"Aku tahu. Seharusnya, aku tidak merasa kesal bahkan sakit ketika harus melihatmu tertawa dan bahagia bersama yang lain"
--Choi Lia--
Di pagi hari yang cerah ini,
Seorang wanita yang terlihat sudah siap dengan atribut lengkap sekolahnya itu kini terlihat sedang menuruni tangga rumahnya dengan santai nan beraturan.
Kedua tangannya ia gunakan untuk mengikat rambut setengah panjangnya yang tadi terurai sehabis sisiran
Mungkin Lia lelah jika rambut lembutnya yang sudah mulai panjang itu tetap ia biarkan tergurai sepanjang hari.
"Mom Lia berangkat du—eh? Luke?" kaget Lia
Dari awalnya ia menuruni tangga,
Pandangannya memang tidak pernah lepas untuk memandang ke arah bawah, di mana kedua kakinya tengah melangkah dengan hati hati.
Sehingga,
Kehadiran siapapun di rumahnya tidak terlalu ia sadari ketika itu
"Sudah siap?" sapa Lucas begitu telah melihat Lia yang sudah menampakkan dirinya sekarang
"Perasaan kau tidak mengajakku untuk berangkat bersama kemarin. Kenapa kau sekarang ada di sini?" tanya Lia sambil mengambil satu buah apel untuk ia masukkan ke dalam mulutnya yang mungil itu
"Memangnya apa yang salah jika aku ingin berangkat ke sekolah bersamamu tanpa memberi atau mengabarimu dulu?"
Lia sudah membuka mulutnya lebar lebar,
Seolah tengah akan membalas perkataan Lucas padanya ini,
Namun lagi lagi upaya nya itu harus terhentikan karena pria itu sudah lebih dulu kembali angkat bicara
"Oh iya, tadi juga mom sudah izin pergi ke rumah temannya sebelum kau turun, dia sudah menitipkanmu padaku. Jadi ayo kita langsung berangkat!"
"Tapi, Luke! Lain kali jika mau berangkat bersama setidaknya beritahu aku dulu" ujar Lia yang mengikuti langkah Lucas menuju ke luar rumah
"Memangnya kenapa? Kau mau menyiapkan alasan untuk menolak ajakan ku begitu?" tebak Lucas asal
"Bukan begitu! Kalau nanti aku sudah berangkat atau sedang tidak berangkat sekolah bagaimana? Aku hanya kasihan padamu, nanti kau harus bolak balik jadinya"
"Iya, sayang"
Dek!
Lia menghentikan langkahnya.
Kedua bola matanya kini langsung menatap tajam Lucas yang sekarang malah ikut menghentikan langkahnya
Panggilan yang Lucas katakan pada Lia tentu tidaklah pas dan pantas,
Mengingat,
Hubungan mereka hanyalah sebatas teman saja sekarang.
Tidak lebih seperti dulu.
"Lia, namaku Lia" tegasnya
Lucas menghela nafasnya, seraya tersenyum tipis kala Lia kini telah kembali memperingatinya.
"Iya aku tahu, namamu memang Lia. Jika Yeji, itu baru nama temanmu" canda Lucas
Lia terdiam sejenak.
Candaan Lucas tidak ada lucu lucunya untuk sekarang.
Jika Lucas masih ingin berteman dengan Lia,
Maka hanya satu yang Lia inginkan, hanya satu.
Yakni,
Anggaplah Lia sebagai teman biasa,
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me [END]
Random⚠️WARNING⚠️ -Wajib follow akun author sebelum membaca! -Usahakan tinggalkan jejak setelah membaca! -Plagiator? Jauh jauh lah ya! -Cerita murni hasil pemikiran saya! Selalu bersama selama bertahun tahun lamanya tidak menghilangkan kemungkinan bahwa...