'Kok lo mau kuliah di Indo sih, Jo? Di US kan univnya bagus-bagus, apalagi yang konsen di dunia teknologi'
Gue sering banget ditanyain gitu ketika awal gue menginjakkan kaki di negara kelahiran kakek dan nenek gue ini. Setelah seumur hidup tinggal dan besar di LA, gue yang notabene berdarah asli Indonesia memutuskan untuk berpetualang dan menjelajahi asal negara dimana darahnya mengalir deras di tubuh gue.
Terus lo WNI dong Jo? Unfortunately, no. Karena Amerika menganut asas ius soli dimana kewarganegaraan seseorang bergantung dimana tempat dia dilahirkan sedangkan Indonesia menganut asas ius sanguinis yang bergantung pada garis keturunan. Berhubung Indonesia penganut kewarganegaraan tunggal dan daripada orang tua gue nggak punya kewarganegaraan, dengan berat hati kakek nenek gue harus pindah kewarganegaraan.
Seperti yang gue bilang tadi, gue fully Indonesian, no half or mixed kayak Arga. Mom and Dad dua-duanya Indonesia, dan kakek nenek gue dari pihak ayah maupun ibu sama-sama orang Indonesia. Entah kebetulan atau memang Tuhan yang sengaja menciptakan takdir sedemikian rupa hingga orang tua gue yang sama-sama dari lahir menetap di Amerika justru di pertemukan di salah satu kota pelajar yang terkemuka di Indonesia, Yogyakarta.
Ajaib banget bukan?
Iya. Gue kadang juga suka kaget sendiri kalo denger cerita keluarga gue. Ya gimana nggak kaget kalo dua orang yang sama-sama lahir dan menetap di Amerika justru bertemu di negara lain yang mana negara itu adalah negara nenek moyangnya?
Sesekali, orang tua gue akan bernostalgia ketika kita tengah makan malam. Tentang seluk beluk kota Yogyakarta yang dulu sering mereka kunjungi, bahkan sampai sekarang Mom masih punya satu album foto yang isinya kota itu. Kakek dan nenek gue dari pihak ayah kebetulan juga orang Jogja sehingga mereka lebih nyambung ketika membahas tentang masa lalu dan berujung gue yang penasaran seberapa indahnya kota yang jadi saksi bisu perjalanan cinta beda generasi itu.
Siapa tau, jodoh gue juga nggak jauh-jauh dari Jogja kan?
Gue berhasil lolos dan berkuliah disalah satu PTN terbaik disana, bekas almamater orang tua gue juga. Bedanya mereka berdua ambil kedokteran sedangkan gue mengambil jurusan Teknik Informatika. Beruntung, Mom and Dad sama sekali nggak melarang keputusan gue buat 'belok' dari jalur karir keluarga walaupun gue anak satu-satunya. Ya walaupun mereka seringkali bercanda buat dikasih mantu atau cucu yang profesinya nggak jauh-jauh dari kata kesehatan.
Orang tua gue nggak masalah gue dapet jodoh kayak apa. Mau orang Indonesia yang dari lahir sampai detik ini menetap disini atau justru orang seperti gue yang numpang lahir dan besar di Amerika sana, atau justru orang negara lain. Nggak harus dokter, perawat atau tenaga kesehatan kok, yang penting lo sayang sama keluarga gue. Mereka juga mau gue menemukan perempuan baik-baik yang bisa menjaga dirinya beserta gue dan keluarga gue nanti.
Oke. Segitu aja soal kriteria jodoh gue. Ada yang minat?
Mungkin lo sedikit penasaran kenapa gue bisa berakhir di kota ini. Honestly, kakek dan nenek gue dari pihak ibu juga berasal dari Surakarta. Eyang Kakung yang masih punya keturunan darah biru bangsawan Surakarta dan Eyang putri yang berasa dari Karanganyar. Tau nggak sih lo? Bangga banget rasanya punya darah ningrat walaupun sebenernya gue tau bahwa itu nggak akan berpengaruh sama sekali dalam hidup gue baik di Amerika sana atau disini sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start Up!
FanfictionKeseharian tiga belas programmer tampan dalam mengembangkan startup digital. - Lokal - Slow update