100 votes 20 comment, baru lanjut
Happy reading!
***
15 menit sebelum ujian selesai, sudah banyak mahasiswa yang keluar dari ruang ujian dan berkumpul di lorong sekadar untuk menunggu teman, mengobrol, ataupun membahas soal yang barusan dikerjakan. Bagi Renjun, membahas soal ujian yang sudah berlalu itu tidak penting. Cukup datang, kerjakan, lupakan. Begitu prinsipnya sejak SMA hingga kuliah. Keluar hampir bersamaan dengan Haechan dan Chenle, mereka turun ke lantai dasar sambil mengobrol.
"Mau langsung pulang nih lo berdua?" Chenle bertanya pada Renjun dan Haechan yang berjalan di depannya.
"Iya nih, tapi gue nungguin Kak Hendery dulu. Dia janji mau antar gue pulang sih," jawab Haechan tanpa menoleh ke belakang.
"Lo, Kak Ren?"
"Saya mau ke alfamart dulu. Ada yang harus dibeli," jawab Renjun lalu mempercepat langkahnya agar sampai di lantai paling bawah.
Chenle dan Haechan mengikuti Renjun menuju Alfamart dekat kampus. Haechan menunggu Hemdery sedangkan Chenle tidak ada kerjaan di kost karena hari ini adalah hari terakhir ujian. Kemungkinan ia besok akan pulang ke Jakarta. Mark dan Chenle sama-sama asli Jakarta, Hendery asli Bandung, sedangkan Haechan dan Renjun asli Bogor.
Renjun berjalan paling depan memimpin Chenle dan Haechan yang ikut berjalan di belakangnya. Ia mendorong pintu Alfamart kemudian beralih mengambil dua buah keranjang. Satu keranjang ia pegang sedangkan keranjang lain ia berikan pada Chenle. Anak itu sampai kebingungan melihat Renjun yang melempar keranjang padanya.
"Eh buset! Santai aja kali, Kak! Mau belanja lo atau mau traktir gue sama Kak Haechan?" tanya Chenle masih dengan mata yang membelalak karena kaget. Haechan ikut berdiri di sebelah Chenle namun matanya fokus menatap Renjun yang sudah berjalan menjauh menyusuri rak-rak minimarket itu.
"Kak, temen lo kenapa sih?" gumam Chenle pelan dan hanya mendapat gedikan dari Haechan. Ia berjalan lebih dulu untuk menyusul Renjun kemudian diikuti Chenle.
Renjun berdiri di sebuah rak obat-obatan sambil memegang keranjang dan catatan serta pulpen di tangannya. "Tolong dong kamu coret apa yang udah masuk ke keranjang," ujar Renjun sambil menyerahkan catatan dan pulpennya pada Haechan.
"Apa lo nggak kenal sama aplikasi memo di HP?" tanya Haechan sarkas tapi ia tak juga menolak permintaan Renjun.
"Saya nggak nulis daftarnya di ponsel," jawab Renjun enteng kemudian ia mengambil sebotol kecil kayu putih, betadine, kasa, kapas ukuran kecil, alkohol dan satu kotak tolak angin.
Haechan sibuk mencoret apa saja yang Renjun masukkan ke dalam keranjangnya. Chenle masih bengong, ia menatap Renjun yang begitu cekatan memasukkan banyak obat-obatan ke dalam keranjang.
"Lo mau kemana sih, Kak? Mudik lo? Kan lo orang Bogor, saudara juga ada di Bogor semua," tanya Chenle yang akhirnya menyuarakan rasa penasarannya.
"Saya mau pergi cukup lama. Seminggu sih, jadi harus ada persiapan kan?" Renjun mengambil beberapa vitamin dan satu strip obat diare kemudian berbalik untuk menatap Chenle. Ia memberikan senyum tipis kemudian berlalu.
"Dih? Udah kaya ibu-ibu pejabat aja senyumnya kaya gitu. Sok bijaksana banget," Chenle mencibir dengan kening berkerut dan Haechan sibuk cekikikan.
"Udah ah, lo komen mulu. Ikutin aja dia mau ngapain."
Chenle mendengus kemudian berjalan mengikuti Haechan yang sudah meninggalkannya. Keranjang yang dibawa Renjun sudah mulai penuh. Ada obat, beberapa peralatan pembersih mulai dari sampo, sabun cuci muka, pasta gigi. Ada beberapa makanan instan dan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Officially Missing You 📌 MarkRen ✔️
ФанфикDimatamu itu hanya ada Haechan, tanpa mau melihat saya sedikit pun. Saya tau, saya tidak semenarik Haechan dan harusnya saya juga tau diri untuk menyukaimu. Tapi hati siapa yang tau? Saya hanya bisa memandangmu dari jauh sambil sesekali berkata "I m...