Sam mematikan mesin mobilnya. Ia segera turun dan membukakan pintu mobil untuk Alea. Saat mereka sampai, mobil Deon sudah terparkir rapi di halaman rumah Alea. Sam dan Alea segera masuk ke dalam rumah karena merasa tak enak sudah membuat teman-temannya menunggu.
Saat Alea masuk ke dalam rumah, ia disambut dengan pemandangan Deon dan Khanza duduk santai di ruang tengah ditemani beberapa camilan dan minuman. Deon sesekali menganggu Khanza yang sedang fokus di akun media sosialnya. Alea berdeham.
Deon dan Khanza menoleh.
"Pacaran mulu kalian!" seru Alea menggoda Khanza dan Deon.
Deon dan Khanza mencibir. "Lo juga pacaran mulu!" seru Deon tak mau kalah. Dia mengedik ke arah Sam.
Alea berdecak. "Gue mau ganti dulu, ya!"
Alea berjalan ke arah dapur, menemui mamanya. Di dapur, Letisya sedang menyiapkan makan untuk Alea dan teman-temannya.
"Mama buat apa?" tanya Alea.
Letisya menoleh ke arah Alea. "Cuma buat lasagna," jawab Letisya sambil terus memasak. "Kamu kenapa baru pulang?" tanya Letisya.
Alea berjalan ke arah lemari es, mengambil minuman. "Tadi ada urusan di sekolah, Ma."
Setelah minum, Alea berpamitan pada Letisya untuk kembali ke kamarnya. mandi dan berbenah diri. Letisya berpesan agar Alea tidak lama dan segera turun untuk makan bersama teman-temannya.
***
Sarah menyilangkan tangannya di depan dada, menatap lelaki di depannya dengan garang. Ia marah bercampur kesal pada lelaki itu. Sementara lelaki itu seperti tidak memiliki rasa bersalah pada Sarah. Ia tetap melajukan mobilnya membelah jalan raya.
Perut Sarah tiba-tiba berbunyi. Sarah merutuk dalam hatinya. Bagaimana bisa perutnya berbunyi di saat yang tidak tepat?
Lelaki yang sedang mengemudikan mobilnya itu menoleh ke arah Sarah. "Lo lapar?" tanyanya.
Sarah membuang muka lalu mendengus. "Enggak!"
Lagi. Perut Sarah berbunyi, kali ini cukup nyaring dan jelas.Lelaki itu terkekeh. Ia menoleh ke kanan kiri jalan. Mencari restoran atau rumah makan. Kasihan juga melihat Sarah kelaparan. Tak berselang lama, logo salah satu restoran cepat saji terlihat jelas di pinggir jalan. Lelaki itu memutar setir ke arah restoran cepat saji tersebut. Ia menghentikan mobilnya di parkiran. Tanpa mengatakan apa pun, dia turun dan berjalan ke arah sisi pintu Sarah. Membukakan pintu untuk Sarah.
Sarah mendengus. "Enggak usah sok baik sama gue, Rian!" seru Sarah ketus.
Lelaki itu adalah Rian, salah satu teman Andra. Rian tersenyum tipis. Ia memegang dan menarik pergelangan tangan Sarah memasuki restoran cepat saji.
Sarah meronta. "Lepas! Gue bisa sendiri!"
Seakan tuli, Rian terus saja berjalan tanpa mempedulikan rontaan Sarah. Merasa tak ada guna dan buang-buang tenaga, Sarah berhenti meronta. Ia mengikuti ke mana Rian membawanya. Rian memesan burger dan ayam serta float dan es krim. Setelah mendapat pesanannya dia dan Sarah berjalan menuju meja kosong.
Rian dan Sarah duduk saling berhadapan. Rian menyodorkan nampan berisi pesanannya pada Sarah.
"Makan!" seru tegas Rian.
Sarah mendengus. Ia menggeleng, namun perutnya berbunyi lagi. Mukanya sudah merah padam karena malu. Rian mengambil burger lalu membuka pembungkusnya dan menarik tangan Sarah. Memaksa Sarah menerima dan memakan burger tersebut.
Ingin Sarah pergi, namun Rian menahan tangannya dan menatap Sarah dengan tajam. Mau tidak mau Sarah akhirnya menurut. Melihat Sarah makan, Rian menyesap float pesanannya. Ia memperhatikan Sarah dalam diam. Melihat Sarah makan memberikan kesenangan tersendiri untuk Rian. Rian meletakkan floatnya di meja. Ia mencondongkan badannya ke arah Sarah. Satu tangannya bergerak mendekati wajah Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEANDRA
Teen FictionAlea Sabrina Putri-gadis polos yang manja, tidak sengaja bertemu dengan Andra Putra Pratama-lelaki dingin berkepribadian hangat. Pertemuan pertama yang tidak menyenangkan, membuat Alea kesal setengah mati pada Andra. Namun, siapa sangka pertemuan pe...