BAB 10

5K 736 57
                                    

Hendery menatap laki-laki yang lebih muda di depannya. Ia membelikan susu kotak yang baruㅡkarena Haechan tidak mau meminum susu kotak yang diberikan oleh Mark dan berakhir Hendery yang meminumnyaㅡdan sebuah roti keju. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan mereka berdua masih betah duduk di kantin kampus yang sudah tutup kecuali warung di samping kantin.

"What do you feel? Better?" tanya Hendery yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Haechan. Wajah itu masih sembab karena terlalu banyak menangis.

"Pulang sama siapa? Dijemput atau sendiri?" tanya Hendery lagi. Kali ini Haechan menatap kakak tingkat yang duduk di depannya.

"Sendiri," Haechan menjawabnya dengan pelan.

"Naik apa?" tanya Hendery lagi lalu menyedot susu kotaknya sampai habis.

"Angkot," jawab Haechan.

Hendery membuang kotak susu kosong ke dalam tempat sampah lalu bangkit dari duduknya, "Ayo pulang! Gue anter lo sampai rumah," Hendery mengambil tasnya dan menyampirkannya pada pundak kanan.

"Nggak usah, kak!"

"Nggak ada penolakan, udah malam juga. Lo lagi beler gitu, malu kalau naik angkot," jawab Hendery sambil tersenyum lebar.

Haechan berdecih, "KAK! JASNYA KETINGGALAN!" serunya sambil membawa jas milik Hendery dan berlari menyusul si pemilik jas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan berdecih, "KAK! JASNYA KETINGGALAN!" serunya sambil membawa jas milik Hendery dan berlari menyusul si pemilik jas.

Keduanya berjalan menuju area parkir CB beriringan. Dengan Hendery yang hanya mengenakan kemeja putih lengan panjang, celana bahan hitam dan pantofel serta tas yang menggantung di pundaknya sedangkan Haechan mengenakan kaus putih dengan dibalut sweater biru dongker dengan celana bahan hitam tak lupa ia memeluk jas milik Hendery.

"Lapar nggak?" tanya Hendery pada Haechan yang berada di sebelahnya.

"Kakak lapar?" tanya Haechan balik.

"Lah gue nanya lo, kok lo malah nanya balik?" Hendery mendengus pelan.

"Lapar sih, udah jam segini. Biasanya aku jam segini udah makan malam," jawab Haechan sambil melirik jam tangannya.

"Yaudah makan dulu, BK ya? Mau nggak?" tawar Hendery dengan wajah sumringah.

"Eh?! Nanti aja aku makan di rumah," tolak Haechan halus.

"Gue yang traktir. Yuk!"

Tanpa aba-aba, Hendery menarik tangan Haechan agar berlari bersamanya menuju lapangan parkir. Haechan menatap tangannya yang digenggam oleh Hendery begitu erat kemudian ia tersenyum tipis. Makasih udah hadir, kak. Aku nggak tau bakalan kaya apa kalau kakak nggak datang tadi, batinnya.

Hendery itu terkadang membawa mobil ke kampus, kadang motor. Ya tidak tentu juga, terserah dia mau bawa apa. Lagipula Hendery anak orang mampu kok, orangtuanya punya usaha dan kakaknya seorang influencer. Hendery dan Haechan berjalan beriringan menuju lapangan parkir yang berbeda dari lapangan parkir motor. Lapangan parkir untuk mobil berapa di sebelah gedung kampus CB, mereka harus menyebrangi jalan yang memisahkan antara gedung kampus dengan lapangan parkir motor untuk dapat masuk ke area gendung kampus.

Officially Missing You 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang