ALEANDRA - 6

33.3K 985 38
                                    

Alea berlari kecil ke parkiran. Setelah memastikan jemputan Khanza tidak terlihat lagi. Sesampainya di tempat parkir mobil Andra, Alea melihat kiri dan kanan sebelum masuk mobil.
Alea memasang sabuk pengamannya.
Andra menatap Alea dengan bingung sejak tadi, tanpa disadari oleh Alea. "Lo kenapa lirik kanan kiri tadi?" tanya Andra.

"Enggak, apa-apa kok, Ndra." Alea mengembuskan napasnya mengingat dirinya sudah seperti maling yang ingin beraksi.

Andra mulai mengemudikan mobilnya. Suasana di perjalanan mereka terlihat hening, hanya suara musik yang terdengar di dalam mobil. Hingga Andra membuka percakapan.

"Lo ada acara malam ini?" tanya Andra.

Alea menoleh ke arah Andra dengan kening yang berkerut. "Enggak, kenapa?"

Andra tersenyum tipis dengan pandangan masih menatap ke arah jalan raya. "Nanti malam, gue jemput jam enam."

"Lo ngajak gue nge-date?" tanya Alea memastikan.

"Melayat!" ketus Andra.

Alea mengerucutkan bibirnya, kesal, mendengar nada ketus Andra. Berbeda dengan Alea, Andra malah tersenyum tipis saat berhasil mencuri pandang ke arah Alea yang sedang mengerucutkan bibir, terlihat seperti bebek yang terlihat imut di pandangan Andra.
Andra menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berwarna merah. Dia menoleh ke arah Alea. "Jangan dimonyongin gitu bibirnya! Mau gue cium?" goda Andra.

Alea menatap Andra tajam. Bukannya takut, yang ada Andra malah gemas terhadap Alea.

"Sembarangan!" sentak Alea.

Andra tertawa ringan. Alea makin kesal saat melihat Andra menertawakannya. Alea membuang pandangan ke arah luar jendela sambil menyedekapkan kedua lengannya. Andra menarik ujung bibirnya. Satu tangannya mengusap kepala Alea penuh kelembutan. Alea yang sedang menatap ke luar, merasa jantungnya berpacu lebih cepat mendapat perlakuan lembut dari Andra. Lampu lalu lintas sudah berganti warna menjadi hijau, Andra kembali melajukan mobilnya di jalanan.

"Jangan marah sama gue, nanti gue makin suka sama lo, Alea!" kata Andra sambil menoleh ke arah Alea, saat dia rasa jalanan lumayan sepi.

Alea masih belum mau menoleh ke arah Andra karena dia takut wajahnya yang bersemu dilihat oleh Andra dan juga dia takut ketahuan sedang tersenyum malu. Hening kembali menyelimuti mereka. Andra menoleh sekilas ke arah Alea, gadis itu masih menatap keluar jendela.

"Lo beneran marah sama gue? Lo bisa marah sama gue?" tanya Andra memecah keheningan.

Alea menoleh ke arah Andra. "Kenapa gue enggak bisa marah sama lo? Gue manusia bukan malaikat," jawab Alea.

Andra tersenyum mendengar suara yang keluar dari mulut Alea. Dia menoleh ke arah Alea. "Bagi gue, lo bukan manusia tapi bidadari," ucap Andra dengan mengedipkan matanya genit.

"Apaan sih lo, Ndra!" Alea mencubit lengan Andra. Salah tingkah. "Fokus nyetir sana! Awas kalau sampai nabrak!"

Andra meringis merasakan lengannya yang terasa nyeri. "Kecil-kecil gini, tenaga lo super juga, ya!"

"Rasain!" Alea menjulurkan lidahnya mengejek Andra.

***
Bunyi ketukan pintu tidak membangunkan Alea yang sedang berlayar di pulau kapuknya. Semburat oranye telah berganti gelap. Alea masih saja terlihat tidur nyenyak di kasur dengan memeluk boneka beruang kesayangannya sejak sepulang sekolah. Letisya terus mengetuk pintu kuat, hingga Alea tergerak mendengar suara yang mengusik tidurnya. "Alea, bangun, Sayang! Sudah malam! Buka pintunya, Sayang!" teriak Letisya mencoba membangunkan putrinya.

Alea membuka pintu kamar dengan muka bantalnya dan menguap lebar. Kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya. Letisya menggelengkan kepala melihat penampilan anak gadisnya. Seperti orang tidak terurus.

ALEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang