"Der, yang barusan itu anak TIB?" tanya Mark dengan kening berkerut heran.
Hendery menoleh kemudian mengangguk, "Lah emang anak TIB. Si Lele," jawab Hendery.
"Bukan Lele, gue kenal kalau dia. Yang satunya lagi, serius dia anak TIB?" tanya Mark lagi.
"Iya, Mark! Dia anak TIB 2, teman sekelas Jaemin, Jeno, Haechan, Lele!" jawab Hendery.
"Anjir gue kira dia anak komunikasi. Sumpah, mulus terus bening gitu. Agak nggak mungkin kalau dia mahasiswa TIB. Padahal gue sering lihat di seliweran di Lab Kuljar," ujar Mark heboh.
"Makanya jangan Haechan mulu yang lo liatin! Injun segitu beningnya nggak keliatan," ledek Hendery kemudian menoyor kepala teman sekelasnya.
"Sialan! Namanya siapa? Enjun?" tanya Mark dengan wajah bodohnya.
"Namanya Renjun, dipanggilnya Injun tapi kalau Renjun juga nggak apa-apa. Cuma anak kelas lebih sering manggil dia Si Imut. Ya karena Injun emang seimut itu," jawab Hendery.
"Pantesan kalian kalau di grup kelas suka nyebut-nyebut Si Imut, ternyata Renjun. Akhirnya gue paham," Mark teryawa sumringah. Akhirnya ia tidak merasa bodoh lagi kalau sedang membaca obrolan di grup kelas, apalagi kalau ada kata-kata Si Imut.
"Nanti lo ikut Tebaran nggak?" tanya Hendery pada Mark. Soalnya tahun lalu Mark absen dari acara tahunan itu.
"Ikutlah! Haechan aja ikut, masa gue nggak," Balas Mark sambil tertawa.
Hendery hanya mendengus, "Bucin banget, najis!" kemudian ia bangkit dari duduknya.
"Mau kemana lo?" tanya Mark.
"Mau ke kantin, nemuin Si Imut," balas Hendery kemudian pergi begitu saja. Mark hanya menatap kepergian Hendery dengan pandangan datarnya.
Hendery memang dekat sekali dengan Renjun, terkadang banyak orang yang bilang kalau mereka berdua pacaran padahal tidak sama sekali. Keduanya saling memiliki dalam konteks yang berbeda. Hendery menganggap Renjun adik kecilnya karena ia anak bungsu dan Renjun menganggap Hendery sebagai kakaknya karena ia anak tunggal.
Mereka sering makan berdua di kantin, jalan-jalan sampai posting foto di Twitter dan Instagram. Hendery tahu betul kalau Renjun ini sangat menyukai Mark dan ia tutup mulut soal ini walaupun Mark termasuk temannya.
Siang itu, Hendery pergi menemui Renjun di kantin kampus untuk membahas soal acara Tebaran Benih.
"Kamu kenapa tadi ke kelas? Aku kira bakalan lele sama haechan yang ngumumin," ujar Hendery heran pada Renjun yang sudah duduk didepannya.
Renjun tersenyum kecil kemudian menjawab, "Aku diajak sama Lele terus disuruh juga sama Nana. Katanya biar bisa modus lihat Simba."
Hendery menghela napas kemudian menggeleng, "Tapi Simba suka Haechan. Teman kamu loh, apa nggak cemburu?" tanya Hendery tanpa mengalihkan pandangannya dari Renjun.
Lagi-lagi Si Mungil hanya tersenyum kemudian tertawa, "Loh aku kan cuma suka aja. Aku nggak berharap Simba bakalan balas perasaan aku. Aku nggak masalah kalau dia mau jadian sama Haechan, silahkan. Mereka juga udah dekat dari Haechan semester satu kan?" Renjun membalas ucapan Hendery tak kalah santai.
"Ya tapi aku yang nggak tega sama kamu, Ren," Hendery menatap Renjun dengan pandangan sendunya.
"Nggak apa-apa. Nanti kalau mereka jadian, aku cari lagi yang lain," Renjun berujar seraya tersenyum teduh pada kakak tingkatnya ini.
Terkadang ucapan Renjun yang berkata bahwa ia baik-baik saja itu tidak dapat dipercaya. Hendery tau adiknya ini terluka, hanya lewat tatapan matanya saja ia sudah tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Officially Missing You 📌 MarkRen ✔️
FanfictionDimatamu itu hanya ada Haechan, tanpa mau melihat saya sedikit pun. Saya tau, saya tidak semenarik Haechan dan harusnya saya juga tau diri untuk menyukaimu. Tapi hati siapa yang tau? Saya hanya bisa memandangmu dari jauh sambil sesekali berkata "I m...