Angin berembus perlahan, namun menyejukkan. Di rooftop sekolah terlihat Andra menyandar di dinding pembatas. Pandangannya menerawang jauh. Di kepalanya berputar kembali pertemuan pertamanya dengan Alea. Di tempat ini. Andra tersenyum tipis mengingat memori indah itu. Suara langkah kaki mendekat, terdengar jelas di telinga Andra. Ia bergeming. Di sekolah, tidak akan ada yang berani naik ke rooftop kecuali dia dan tiga temannya. Rooftop adalah markas mereka.
Rian berdiri tepat di sebelah Andra. "Lo enggak ikut, Ndra?"
Andra menatap Rian sekilas. "Gue nyusul."
Rian menepuk bahu Andra. "Gue percaya lo enggak ngelakuin itu sama Sarah, Ndra." Rian melemparkan senyuman tipis kepada Andra.
Andra menatap Rian dengan kening berkerut. "Kenapa lo bisa percaya sama gue?"
Malam hari di vila Sam yang berada di puncak. Rian berjalan sambil membawa botol vodka menuju dapur. Ia berniat membuang isi minuman beralkohol itu.
"Sayang banget sebenernya kalau dibuang. Tapi, mau gimana lagi, daripada nanti ada hal-hal aneh terjadi dan bikin masalah, mending hindari aja selagi bisa." Rian bergumam sendiri sambil berjalan menuju dapur.
Sesampainya di dapur, Rian melihat Sarah sedang membuat es jeruk yang diminta Sam untuk diminum pemain yang mendapat hukuman. Sarah nampak tersenyum tipis. Rian mengerutkan keningnya. Rian melihat Sarah memasukkan sesuatu ke dalam es jeruk buatannya. Kerutan di kening Rian makin dalam. Apa yang dimasukkan Sarah ke minuman itu?Apa Sarah punya niatan jahat?
Rian menghampiri Sarah. "Lo masukin apa tadi, Sar?" tanya Rian pada Sarah secara tiba-tiba.
Sarah terlonjak. Ia terkejut. "L-lo bikin kaget aja, Yan!" jawab Sarah dengan terbata.
Rian makin curiga. "Lo masukin apa tadi?" tanya Rian sekali lagi karena pertanyaannya belum mendapat jawaban dari Sarah.
Sarah celinguk ke kanan kiri dengan bingung. "Ini, gue tadi masukin ini!" Sarah menunjukkan toples gula kepada Rian.
Rian menatap curiga ke arah Sarah. "Kalau sampai ada hal-hal buruk terjadi, lo yang akan jadi tersangkanya!"
Setelah mengatakan itu kepada Sarah. Rian membuang isi botol vodka dan pergi ke gazebo meninggalkan Sarah yang ada di dapur membuat es jeruk.
Rian menceritakan apa yang dia ketahui sebelum mereka bermain ToD kepada Andra tanpa melewatkan setiap detail yang ia ingat. Rahang Andra mengeras.
Rian menepuk punggung Andra. "Lo yang sabar, Ndra. Gue akan bantu lo selesaiin masalah ini."
Andra tersenyum tipis. Ia berterima kasih kepada Rian yang mau membantunya. Rian mengajak Andra untuk berangkat ke rumah sakit menjenguk Alea bersama-sama. Andra mengangguk, menyetujui.
***
Sesampainya di rumah sakit mereka berenam berjalan menuju meja resepsionis mencari tahu di kamar mana Alea dirawat. Setelah mendapat kamar Alea dirawat mereka semua berjalan bersama-sama menuju ruangan tersebut. Andra menepuk bahu Rian. Ia berkata kalau ingin pergi ke toilet terlebih dahulu dan meminta teman-temannya untuk pergi terlebih dahulu ke kamar rawat Alea.
Khanza mengetuk ruang rawat Alea sebelum masuk ke dalam. Khanza hanya mendapati Alea sendiri di atas ranjang.
"Alea!" seru Khanza saat melihat Alea membaca novel dengan selang infus menancap di punggung tangannya.
Alea menoleh ke arah Khanza. Seulas senyum terbit di wajah Alea. Khanza segera memeluk Alea sambil menangis.
"Lo kenapa nangis, Zha?" tanya Alea disela pelukan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEANDRA
Teen FictionAlea Sabrina Putri-gadis polos yang manja, tidak sengaja bertemu dengan Andra Putra Pratama-lelaki dingin berkepribadian hangat. Pertemuan pertama yang tidak menyenangkan, membuat Alea kesal setengah mati pada Andra. Namun, siapa sangka pertemuan pe...