Dunia yang Sempit

380 42 52
                                    

Hal yang pertama kali dipikirkan Ringo soal Barong Garuda adalah Guild yang dibayar Elric Thohir agar menjadi 'wajah' Indonesia dalam Wyburn Online. Yang berarti dia pasti mengeluarkan banyak uang agar Guild dengan logo garuda berdada barong yang satu ini menjadi Guild adidaya Indonesia.

Jadi, melihat markas Guild tersebut tak semegah perkiraannya, ia hanya bisa kecewa.

Sebuah mansion berlantai tiga dengan desain merah-putih. Pada kedua sisi bangunan itu terdapat bangunan dengan bentuk seperti kastil dalam catur. Sebuah senter raksasa seperti yang ada dalam mercusuar berputar-putar tanpa mengeluarkan cahaya sedikitpun. Di atas bagian tengah bangunan itu, terdapat satu-satunya hal yang bisa dikatakan megah oleh Ringo: sebuah menara jam ala Big Ben. Lonceng yang segera berdentang ketika ia memijak bagian dalam bangunan Guild Barong Garuda membuatnya yakin kalau lonceng tadi ada agar membuat pihak tamu merasa tertekan.

Ringo bisa tertekan, tapi jam dengan lonceng malah membuatnya semakin bersemangat mempermalukan yang punya Guild.

Bagian dalamnya terlihat tidak jauh berbeda. Setiap dinding masih dipenuhi merah-putih. Bahkan lantainya dibuat dengan motif catur dengan warna merah-putih. Lobinya, disisi lain, terlihat cukup sederhana. Seperti lobi hotel bintang dua tapi dengan sebuah bendera merah-putih pada tiap sudutnya. Ringo menghela napasnya. Elric Thohir, atau siapapun itu yang mendesain ruangan ini, memiliki patriotisme yang pasti membuat Soekarno bangga.

"Selamat datang di Sarang Garuda. Ada yang bisa saya bantu?"

Owen menyiku tangan Ringo. Si Acolyte memandang ketua Guild-nya dengan tatapan kebingungan.

"Bro," katanya. Meskipun Owen tahu kalau dia adalah White Dictator, dia tidak bertingkah seperti fans fanatik seperti fans-fans... oke, terserah kalian ingin menganggap fans apa yang fanatik. Malah, Owen malah bersikap lebih bersahabat dengannya, meski si pengendali waktu sempat memanggilnya 'Mastah'.

Fitur Blacklist benar-benar sangat membantu.

"Ya?" balas Ringo santai.

"Mereka punya lobi, bro."

"Terus?"

"Kita gak punya."

"Bangunan aja gak punya."

"Kita miskin banget ya bro."

Disitulah Ringo sangat berkeinginan untuk menonjok sesuatu. Tapi disitu jugalah kesabarannya diuji. Sudah lama dia tidak bermain game, sudah lama juga dia tidak bertemu dengan orang berotak kurang ajar. Meski ini pertama kalinya ia mau jadi bawahan pemain seperti itu.

Resepsionis Barong Garuda, NPC tentu saja (emang ada orang main game untuk magang perhotelan?), hanya bisa menatap sepasang pria yang berbeda bagai siang dan malam itu dengan senyum terpaksa. Untung saja pria yang waras, Ringo tentu saja, langsung mengutarakan keinginan mereka.

"Kami dari Guild Forgotten ada pertemuan dengan pemimpin Barong Garuda." Selayaknya diberi pencerahan oleh Tuhan, wajah si resepsionis langsung tersenyum senang sembari... mengetik sesuatu. Dengan keyboard sihir yang muncul menggunakan suatu alat khusus. Wajah Ringo langsung masam tingkat dewa.

"Owen?"

"Hmm?"

"Setuju, bro. Kita miskin banget."

...

Sonia Ululia adalah budak dari sang Acolyte Ringo.

Sonia Ululia adalah seorang Rogue yang dengan senang hati akan melaksanakan segala misi yang cocok dengan Job-nya.

Sonia Ululia, seorang AniOwl yang masih penuh dengan jiwa masa muda, benar-benar ingin berpetualang dan memburu monster.

Wyburn Online: The First SupportTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang