"Kau hanya tidak tahu bagaimana sulitnya menjadi diriku. Yang harus terus berusaha untuk bisa terlihat biasa biasa saja saat berada didekatmu"
--Choi Lia--
"Ayo, Li! Perutku sudah demo dari tadi" ucap Jaemin yang kemudian membuka sabuk pengamannya untuk turun dari mobil
Mereka berdua pun kini berjalan masuk berdampingan menuju sebuah restoran sederhana di pinggir jalan.
Meski terlahir dari keluarga yang kaya raya,
Lia dan Jaemin tidak pernah mempermasalahkan di mana seharusnya mereka makan rupanya
Mungkin kehidupan yang sederhana sudah tertanam di dalam jiwa mereka sejak kecil.
Jadi sampai dewasa pun,
Sikap rendah hati kehidupan yang sederhana selalu melekat pada sikap mereka.
"Li! kenapa kau memesan banyak sekali makanan? Memangnya kau kuat menghabiskannya?" tanya Jaemin yang protes saat pelayan yang tadi mencatat semua pesanan Lia baru pergi
"Sudah diamlah, Na! Kau telah banyak kehilangan berat badan mu! Dan aku tidak suka dengan tampangmu yang kurus seperti manusia kurang gizi"
"Eh, dari mana kau tahu aku—"
"Kita bukan baru berkenalan tadi, Na. Dan aku tentu tahu apapun yang menyangkut tentang dirimu"
"Lihatlah! Semenjak tinggal dia Amerika, kau sudah kehilangan banyak berat badanmu pasti. Kenapa huh? Kau sedang dalam program diet untuk menjadi idol?"
"Ha? Untuk apa aku harus berlelah lelah melakukan itu? Jika penghasilan keluargaku lebih dari cukup walaupun aku hanya menjadi bagian yang membuang uang"
Lia menggeleng kan kepalanya tak habis pikir oleh otak dangkal manusia di hadapannya ini
Namun belum terhitung tiga detik setelahnya,
Reaksi Lia langsung berubah drastis menjadi kaget seketika.
Kedua bola matanya pun bahkan ikut membulat dengan sempurna sekarang.
"Na, kau tidak memakai narkoba kan?"
Baru saja pertanyaan itu melayang,
Pukulan pelan malah langsung mendarat di jidat mulus milik Lia sekarang.
"Enak saja! Kau pikir orang yang peduli pada kesehatan sepertiku akan melakukan hal bodoh semacam itu huh?"
Lia lalu tertawa pelan kala matanya sudah berhasil menangkap wajah kesal Jaemin karenanya.
Lagi pula,
Lia tentu percaya pada Jaemin.
Jika pria itu tentu tidak akan pernah mau berbuat nakal sejauh itu.
"Lagi pula, Li. dibandingkan dengan narkoba, aku malah lebih tertarik pada hal lain" ujar Jaemin sambil memajukan badannya ke depan.
Lia yang merasa mulai tertarik serta penasaran dibuatnya pun kini akhirnya ikut mencondongkan badannya ke depan pada Jaemin
"Hm? Apa?" tanyanya dengan nada yang pelan dan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me [END]
Random⚠️WARNING⚠️ -Wajib follow akun author sebelum membaca! -Usahakan tinggalkan jejak setelah membaca! -Plagiator? Jauh jauh lah ya! -Cerita murni hasil pemikiran saya! Selalu bersama selama bertahun tahun lamanya tidak menghilangkan kemungkinan bahwa...