BAB 18

2.8K 489 41
                                    

Kalau kalian merasa alurnya lambat, haha memang lambat. Saya berusaha detail tapi nggak bikin satu chapter terlalu panjang. Takutnya kalian bosen baca yang panjang banget.

Saya juga pengen kalian ikut lihat bagaimana si tokohnya dapat mencapai hal-hal yang mereka inginkan satu per satu. Nggak ada percepatan waktu dan saya pengen tetap detail.

Jadi, maaf ya kalau lambat hahaha

Anw, happy 20k viewers and 4k votes and happy reading!

***

Pukul 7 pagi, Renjun berdiri sendirian di Stasiun Bogor dekat dengan ATM center, kebetulan ia habis mengambil beberapa lembar rupiah. Tak banyak yang ia bawa dan semuanya masuk ke dalam tas selempangnya. Ada buku yang di dalamnnya ada rincian perjalanannya dengan Mark, charger, earphone, dompet, parfum dan ponsel yang sekarang ia pegang.

Lima menit berlalu begitu cepat, ia masih menunggu Mark yang belum terlihat batang hidungnya. Sudah dihubungi pun tak ada balasan. Karena lelah menunggu, ia berpindah tempat menuju Indomaret dekat tangga jembatan penyebrangan. Renjun masuk ke dalamnya dan disambut oleh harum aroma roti dan kopi, di dalamnya ada mini cafe yang menyediakan nasi ayam, kopi, roti, donat dan beberapa makanan lainnya.

Seperti biasa jika mampir ke mini market, Renjun akan membeli sekotak susu untuknya dan sebotol kopi instan untuk Mark. Baru seminggu lalu ia berbaikan dengan Mark dan mengizinkan laki-laki itu masuk ke dalam hidupnya, membelikannya sekotak atau sebotol kopi instan sudah seperti kebiasaannya. Mark tidak merasa keberatan karena menurutnya itu adalah bentuk perhatian Renjun padanya.

Ia membayar semua belanjaannya, masker, sekotak susu dan kopi instan lalu keluar dari mini market. Tepat saat ia keluar dari mini market, Mark turun dari jembatan penyebrangan.

"KAK MARK!" Renjun berseru sampai pemuda itu menoleh. Ia berlari menghampiri Mark yang berhenti di depan pintu masuk stasiun.

"Hey, udah lama?" tanya Mark lalu mengusak rambut Renjun dengan lembut.

"Ya lumayan deh, ada duapuluh menit saya nunggu kamu," balas Renjun dengan senyuman tipisnya.

"Maaf ya kamu jadi lama nunggunya. Tadi macet banget, mau langsung?"

"Boleh. Yuk!"

Keduanya berjalan beriringan ke dalam stasiun. Tidak ada hal yang menjadi bahan obrolan keduanya, Renjun menyerahkan sebotol kopi instan pada Mark dan diambil dengan senang hati. Mark menarik Renjun makin mendekat padanya kemudian ia rangkul.

Hari ini akan jadi perjalanan panjang demi suksesnya liburan Mark dan Renjun.

Setelah tap, mereka mencari kereta yang akan dinaikin. Bisa tujuan Jatinegara atau Duri Angke. Mark menggenggam tangan Renjun untuk masuk ke salah satu kereta tujuan Jatinegara. Pagi itu keadaan stasiun sudah cukup ramai karena weekend. Mereka terus menyusuri lorong mencari tempat duduk.

Rumah orangtua Mark berada di di Jalan Petamburan III di daerah Tanahabang. Belum lama orangtuanya pindah ke rumah baru, sebelumnya rumah kedua orangtuanya berada di Cilandak. Dekat dengan kantor Johnny. Setelah pindah, Johnny memilih untuk kost di dekat kantornya dan pulang seminggu sekali untuk menghabiskan liburan dengan kedua orangtuanya.

"Di sini aja, jangan kejauhan," Renjun menahan tangan Mark lalu menariknya sedikit agak duduk di salah satu kursi panjang berwarna maroon. Duduk bersebelahan dan fokus pada ponsel masing-masing. Mereka akan menempuh perjalanan sekitar satu jam duapuluh menit untuk sampai ke Stasiun Tanahabang dan yang Renjun lakukan selama perjalanan adalah tidur. Tidak lupa ia menggunakan masker yang tadi dibelinya supaya tidak ketahuan kalau tidurnya mangap.

Officially Missing You 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang