Qisyandhar \/01✓

29.6K 627 15
                                    

Selamat membaca

.
.
.

Rio Branco


Seorang perempuan dengan busana khas pelayan menghampiri sekumpulan pria yang sedang berdiskusi melingkari meja.

"Tuan Alardo, Nona tidak mau mandi." ucapnya pada salah satu pria yang sejak tadi mengamati penjelasan pria lainnya, sorot matanya yang tajam beralih menatap pelayannya.

"Dengar AL! Qisya berulah lagi...Aku yakin gadis kecilmu itu akan meminta agar_

'Ardooo mandiin Sysya, kalo tidak Sysya nyenyenye bakar mansion lah, nyetrika kaki sendirilah anulah itulah'

Dasar childish." ejek pria dengan rambut sedikit panjang, Lutfi. Pria itu bahkan menirukan gaya bicara gadis yang bernama Qisya, yang selalu haus akan perhatian dari sahabatnya.

Tawa terdengar dari dua pria lainnya, salah satu di antaranya menepuk bahu Lutfi dan bersuara.

"Pergilah AL, lagi pula diskusinya juga telah selesai." ucap pria itu tersenyum, Ildrik.

"Baiklah, kalian bisa pulang dan Sem kembalilah ke Markas, karna aku tidak akan ke sana sampai besok." ucap pria yang bernama Alardo, aura kepemimpinannya begitu terpancar dengan mata yang tajam, rahang kokoh yang di tumbuhi janggut tipis dan tubuh berotot sempurnah di balik kaos putihnya.

Pria yang di perintahkan Alardo bernama Sem itu hanya diam dan mengangguk lalu meninggalkan ruangan begitu saja.

"Dasar bisu." desis pria yang berada di samping Lutfi, Danar.

Alardo ikut meninggalkan ruangan, ia harus segera ke kamar sebelum hal bodoh di lakukan gadis kesayangannya.

Saat daun pintu mulai terbuka, suara melengking dengan beberapa timpukan boneka menyambut kedatangan Alardo.

"Mauuu mandi sama Ardoooo." teriakan melengking itu berasal dari gadis yang tengah menggulingkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Sysya," panggil Alardo, Gadis yang tengah berguling dan melempar boneka sembarangan itu segera bangun dan berlari ke arah Alardo.

Alardo segera menahan tubuh yang memyambarnya, dengan seperti koala gadis itu memeluk tubuh Alardo.

"Kenapa tidak mau mandi hum?" tanya Alardo berjalan dengan mengangkat tubuh gadis tersebut.

"Sysya mau mandi sama Ardo." ucapnya manja, usianya yang sudah remaja begitu bertolak belakang dengan perilakunya, Qisyadhar.

"Baiklah sayang, Tapi setelah ini tidak akan lagi sampai Ardo sendiri yang mau, okey." ucap Alardo, pria itu sedikit berbalik menutup pintu, mengangkat tubuh Qisya ke kamar mandi.

Qisya, gadis itu menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Alardo.

"Sysya ngantuk, gak mau mandi." adu Qisya menghirup aroma tubuh Alardo, pria yang akan selalu memenuhi permintaannya, pria yang selalu mendekapnya hangat, pria yang selalu mengangkat tubuhnya dan pria yang akan selalu menjadi miliknya.

Alardo mendudukan tubuh Qisya di atas wastafel, mengecup gemas pipi berkulit putih halus itu.

"Mandi dulu, baru setelahnya kita tidur, Sayang." jelas Alardo, pria itu kembali mengecupi setiap inci wajah cantik nan menggemaskan tanpa polesan make up sedikitpun itu.

Qisya tertawa dengan geli, kakinya yang menggantung ia ayunkan, kepalanya bergerak mundur saat Alardo menggesekkan ujung hidung mereka.

Qisya semakin tertawa geli, Alardo tersenyum menatap wajah indah yang asik tertawa dengan lesung pipi begitu dalam, peliharaannya ini begitu menggemaskan.

My little Qisyandhar [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang