BAB 14

3.9K 549 47
                                    

Duduk berdua saling berhadapan di meja kantin Prima dengan kondisi yang lebih dari sekedar baik merupakan hal yang tak disangka-sangka oleh Mark. Ia dan Renjun akhirnya berdamai dan secara langsung pemuda itu sudah mengizinkannya untuk masuk ke dalam hidupnya.

Perpaduan antara makanan, Renjun dan pipinya yang menggembung karena terlalu banyak makanan yang masuk adalah salah satu favoritnya. Mark itu kalau gemas biasanya kalau tidak mencubit ya mukul. Anarkis memang.

"Gemas banget, kalau aku cubit marah nggak?" pertanyaan bodoh itu terlontar dari mulut buaya TIB 3 kelas praktikum A1.

Renjun yang sejak awal fokus makan kini mendongak. Ia menatap kakak tingkatnya dengan pandangan aneh. Siapa juga yang tidak marah jika dicubit? Pertanyaan aneh macam apa sih?

"Ya marahlah. Saya paling nggak suka diganggu apalagi dicubit," balas Renjun ketus lalu kembali melanjutkan acara makannya.

Walaupun pemuda di depannya ini sudah terang-terangan bilang jika ia menyukai Mark tapi Renjun tetaplah Renjun. Ia akan tetap ketus dan formal sekalipun yang diajak biacara itu Mark.

Mark tidak membalas ucapan Renjun, ia hanya diam sambil menipiskan bibirnya. Matanya mengitari seisi kantin yang masih ramai padahal sudah jam pulang kuliah.

"Sebentar lagi UAS lalu libur panjang, kamu ada acara saat libur panjang?" kali ini Renjun membuat suaranya. Mark sambil melongo karena pertanyaan Renjun seakan-akan sedang mengajaknya berkencan, eh! Maksudnya jalan-jalan.

Mark menggeleng, "Enggak sih, kayanya di rumah aja. Soalnya mulai persiapan bikin proposal magang," jawabnya dengan kening berkerut, "Kenapa?"

"Pergi yuk!"

Cukup 2 kata dan itu sudah membuat Mark terkejut sampai tak bisa berkedip selama 20 detik. Iya, dia memang lebay.

"Berkedip!" Renjun menepukkan kedua tangannya di depan wajah Mark baru setelahnya lelaki itu berkedip.

"Ke-kenapa kamu ngajaknya tiba-tiba?" Mark bertanya dengan gugup. Rasanya aneh saja, ia seperti ... Melihat sosok renjun yang lain.

"Ya nggak apa-apa sih, kan kamu katanya pas masuk semester akhir bakalan sibuk. Bikin proposal, urus administrasi, magang 3 bulan, semhas, nyusun TA, sidang, revisi, upload TA di repositori, yudisium, wisuda. Kamu pasti nggak akan ada kata libur, makanya saya ngajak liburan," jelas Renjun.

"Oh, emangnya kamu mau kemana dan sama siapa?" tanya Mark penasaran. Ia membuka tutup botol air mineralnya dan segera meneguknya.

"Kepikiran ke beberapa tempat sih. Yogya, Bali, Malang," Renjun menyebutkan destinasi wisata mereka dengan penuh semangat. Mark tertawa pelan saat melihat yang lebih muda begitu antusias sampai matanya berbinar.

"Pilih satu aja, kalau trip ke banyak kota takutnya kamu capek. Aku juga sama."

Yang lebih muda menganggukkan kepalanya. Benar juga apa kata Mark, tapi kemana ya?

"Kamu tuh punya rencana apa sih sebetulnya, Ren?" tanya Mark yang membuat Renjun mendongak.

"Saya ada rencana mau pergi liburan sih. Maunya trip sendirian aja tapi kadang saya payah soal arah dan peta. Makanya mau ngajak orang lain dan saya ngajak kamu," balas Renjun dengam pipi yang sedikit merona.

Sudut bibirnya tertarik melihat rona di pipi yang lebih muda, "Oh jadi aku cuma pelengkap ya? Huhu sedih amat," Mark berpura-pura sedih sambil mengusap ujung matanya.

"Nggak gitu! Emang murni saya mau liburan sama kamu kok," tukas Renjun dengan suara yang makin mengecil di akhir.

"Hmm gitu ya? Baru jujur soal perasaan, nggak ada hubungan apa-apa tapi ngajak liburan bareng. Berdua doang lagi, menarik," lagi-lagi Mark menggodanya. Jangan lupakan wajahnya yang menyebalkan.

Officially Missing You 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang