Setelah disuruh keluar oleh Alea, Khanza dan yang lainnya pergi ke kantin. Mereka berniat mengisi perut mereka sebentar sebelum kembali menemani Alea. Perut mereka meronta karena sepulang sekolah belum terisi apa pun. Sam mengikuti rombongan itu tanpa berkomentar apa pun. Ia memilih diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Setelah Khanza dan yang lainnya pergi, tak lama Dean datang. Ia baru saja pulang dari kampus. Tadi, Letisya berpesan kepada Dean agar menjaga Alea karena ia dan Adi ada urusan belum bisa dipastikan kapan akan kembali ke rumah sakit.
Saat di depan ruang inap Alea, Dean mendengar adiknya berbicara dengan seseorang. Dean penasaran. Ia membuka sedikit pintu hingga ia bisa melihat siapa lawan bicara Alea.
Andra. Dean mengerutkan keningnya melihat adiknya menitikkan air mata.
"Aku enggak bisa percaya sama kamu, Andra. Meskipun aku pengin banget buat bohong kalau kamu enggak pernah tidur sama Sarah."
Dean menegang.
Tanpa sadar, ia membuka pintu ruang inap Alea lebar-lebar. "Maksud Alea tadi apa, Ndra?" tanya Dean.
Alea dan Andra menoleh ke arah Dean. Mereka berdua diam. Tak tahu harus menjawab apa.
Dean mendekat ke arah dua murid SMA itu. Ia bukannya tidak paham apa maksud perkataan Alea tadi, hanya saja ia ingin mendengar penjelasan Andra. Sejelas-jelasnya.
"Kenapa lo diem aja, Ndra?" cecar Dean.
Ia tengah menahan diri agar tidak langsung melayangkan tinjunya ke muka Andra karena ia masih memikirkan adiknya yang pasti akan terluka jika ia melukai Andra.
Andra masih diam.
Dean mengepalkan tangannya. "LO BISU, NDRA?!" Nada Dean naik satu oktaf.
Alea menunduk. Ia takut. Ia tak pernah melihat Dean semarah ini. Alea meremas selimut yang ia pakai.
Andra menatap Alea yang terlihat ketakutan. Beralih menatap Dean yang tengah emosi. "Bang, gue mohon jangan bikin Alea takut!" seru Andra penuh permohonan.
Dean menggeram. Andra terlalu berbelit.
"Enggak usah alihin pembicaraan, Ndra!" Deon menurunkan nada bicaranya. Ia juga melihat kalau Alea meremas selimut dengan gemetar.
Andra menghela napas. "Gue akan jelasin, sejujurnya. Tapi, gue mohon dengerin penjelasan gue sampai selesai."
Dean bergumam sebagai persetujuannya. "Jadi, kemarin pa-"
Pintu ruang inap Alea terbuka. Ucapan Andra terhenti. Adi dan Letisya masuk ke dalam ruang rawat Alea. Keduanya tampak mengenakan setelan formal.
"Wah, ada Andra!" seru Adi.
Letisya berjalan ke arah Alea. Kening Letisya berkerut saat melihat Alea terlihat ketakukan dan mata yang berair, seperti habis menangis. "Kamu kenapa, Sayang?" tanya Letisya khawatir. "Apa ada yang sakit?" lanjut Letisya.
Alea menggeleng.
"Ada apa ini, Andra, Dean?" Adi menanyai dua lelaki yang sejak tadi bersama dengan Alea.
Dean mendengus. "Papa tanya aja sama Andra! Dia yang udah bikin Alea nangis." Dean menatap tajam ke arah Andra.
Adi menatap Andra meminta penjelasan. "Ada apa ini Andra?" tanya Adi pada Andra.
Andra menghela napas. Ia menatap Adi dan Letisya bergantian. "Om, Tante, sebelumnya Andra mau minta maaf karena udah buat Alea menangis."
Andra membungkuk meminta maaf kepada dua orang tua Alea.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEANDRA
Teen FictionAlea Sabrina Putri-gadis polos yang manja, tidak sengaja bertemu dengan Andra Putra Pratama-lelaki dingin berkepribadian hangat. Pertemuan pertama yang tidak menyenangkan, membuat Alea kesal setengah mati pada Andra. Namun, siapa sangka pertemuan pe...