"Aku sadar, sepenuhnya aku sadar. Jika ada dua orang pria yang selalu ada di sisiku. Namun sialnya hatiku malah selalu berharap pada seorang pria yang hatinya sudah menjadi milik salah satu sahabat terdekatku"
--Choi Lia--
Keesokan harinya,
Lia tidak berangkat bahkan tidak masuk ke sekolah untuk per hari ini
Gadis manis itu sedang demam tinggi akibat terlalu capek, beruntung tidak harus dirawat di rumah sakit juga.
Faktor terlalu letih dan terlalu banyak menangis tentunya
Karena semua orang juga pasti tahu,
Menangis itu perlu tenaga.
Dengan keadaan tubuhnya yang masih lemas dan lesu,
Lia kini terlihat sedang menatap kosong ke arah depan yang sedang menampilkan di mana ada sebuah televisi yang acaranya sama sekali tidak Lia simak
Pandangannya memang pada televisi itu, namun pikirannya hanya terus berputar dan terfokus pada perkataan Jaemin kemarin
Menerbangkan Lia dengan menangkup wajahnya, mengusap pipinya lembut, tersenyum manis, sampai sempat saling berciuman.
Lalu menjatuhkan Lia dengan kerasnya sambil mengatakan kalimat yang sangat tajam dan menusuknya kala itu
"Lupakan aku, dan berhentilah untuk mencintaiku. Aku akan membantumu"
"Mulai sekarang, aku akan menjauhimu"
"Aku akan menjauhimu. Sampai kau bisa berhasil melupakan perasaanmu"
Lia merasa perkataan tajam yang Jaemin katakan padanya waktu itu seakan terus terusan terputar dan terngiang ngiang dibenaknya.
Hingga remasan kuat pada kepalanya kini hanya bisa Lia lakukan oleh kedua tangannya.
"Sebegini hebatnya kah dampak dari perkataan Jaemin padamu, Li?"
Deg!
Cengkraman kuat yang Lia remas pada rambut rambutnya itu kini mulai Lia longgarkan.
Kedua tangannya spontan langsung turun untuk memeluk lututnya yang masih lemas.
Lia kenal suara itu,
Dan saat ia menolehkan kepalanya ke arah ambang pintu,
Benar saja!
Lia sudah menemukan Lucas yang kini sedang menyandarkan badannya di sana.
Tepat di ambang pintu, sebelah kiri kamar Lia
"Luke? Kau tidak sekolah?"
"Itu tidak penting sekarang"
Lia tersenyum lemah.
Seolah sedang kembali mengumpulkan seluruh kekuatanya,
Untuk membalikkan dan mengubah ekspresi wajahnya agar bisa terlihat baik baik saja.
"Kenapa begitu? Kau—astaga! Kau berkelahi lagi?" panik Lia yang melihat ada beberapa luka baru di wajah Lucas
"Itu tidak penting" ujarnya lagi
Lucas kemudian duduk di kursi sebelah ranjang Lia, sambil menatapnya dengan tatapan yang tidak seperti biasanya
"Kau masih demam?" Tanya Lucas
"Aku sudah mendingan"
Lia kemudian menarik laci yang berada tepat di sebelah ranjangnya juga saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me [END]
Random⚠️WARNING⚠️ -Wajib follow akun author sebelum membaca! -Usahakan tinggalkan jejak setelah membaca! -Plagiator? Jauh jauh lah ya! -Cerita murni hasil pemikiran saya! Selalu bersama selama bertahun tahun lamanya tidak menghilangkan kemungkinan bahwa...