BAB 25 ➖ END

6.1K 493 53
                                    

Hari pertama di Bali merupakan hal yang menyenangkan bagi Renjun. Pukul 7 pagi, ia sudah mandi dan rapi, siap untuk turun ke dining room hotel. Namun, Mark masih bergelung dalam selimut dengan matanya yang terpejam. Sudah setengah jam ia berusaha membangunkan Mark, namun tak ada hasil. Renjun sangat tahu juga Mark kelelahan karena menyetir semalaman suntuk. Daripada telat sarapan, ia lebih baik membangunkan Mark yang masih tertidur.

"Kak! Ayo bangun! Sudah jam 7 lewat, sebentar lagi setengah 8!" Renjun berteriak sebelum akhirnya memilih untuk duduk di samping ranjang Mark. Ia menatap Mark yang masih bergelung dalam selimut dan malah menggeliat pelan.

"Banguuuun! Nanti kita gak sarapan!" teriak Renjun lagi. Keningnya berkerut jengkel, susah sekali membangunkan kakak tingkatnya. Otaknya kembali berpikir keras harus membangunkan Mark menggunakan cara apa lagi, diteriakin pun sudah tak mempan.

Renjun kembali bangkit dari duduknya, tak perlu waktu lama untuk memikirkan rencana baru. Dalam toilet, ia mengisi gelas kaca untuk berkumur dengan air dingin. Senyum culas terpampang nyata di bibirnya.

"KAK MARK, BANGUUUUN!!!"

BYUR!

Renjun menyiramkan segelas air dingin itu pada wajah Mark yang masih terlelap. Seketika Mark bangun dengan ekspresi panik dan gelagapan.

"MANA BANJIR?!!"

Renjun terkikik geli, "Apaan sih? Mana ada banjir, itu saya yang habis nyiram kakak!" balas Renjun yang berdiri di samping ranjang Mark.

Mark mendesah lega, ia kira tadi itu banjir. "Kenapa, Ren? Aku tuh masih ngantuk!" balas Mark lesu. Ia kembali menelungkupkan wajahnya pada bantal.

"Bangun! Nanti kita telat sarapan!" titah Renjun tak peduli jika Mark masih mengantuk atau tidak. "Jadwal kita hari ini kan mau ke GWK!" lanjutnya.

"Iyaaaa!"

Dengan malas, Mark bangkit dari ranjang dan memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk buang air kecil. Renjun membiarkan Mark sibuk dengan kegiatannya, sedangkan ia menyibukkan diri dengan bermain ponsel. Memanfaatkan WiFi gratis yang ada di hotel. Renjun sibuk melihat instastory teman-temannya yang lain. Ada yang liburan, di rumah saja, berkebun, bermain dengan hewan peliharaannya bahkan ada yang sibuk pindah rumah.

Renjun masih asyik saja sendiri, sesekali ia tertawa sambil menatap layar ponsel. Ternyata ia tengah mencoba berbagai filter instagram sampai tak sadar jika Mark sudah keluar dari kamar mandi. Tipikal cowok sekali atau memang kebiasaan di rumah seperti itu, Mark keluar dari dalam kamar mandi dengan bertelanjang dada, handuk yang digantung di leher, rambut basah dan celana bahan pendek berwarna abu-abu.

Renjun tak mencuri pandang kok tapi memang tak sengaja terlihat oleh matanya. Untung saja ia tak berteriak histeris seperti perempuan, toh ia juga memiliki tubuh yang sama dengan Mark.

"Kak Maaaaark! Pakai bajunya!" Renjun berseru dengan nada mendayu-dayu agar lelaki itu cepat memakai atasannya.

"Iya sebentar, sayang," jawab Mark seraya menoleh pada yang lebih muda.

Renjun berdecih pelan, "Stop! Nggak usah sayang-sayang! Kalau belum ada status, nggak boleh panggil saya 'sayang'!"

Mark tertawa kemudian menggeleng pelan, ia segera memakai kaus polo berkerah berwarna biru gelap. Rambutnya ia usak kembali dengan handuk, tak perlu dikeringkan dengan handuk karena ia menyukai rambutnya yang jatuh karena basah.

"Sisiran dulu sebelum turun," titah Renjun yang kini sudah duduk di atas ranjang sambil menatap ke arahnya.

Mark hanya mengangguk dan melakukan apa yang diperintahkan Renjun. Ia menyisir surai hitamnya di depan cermin full body, sedangkan Renjun mengambil tas kamera, dompet, power bank yang sudah terisi penuh, earphone, kabel USB dan parfum.

Officially Missing You 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang