Alea, Andra, Sam dan Rian sudah berada di halaman depan vila Sam. Mereka sedang menunggu Deon yang memanggil Khanza. Matahari sudah terbit beberapa saat yang lalu. langit biru dan awan putih disertai hawa dingin yang menyegarkan menyambut mereka. Deon berjalan ke arah teman-temannya. Alea mengerutkan keningnya saat tak melihat Khanza bersama dengan Deon.
"Khanza mana, Yon?" tanya Alea.
Deon menoleh ke belakangnya. "It-loh! Ke mana Khanza? Perasaan tadi di belakang gue." Deon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung.
Deon menatap empat temannya. "Kalian duluan aja, entar gue susulin sama Khanza!" seru Deon.
Lelaki itu berlari kembali ke vila, mencari Khanza. Sam memimpin teman-temannya menuju kebun teh yang tak jauh dari vilanya. Setelah berjalan selama sepuluh menit-an mereka akhirnya sampai di kebun teh.
Alea merentangkan tangannya menikmadi udara sejuk di sekitarnya.
Alea menoleh ke arah Andra dengan senyuman lebar. "Sayang, ayo foto berdua!" ajak Alea.
Andra yang melihat senyuman Alea mana mungkin bisa menolak. Ia menoleh ke arah teman-temannya. Rian sudah menghilang entah ke mana, mungkin mencari spot foto, tinggal menyisakan Sam yang berada tak jauh dari mereka.
"Sam! Fotoin!" seru Andra minta tolong.
Sam menggeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi kamera. "Siapin posisi, Ndra!" perintah Sam.
Andra tersenyum, dia merangkul bahu bahu Alea, mengikis jarak di antara mereka berdua. Andra mencium kening Alea. Sementara, Alea memejamkan matanya. Sam terdiam melihat pose Andra dan Alea. Wajahnya berubah datar. Dalam diam dia mengabadikan kemesraan Andra dan Alea. Khanza datang bersama dengan Deon. Khanza berada di punggung Deon. Kenapa? Cerita singkatnya, Khanza sempat berdebat dengan Deon di perjalanan menuju kebun teh. Sampai mereka berkejaran dan mengakibatkan Khanza tergelincir dan terkilir karena merasa bersalah dan kasihan kepada Khanza akhirnya Deon berinisiatif untuk mengendong Khanza di punggungnya hingga mereka sampai ke tempat Alea dan yang lainnya.
Rian melihat Deon dan Khanza datang segera menghampiri keduanya. "Ck, kemarin aja sok musuhan, sekarang main gendong-gendongan aja," cibir Rian.
Deon dan Khanza menoleh ke arah Rian. "Berisik!" seru mereka keras, serentak.
Alea yang mendengar suara Khanza segera menoleh. Dia melihat Khanza digendong oleh Deon. Keningnya berkerut, bingung. Khanza kenapa?
Alea mengajak Sam dan Andra ke arah Khanza dan yang lainnya.
"Zha, lo kenapa?" tanya Alea.
"Tadi dia jatuh terus kakinya kekilir—"
"Kok bisa?" potong Alea. Dia terlihat khawatir. Alea memperhatikan kaki Khanza. Mencari letak sakit Khanza.
"Biarin gue selesai ngomong dulu kenapa, Al," ucap Deon protes.
Alea menyengir meminta maaf.
"Tadi dia jatuh gegara kejar gue," lanjut Deon menjelaskan.
"Masih betah aja digendong Deon, Zha," celetuk Rian dengan nada menggoda.
Sam berdeham. "Gue mencium aroma ada yang bakal jadian nih," tambah Sam.
Khanza salah tingkah. Dia meminta untuk segera diturunkan oleh Deon.
Deon menurunkan Khanza dengan hati-hati. Dia merangkul bahu Khanza agar bisa tegak berdiri. Perilaku Deon membuat Khanza salah tingkah dan memunculkan rona di wajah Khanza.
"Blushing, nih," goda Alea yang melihat rona pipi Khanza bersemu.
Khanza mencebik, "Lo udah berani godain gue, ya, Al." Ia memalingkan wajhnya dari Alea, merajuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEANDRA
Teen FictionAlea Sabrina Putri-gadis polos yang manja, tidak sengaja bertemu dengan Andra Putra Pratama-lelaki dingin berkepribadian hangat. Pertemuan pertama yang tidak menyenangkan, membuat Alea kesal setengah mati pada Andra. Namun, siapa sangka pertemuan pe...