanti bertemu dengan Dean saat menjenguk Alea. "I-itu, gue tadi enggak sengaja salah masuk kamar terus kenalan sama adek lo. Iya, gitu," dalih Yana.

Dean mengerutkan keningnya. Bingung. Setahu Dean, Yana tak pernah melihat adiknya, apalagi tahu wajahnya. Bagaimana Yana bisa tahu kalau Alea adalah adiknya?

"Lo bohong, ya?" selidik Dean, curiga.
Yana gelagapan. Ia tak pandai berbohong. Sebenarnya, Yana tahu Dean sering ke rumah sakit karena ia mencari tahu. Ia bertanya kepada teman-teman Dean di BEM dan akhirnya ia nekat mengunjungi Alea.

Alea yang melihat Yana seperti kesulitan menjawab segera menyahuti, "Enggak, Bang! Kak Yana itu tadi salah masuk kamar. Dia kira kamar temannya, terus dia nanya nama aku siapa dan kita kenalan, makanya dia tahu Alea adiknya Abang."

ALEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang