BAB 5

5.8K 925 135
                                    

BAB 4 sudah aku up ya. Silahkan scroll ke atas.

***

Pukul 6 pagi, 3 angkatan sudah berkumpul di depan lapangan parkir CB. Semua mengenakan baju seragam PK dan membawa barang-barang yang sudah disuruh oleh panitia. Renjun datang cukup pagi, padahal ia datang dari rumahnya yang cukup jauh dari kampus tapi pukul setengah 6 ia sudah sampai di titik kumpul.

Ia menghitung jumlah anak-anak dalam kelompoknya, "Kurang satu. Kak Mark belum datang," gumamnya. Matanya mengedar mencari Woojin selaku Komti TIB 3 atau Hendery yang bisa ia tanya.

"KAK WOOJIN!!!" Renjun berseru sambil melambaikan tangannya.

"Kenapa, Ren?" tanya Woojin saat Renjun sudah berdiri didepannya.

"Liat kak Mark nggak? Kelompok jati kurang satu orang, kak Mark," ujar Renjun dengan nada khawatir.

Woojin mengela napas pelan, "Itu anak pasti telat. Kayanya semalam dia begadang deh. Bentar, dek. LUCAS! WOY, CAS!" Woojin berteriak memanggil Lucas yang tampaknya sedang mengobrol.

"APAAN SIH LU?!!" Lucas balas berteriak.

"SINI LU!!!"

Lucas akhirnya menghampiri Woojin dan Renjun, "Kenapa?"

"Mark kemana?!" tanya Woojin tidak santai.

"Telat tuh anak, kesiangan. Tapi udah disusulin sama Hendery kok ke rumahnya," jawab Lucas.

Renjun akhirnya dapat menghela napas lega karena Hendery sudah menyusul Mark.

"Makasih ya, kak! Saya jadi bisa tenang sekarang," ujar Renjun pada Lucas dan Woojin dengan senyumannya.

Woojin sempat menahan napas dan Lucas masih sempat-sempatnya diam membatu karena senyuman Renjun.

"Sadar, bego!" seseorang tiba-tiba datang dan mengusap wajah Woojin juga Lucas dengan kasar, siapa lagi kalau bukan Dejun. Renjun hanya tertawa saja melihat kelakuan kakak tingkatnya.

Lucas hanya bisa tersenyum kecut kemudian menghela napas.

"Lu tuh ya kalau liat yang cakep dikit langsung bengong, pengen gue gampar muka lo!" nyinyir Dejun kesal.

Lucas berbalik, "Eh! Lo kalau cemburu bilang aja dong, jangan ngancam mau gampar muka gue!" seru Lucas.

Dejun mengerenyit jijik, "Amit-amit!" kemudian ia melengos pergi begitu saja.

Renjun memperhatikan kedua kakak tingkatnya yang sedang bertengkar dengan pandangan polos.

Lucas menoleh ke arah Renjun, seketika ia kembali memejamkan kedua matanya lalu menghela napas kesal, "Udahlah, lo jangan imut-imut! Sengsara nih gue, mau meluk nggak bisa karena kita bukan siapa-siapa! Nggak ada hak!" ujar Lucas frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucas menoleh ke arah Renjun, seketika ia kembali memejamkan kedua matanya lalu menghela napas kesal, "Udahlah, lo jangan imut-imut! Sengsara nih gue, mau meluk nggak bisa karena kita bukan siapa-siapa! Nggak ada hak!" ujar Lucas frustasi.

Officially Missing You 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang