4. Klan Lemah

114 19 13
                                    

Written by tiascahya_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Written by tiascahya_

"Matheo?"

Lars memberikan kayu yang ia pegang pada Lucas, kemudian berjalan mendekat ke kereta kuda untuk memastikan siapa orang itu sebenarnya.

"Matheo!" seru Lars ketika melihat wajah orang itu dari samping.

Lelaki yang dipanggil Lars menoleh, kemudian tersenyum lebar. "Hey, kawan! Lama tidak berjumpa."

Mereka berpelukan sebentar, kemudian berbincang-bincang sampai akhirnya masuk ke rumah.

Alarice mengernyit heran melihat Lars dan orang yang dipanggil Matheo itu terlihat akrab. Lalu, gadis itu bertanya pada Lucas, "Dia itu siapa?"

"Teman lama Lars. Mereka memang akrab sekali," jelas Lucas.

Alarice mengangguk. "Kau masuk saja dan taruh kayu-kayu itu di sini. Biar aku yang menaruhnya di gudang belakang."

"Kau yakin?" Lucas memastikan.

Alarice mengangguk sebagai jawaban. Lalu, Lucas melenggang pergi setelah meletakan kayu-kayu itu di dekat Alarice.

Gadis itu mengembuskan napas, ia memindahkan sedikit demi sedikit kayu-kayu itu ke gudang belakang sampai tidak ada lagi yang tersisa. Setelah selesai, Alarice berniat masuk ke rumah. Namun, langkahnya tertahan ketika melihat banyak sekali orang di ruang tamu.

"Untuk apa kau dan cucumu jauh-jauh datang ke mari, Freya?" Aaric bertanya kepada seorang wanita tua yang tadi juga turun dari kereta kuda.

Rasa penasaran Alarice kembali mencuat. Ia bingung kenapa banyak kedatangan tamu hari ini.

"Maafkan aku karena tidak memberi tahumu terlebih dahulu. Keberadaanku di Inggris telah diketahui oleh manusia. Aku dan Matheo terpaksa datang ke mari karena mencari tempat yang aman," jelas wanita tua itu yang diketahui bernama Freya.

Aaric mengangguk paham, kemudian kembali berbicara kepada wanita itu cukup lama. Sampai akhirnya, Freya dan Matheo terlihat pergi menuju lantai atas.

"Paman, mereka siapa?" Alarice bertanya seraya berjalan mendekati Aaric setelah orang-orang yang ada di ruang tamu telah membubarkan diri.

"Mereka keluarga Griffiths dari Inggris," ucap Aaric, lalu lelaki itu menjelaskan kalau mereka akan tinggal di rumah ini sementara sampai menemukan tempat tinggal yang cocok di sekitar sini.

Alarice menaikkan sebelah alisnya. "Apa mereka klan juga?"

"Ya, mereka klan. Sama seperti kita." Aaric tersenyum tipis, membuat Alarice merasa sedikit senang karena bertemu lebih banyak klan vampir seperti dirinya. "Omong-omong, kau jangan terlalu sering bertemu manusia di luar sana, ya. Kita akan diburu seperti keluarga Griffiths jika mereka mengetahui siapa kita. Kau tahu itu, kan?"

Alarice manggut-manggut. Ia tahu manusia itu musuh nyata bagi para klan vampir, namun entah mengapa Alarice ingin terus berbaur dengan mereka.

***

"Jadi, sejak kapan kau datang ke mari?" tanya Matheo pada Lars yang sedang menggigiti kukunya di dekat jendela. Sepertinya lelaki berambut pirang itu menyukai pemandangan di luar sana.

"Beberapa jam lalu," jawab Lars, lalu pandangannya beralih ke arah Matheo. "Tapi aku ingin segera pergi dari sini."

Dahi Matheo berkerut. "Kau ingin kembali ke Norwegia? Bukannya tempatmu sudah dipenuhi oleh para manusia?"

Lars mengangguk. "Lebih baik aku kembali ke Norwegia dari pada harus tinggal di rumah keluarga Peerad ini."

"Memang kenapa?"

Lars hendak membuka mulut, namun suara ketukan pintu kamar mengurungkan niatnya. Seorang gadis muncul dari balik pintu, membuat Lars mendengkus sebal karena bertemu dengan gadis itu lagi.

"Waktunya makan. Lucas dan yang lain sudah menunggu di bawah," ucap Alarice. Melihat Lars dan Matheo yang tidak merespons apa-apa membuatnya menutup pintu rapat-rapat.

"Klan Peerad itu lemah, kawan. Mereka terlalu ramah pada semua orang dan tidak bisa diandalkan." Lars melanjutkan ucapannya yang tadi sempat terpotong. "Contohnya dia." Lelaki itu menunjuk pintu yang tadi Alarice buka dengan dagu.

"Maksudmu gadis tadi?" tanya Matheo memastikan.

Lars kembali mengangguk sebagai jawaban, kemudian sudut bibirnya tertarik ke atas.

Alarice mendengar semua yang Lars dan Matheo bicarakan. Ia masih berada di luar setelah menutup pintu tadi.

Benar-benar menyebalkan. Lars bilang ia lemah dan tidak bisa diandalkan? Enak saja! Klan Peerad juga memiliki kekuatan istimewa yang lebih hebat dari pada sekadar membaca pikiran. Lihat saja nanti.

 Lihat saja nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Last Blood [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang