[LSK] Antares Aswinatraputra

1.6K 337 43
                                    

Kata orang, tak kenal maka tak sayang, jadi ayo kita kenalan karena siapa tau dimasa depan lo bakalan sayang sama gue, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata orang, tak kenal maka tak sayang, jadi ayo kita kenalan karena siapa tau dimasa depan lo bakalan sayang sama gue, hehe. Lagian kapan lagi lo punya kesempatan buat kenalan sama manusia yang gantengnya kelewatan kaya gue?

Sayang kan kalo kesempatan emas disia-siain?

Nama gue Ares, tapi kalo lo mau panggil gue sayang, beb, ayang, juga nggak apa-apa. Perempuan only tapi, gue nggak mau disangka 'belok' cuma gara-gara dipanggil sayang sama sesama laki-laki.

Nama lengkap gue Antares Aswinatraputra, S. Psi.

Iya, gelar belakang gue adalah sarjana psikologi, bukan sarjana komputer atau sajana sistem informasi seperti temen-temen gue disini. Gue nyasar jauh dari jurusan gue yang harusnya ngurusin manusia jadi ngurusin komputer.

Emang anak psikologi bisa jadi programmer?

Bisa, gue buktinya. Ya walaupun awal-awal belajar coding bikin otak gue pusing setengah mampus sih. Gimana nggak pusing kalo lo yang biasa berurusan dengan statistik, alat-alat tes psikologis, dan berbagai macam diagnosis harus banting setir buat mempelajari database, HTML, dan berbagai macam bahasa pemrograman yang lebih mirip bahasa planet daripada bahasa manusia?

Oh oke. Gue lupa kalo bahasa pemrograman itu buat interaksi lo sama komputer, bukan manusia.

Awalnya gue nggak pernah kepikiran buat jadi programmer sih. Mana mau kepikiran kalo kuliah gue aja hampir nggak pernah menyinggung hal-hal berbau perkomputeran? Dulu gue berpikir setelah gue lulus S1, gue akan melanjutkan S2 lalu meraih gelar Psikolog seperti cita-cita anak-anak psikologi kebanyakan.

Tapi nyatanya, takdir nggak menggariskan gue untuk mengarungi hidup sesuai keinginan gue.

Ayah gue meninggal karena kecelakaan ketika gue tinggal selangkah lagi meraih gelar sarjana. Iya, gue tinggal sidang pendadaran lalu titel S. Psi. akan resmi tersemat di belakang nama gue. Dan lebih menyesakkan lagi buat gue adalah, itu adalah keinginan terakhir ayah gue sebelum beliau berpulang ke pangkuan Ilahi. Melihat putra sulungnya mengenakan toga kebesaran dengan gelar yang susah payah diperjuangkan.

Gue nggak punya waktu untuk sedih dan mengurung diri. Gue nggak punya kesempatan untuk menangis dan merutuki hal-hal kecil yang beliau inginkan sebelum maut datang. Karena gue harus mempersiapkan semuanya untuk sidang, tepat dua hari setelah beliau berpulang.

Lo bisa bayangin nggak sih betapa kacaunya gue saat itu?

Rasanya seluruh dunia kaya runtuh, tapi lo dipaksa untuk berdiri tegak walau kaki lo udah nggak sanggup lagi menopang bobot tubuh lo yang kian lama kian berat. Seolah beban dipundak lo bertambah tiga kali lipat dan sayangnya, waktu bahkan nggak memberi lo kesempatan untuk sekedar rehat.

Oke, stop sampe disini aja sedih-sedihnya. Gue nggak mau nangis kejer didepan lo semua soalnya.

Pasca sidang, gue langsung ngelamar sana-sini untuk mencari pekerjaan. Apapun itu akan gue lakukan asal ibu dan dua adik kembar gue bisa makan. Gue pernah ngelamar jadi kasir indomaret, pernah juga jadi penyiar radio, sampai jadi wedding MC sekaligus singer di acara nikahan-nikahan.

Start Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang