Ketegangan sangat terasa jelas di ruang tamu mansion Luis. Keempat manusia kini duduk saling berhadapan dan tak ada niatan membuka suara sama sekali.
Yang satu malu.
Yang satu kesal.
Yang satu pura - pura tak tau.
Dan yang satu santai tanpa dosa.
"Ehem..." dehem Lucas membenahi posisinya.
Tak ada yang berani menyahut.
Lucas menyilangkan tangannya di dada, menatap kakak dan pacar kakaknya itu kesal setengah mati. Ia menunggu jawaban yang pasti akan keluar dari mulut calon kakak iparnya itu.
Aura bercak kesal "hei... kenapa kau menatapku seperti itu?!" Tanyanya geram.
Lucas menaikan salah satu alisnya, "kenapa memang? Aku hanya menunggu jawaban"
Aura membuang mukanya kesal.
Kenapa seolah - olah ini semua adalah salahnya?
Luis membuang nafas kesal "hei jangan menatapnya seperti itu! Lagian ini juga bukan sepenuhnya salah kami bukan?" Tanyanya membela diri.
"Lalu kau menyalahkan kami gitu?" Tanya Lucas tak terima.
"Ya iya lah! Kalian itu mengeluarkan ucapan - ucapan yang dapat membuat orang salah paham tahu!!!" Sahut Aura geram.
"Hah, itu karena pikiran kalian berdua yang mesum!"
"APA KATAMU?!" Teriak Luis dan Aura tak terima.
"Hei bocah! Asal kau tau ya kalau kau tak mengeluarkan suara yang ambigu seperti itu aku tak mungkin salah paham!" Bela Aura.
"Heh! Suara ambigu? Kami berucap sesuai yang kami rasakan yah?! Jadi kejadian ini murni karena otak kotor kalian! Sini gih berikan padaku biar ku cuci bersih otak kalian" ujar Lucas panjang lebar.
Wajah Aura merah padam.
Bocah tengik ini memang cari mati rupanya!
Kedua tangannya terkepal erat siap menghantap wajah sok cool pemuda di depannya ini.
"Kak Aura jangan marah maafkan ucapan bar - bar Lucas tadi ya" sahut Athanasia yang sendari tadi diam.
Aura menatap Athanasia, raut gadis bermata biru permata ini terlihat memelas.
Aish.... kalau gini caranya gimana Aura gak luluh coba?!
Aura menghela nafas panjang guna mereda amarahnya.
Kali ini Lucas selamat.
Tapi tidak lain hari!
Aura pun tersenyum menatap Athanasia "iya - iya aku gak marah kok, lagian emang dasarnya aja dia udah laknat!" Ucapnya sambil melirik sinis Lucas.
"Jadi mau apa kalian kesini?" Tanya Lucas.
"Huh? Apa maksudmu? Apa aku tak boleh pulang ke rumahku sendiri?" Tanya Luis tak terima.
Lucas menatap Luis malas, ia memilih diam tak menjawab daripada harus berdebat lagi.
"Ah, Athanasia aku punya sesuatu buatmu" ucap Aura sambil mengambil bingkisan di sampingnya. Saat menemukannya ia menyerahkannya pada Athanasia.
Athanasia menatap heran Aura "ini apa kak?" Tanyanya.
"Kata Luis kamu suka sama coklat. Jadi aku beliin kamu coklat khas Obelia untukmu nih"
Athanasia menatap kotak di depannya itu berbinar, ia langsung mengambilnya "uwaa!! Terima kasih kak"
Aura hanya tersenyum senang. Ia jadi gemas sendiri melihat respon Athanasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reikarnasi Season 1 ( WMMAP )
FantasiApa kalian percaya renkarnasi? Semacam kalian pernah hidup di masa lalu dan terlahir kembali di masa sekarang. Itu yang dialami Lucas Alvaro, cowok bersurai hitam, bermata merah ruby. Ia puluhan kali bermimpi akan sosok gadis berambut pirang, berma...