[HVC] Arthur Arghani Aryasatyawirya

1.3K 292 33
                                    

Lo kan anak pebisnis, Ga, kenapa lebih milih jadi fotografer daripada nerusin bisnis keluarga?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lo kan anak pebisnis, Ga, kenapa lebih milih jadi fotografer daripada nerusin bisnis keluarga?

Sampai sekarang, gue sama sekali nggak tahu harus jawab apa ketika orang-orang bertanya demikian. Satu-satunya yang gue tahu adalah, gue sangat mencintai pekerjaan gue yang satu ini sampai-sampai kalo harus memilih, gue lebih memilih memotret tanpa dibayar daripada harus meninggalkan benda berlensa yang menjadi teman gue sejak menginjak bangku perkuliahan.

Nama keluarga yang tersemat di belakang nama gue adalah alasan kenapa banyak sekali orang yang bertanya masalah pekerjaan sama gue. Siapa sih yang nggak tau Aryawirya Grup? Perusahaan properti yang hotelnya membentang dari sepanjang pulau jawa sampai menyebrang ke pelosok Bali sampai Lombok dan aset propertinya menyebar ke seluruh Indonesia.

Sebenernya yang kaya mah bapak gue, guenya miskin.

Makanya kadang gue sebel aja gitu sampai-sampai gue males nulis nama keluarga yang luar biasa efeknya itu. Mana belibet pula. Bikin susah dosen yang absen mahasiswa karena nama keluarga gue yang pelafalannya susah pake banget, bikin keseleo lidah orang.

Aryasatyawirya.

Coba baca, yang bisa gue kasih duit sejuta.

Nggak deng, canda.

Dulu gue sempet berandai-andai, coba nama keluarga gue Sujono apa Bambang, kayaknya bakal lebih gampang buat dilafalin deh soalnya nggak bikin lidah orang keseleo. Masalah lainnya adalah, nama gue seringkali salah ketik di dokumen penting macam ijazah yang membuat gue harus rela bolak-balik demi mengurus satu huruf yang nggak kecantum dalam ijazah SMA.

Arthur Arghani Aryasatyawira

Kurang huruf y doang emang, tapi gue harus balik lagi ke SMA buat memperbaiki kesalahan penulisan yang menurut gue sangat amat menyebalkan.

Iyalah, cuma salah sehuruf doang aja gue kudu susah payah buat ngebenerinnya. Padahal kalo nerusin perusahaan bapak gue mah nggak perlu pake ijazah aja udah otomatis dijadiin direktur utama.

Eh nggak boleh sombong, Arga.

Sekitat dua tahun ini gue bekerja sebagai fotografer di salah satu startup yang lumayan tenar di daerah Solo Raya. Ya sebenernya gue nggak tahu kepan pastinya tapi anggap aja dua tahun lah ya, biar keliatan agak senior gitu, hehe.

Oke abaikan.

Sejujurnya gue setengah pengen tepuk tangan tapi setengahnya lagi pengen ngegeplak kepala orang yang punya ide buat jadiin fotografi sebagai salah satu bidang yang digeluti sebuah startup. Gimana ya? Rada nggak nyambung sebenernya tapi anehnya job gue justru rame-rame aja sampai setiap kali akhir pekan gue selalu diomelin emak gue karena maksain diri buat bolak-balik Bandung-Solo.

Pake pelet apa ya abang-abang gue supaya jobnya ngalir terus macam pipa rucika?

Ngomongin soal job, ini adalah kali pertama gue motret bareng kulkas berjalannya Asankalayana. Gue pikir Koh Ethan bakal lempar job ke Mas Adam mengingat laki-laki itu sempet hampir tumbang beberapa hari ke belakang. Tapi ternyata dia melimpahkannya ke Bang Aksa yang membuat gue jadi bingung sendiri gimana caranya gue menghadapi laki-laki yang irit bicara itu.

Start Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang