"Kau berkata aku berubah, tapi kau sendiri juga berubah. Lalu kau memintaku untuk tidak meninggalkanmu, pedahal kau sendiri juga yang pernah meninggalkanku"
--Choi Lia--
Hari ini,
Lia sedang berada di kediaman rumahnya yang mewah nan megah itu.
Tidak sendiri,
Namun di temani Mark yang kini lebih sering berkunjung untuk sekedar bermain ke sana
Seperti Jaemin dulu persisnya.
"Eh ada Mark? Apa kabar, sayang?" tanya mom yang baru keluar dari kandang kamarnya
Sehari sesuadah Lia dan Mark resmi sepakat untuk menjalin sebuah ikatan sebelum ke tahap pernikahan,
Lia sudah menceritakan semuanya secara detail pada ibunya itu.
Tentang rincian kejadian bagaimana dengan gentlenya Mark bertekuk lutut sambil menyondorkan sepasang cincin perak berlian pada Lia
Mom yang mendengarnya pun lantas turut ikut bahagia atas status anaknya itu yang sudah dalam tahap pertunangan sekarang
Tapi jujur,
Lia sendiri tidak mau jika hanya soal pertunangannya saja harus di adakan pesta yang meriah dan tamu undangan yang banyak.
Karena kebahagiaan itu,
Bukan berasal dari mewah atau tidaknya pesta, dan bukan juga dari banyaknya ucapan selamat padanya nanti
Bagi Lia,
Pada saat malam di mana Mark menawarkan dua pilihan padaya itu,
Lia rasa itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia karena telah memberinya rasa di spesialkan oleh orang terdekat
Semua orang juga tidak harus tahu juga bukan jika Lia sedang berbahagia misalnya?
Apa kebahagian juga merupakan sesuatu yang harus di pemerkan? Apa orang lain juga mesti tahu jika kita sedang berbahagia?
Tidak bukan?
Maka dari itu,
Mark dan Lia memutuskan untuk sepakat bertunangan walaupun hanya dengan angin malam sebagai saksinya
"Aku baik, mom" balas Mark
"Mom titip Lia dulu ya? Ada urusan sebentar di luar"
"Dengan senang hati" canda Mark sambil sengaja membungkukkan badannya ala pengawal kerajaan
"Ah ya ampun! Kau lucu sekali!" gemas mom yang kemudian mencubit pelan pipi calon menantunya ini
Setelahnya,
Mom benar benar pergi meninggalkan Mark dan Lia di rumah berduaan.
Dengan beberapa asisten rumah tangga, keamanan rumah, serta tukang kebun yang sedang menjalankan tugas mingguannya di depan dan belakang rumah.
"Aku masih tidak menyangka jika aku bisa menjadi kekasih sekaligus tunanganmu. Ini masih terasa seperti mimpi, Li" kata Mark
"Kau kira aku juga tidak merasa seperti itu?"
Semenjak 2 minggu yang lalu,
Pada malam valentine itu,
Lia ternyata masih belum bisa mengatakan kepada Mark jika dia sudah mencintai pria itu
Dan tentunya,
Hal itu yang membuat hati dan pikiran Mark menjadi sedikit gelisah dibuatnya
Dan itu juga sempat membuat Mark down seketika,
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me [END]
Random⚠️WARNING⚠️ -Wajib follow akun author sebelum membaca! -Usahakan tinggalkan jejak setelah membaca! -Plagiator? Jauh jauh lah ya! -Cerita murni hasil pemikiran saya! Selalu bersama selama bertahun tahun lamanya tidak menghilangkan kemungkinan bahwa...