"Lo udah ikhlasin Mark?" tanya Hendery yang membuka obrolan di antara keduanya selain topik soal mau makan apa, mau minum apa dan mau kemana lagi.
"Ya kan baru juga dilepas, belum ada 3 hari. Aku kadang masih rela nggak rela tapi Kak Mark lebih pantas buat bahagia sama orang lain," balas Haechan sambil tersenyum tipis. Matanya menatap lantai sebuah mall besar di kawasan Kota Bogor.
Hendery melirik Haechan sekilas kemudian kembali fokus pada langkahnya.
"Mark suka sama Renjun, lo tau?" tanyanya lagi dan diangguki oleh Haechan.
"Aku tau, Kak. Aku yang bikin dia nangis waktu di villa pas Tebaran bukan Kak Mark. Dia nggak tau apa-apa," lagi-lagi Haechan tersenyum tipis, "Kakak tuh salah nonjok. Harusnya Kak Hendery nonjok aku bukan Kak Mark," lanjutnya lagi seraya tertawa.
"Lo bilang apa sama Renjun?" tanya Hendery penasaran. Topiknya mulai menarik, banyak hal yang ternyata tak ia tau.
"Nanti aja aku ceritaknnya. Kakak beli dulu kue yang kakak mau, baru nanti ke atas terus duduk di food court," titah Haechan dan mendorong bahu Hendery agar berjalan lebih dulu.
"E-eh?! Tapi janji ya lo ceritain semuanya?!" seru Hendery saat Haechan terus mendorong punggungnya agar berjalan lebih cepat.
"Iya!"
Hendery membeli slice red velvet cheese cake dan tentu saja ia membelikannya juga untuk Haechan tetapi dengan rasa yang berbeda. Jika Hendery red velvet cheese cake, maka Haechan dapat black forest. Sengaja dibelikan yang berbahan dasar cokelat karena cokelat bagus untuk menaikkan mood.
"Mau langsung ke atas aja?" tanya Hendery yang sudah dengan tentengannya.
"Boleh, tapi mampir dulu ke Fore deh. Mau beli kopi," jawab Haechan lalu berjalan lebih dulu.
Hendery hanya mengiyakan kemudian berjalan mengikuti Haechan dari belakang. Sejak Dejun membocorkan rahasia jika Haechan tidak menerima Mark walaupun sudah 4 kali ditembak, memunculkan banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Mark itu seorang Leo, jika mencintai seseorang ia akan sangat-sangat cinta alias bucin. Sudah sebucin itu Mark pada Haechan tapi tetap tidak diterima. Sebetulnya ada apa?
Keduanya sampai di area food court mall dan segera Haechan berlari untuk mencari kursi kosong.
"Kak! Sini aja!" Haechan melambaikan tangannya saat ia sudah menempati sebuah meja dan kursi panjang kosong. Karena itu hari Senin dan belum jam pulang kerja, mall masih sepi.
Hendery menghampiri Haechan yang sudah duduk. "Jadi ke Fore?" tanya Hendery yang ikut mendudukkan diri di depan Haechan.
"Jadi! Ini mau ke sana, aku titip tas deh ya, Kak?" ujar Haechan yang mengambil domper dan ponselnya.
"Iya, nggak usah beli makanan. Gue tadi beliin lo black forest," sahut Hendery sebelum Haechan berlalu.
"Uuuuu so sweet sekali, oke deh. Bentar ya, Kak," balas Haechan baru melesat pergi.
Hendery mengeluarkan botol air mineralnya yang selalu ia bawa kemanapun. Di mobil juga selalu ada satu botol air mineral. Ia tidak bisa tidak minum. Dalam satu hari, Hendery bisa menghabiskan 5-6 botol air mineral 600 ml. Positifnya bibir Hendery lembab dan kulitnya cerah. Negatifnya, ia beser tak tau waktu.
Saking seringnya minum, saat ujian pun ia sempat-sempatnya beser sedangkan peraturannya adalah dilarang meninggalkan ruangan kecuali mendesak. Walaupun ia dalam kondisi mendesak, pengawas tetap tidak memberinya izin untuk keluar ruangan. Miris, ia harus menyelesaika ujiannya terlebih dahulu dengan tangan tremor dan wajah pucat. Setelah selesai, ia segera mengambil beberapa lembar tisu dan membawa kertas ujiannya ke meja pengawas. Setelah itu melesat menuju toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Officially Missing You 📌 MarkRen ✔️
FanficDimatamu itu hanya ada Haechan, tanpa mau melihat saya sedikit pun. Saya tau, saya tidak semenarik Haechan dan harusnya saya juga tau diri untuk menyukaimu. Tapi hati siapa yang tau? Saya hanya bisa memandangmu dari jauh sambil sesekali berkata "I m...