"Hidupku sudah terlanjur hancur untuk bisa di tata kembali. Dan ini semua hanya karena ulah satu pria yang masih ku cintai"
--Choi Lia--
Pagi di hari ini memang cerah,
Namun tidak secerah keadaan dan atmosfer sekarang
Lia kini sedang menatap kosong kearah depan sambil menyandarkan punggungnya di kepala kasur
Sedangkan Jaemin,
Pria yang sudah sadar sepenuhnya dari gangguan dan pengaruh alkohol itu pun kini terlihat sama sedang terduduk di sebelah Lia.
Memunggungi Lia yang masih setia diam seakan tidak mau berbicara sepatah kata apapun padanya sekarang
Jaemin masih telanjang dada dan hanya memakai celana panjangnya sambil menunduk dan menatap lantai.
Sedangkan Lia,
Wanita itu hanya memakai tank top putih dan celana celvin klein yang masih melekat di tubuhnya.
Namun hanya saja selimut tebal itu telah menutupi perut hingga kaki jenjang Lia yang masih telanjang saat ini
Jaemin bingung harus berkata apa sekarang.
Dia tahu bahwa dia sudah sangat lancang dan keterlaluan pada Lia
Namun apa daya?
Jaemin benar benar tidak dapat mengkontrol emosinya pada malam itu.
Meski begitu,
Semua kejadian ini kambali pada Jaemin yang memang sudah jelas bersalah penuh atas semuanya.
Bahkan,
Spray putih kamar tamu ini sudah terhiasi oleh cairan cairan berwarna merah yang sudah setengah mengering.
Dan semua itu berasal dari tubuh Lia.
Tepatnya pada dinding keperawanannya yang sudah sobek karena harus menerima kekasaran dan keterpaksaan untuk terus mendapatkan hajaran dari Jaemin
Keperawanannya sudah benar benar hilang oleh Jaemin
"Pergi dari sini!"
Masih dengan tatapannya yang lurus dan kosong,
Wanita itu menyuruh terdengar sedang mengusir Jaemin untuk segera pergi dengan kata kata dan ucapannya barusan.
Tentu ia tidak mau terus menerus berdekatan dengan pria yang semalam jelas jelas sudah melecehkannya dengan brutal.
"Aku membencimu!"
Jaemin mengerti,
Dia memang pantas untuk di benci.
Bahkan untuk mendapatkan maaf dari Lia saja mungkin Jaemin rasa dia tidak pantas.
Mengingat bagaimana kegilaannya pada Lia semalam,
Tentu membuat rasa sesal dan sedih langsung melanda hati Jaemin.
Tidak ada elakan, tidak ada penjelasan, tidak ada alasan, dan tidak ada pembelaan lebih lanjaut dari Jaemin.
Tentu itu karena dia tahu.
Dia sudah sepenuhnya bersalah di sini
"Li...."
Lia lantas menatap Jaemin dengan tatapannya yang sudah bercampur aduk
Sakit, benci, dan juga kecewa.
Lia merasakan jika ketiga perasaan itu seolah sudah tercampur aduk di dalam tatapannya ini sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me [END]
Random⚠️WARNING⚠️ -Wajib follow akun author sebelum membaca! -Usahakan tinggalkan jejak setelah membaca! -Plagiator? Jauh jauh lah ya! -Cerita murni hasil pemikiran saya! Selalu bersama selama bertahun tahun lamanya tidak menghilangkan kemungkinan bahwa...