20. Darah Campuran

59 14 1
                                    

 Para klan remaja kembali melanjutkan perjalanan setelah berhasil mendapatkan batu permata di Austria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para klan remaja kembali melanjutkan perjalanan setelah berhasil mendapatkan batu permata di Austria. Kini, mereka mempunyai dua permata ungu.

Yang mengendarai kereta kuda saat ini adalah Matheo karena tubuh Lars terluka akibat terbakar sinar matahari tadi.

Mereka kembali menjelajah semua wilayah di Eropa Tengah. Tetapi, tidak ada apa pun yang mereka dapatkan. Mereka memutuskan untuk pergi ke beberapa negara di Eropa Barat sebelum akhirnya kembali pulang ke Jerman.

"Kita sampai," ucap Matheo ketika kereta kuda yang dikendarainya berhenti.

"Kau yakin kita sudah berada di Italia?" tanya Lars memastikan. Sebenarnya, ia agak meragukan Matheo karena takut lelaki itu membuat mereka tersesat.

Matheo berdecak. "Tentu saja!" 

Jeanne yang merasa kedua lelaki itu akan bertengkar menyuruh mereka semua untuk turun dan memulai pencarian tanpa membuang waktu lagi.

"Alarice, apa kau telah benar-benar pulih? Jika tidak, lebih baik kau istirahat saja di dalam kereta." Jeanne bertanya memastikan.

Alarice mengangguk meski masih sedikit merasa panas serta perih pada tubuhnya.

"Kau yakin? Aku takut kau akan merintih kesakitan dan merepotkan kami saat pencarian nanti," ucap Lars sambil menatap Alarice remeh.

Gadis itu mengangkat sebelah alisnya. "Kau sendiri bagaimana? Apa kau yakin tidak akan mengeluh tentang lukamu saat pencarian nanti?"

Lars hendak membuka mulutnya kembali. Namun, Matheo langsung menyuruh mereka semua untuk pergi dari pada mengoceh tidak penting di sini.

Malam ini terasa berbeda dari malam biasanya. Mungkin, karena malam ini tengah terjadi bulan purnama yang membuat kekuatan mistik mereka bertambah.

"Aku merasa bertambah kuat. Apa kalian juga merasakannya?" tanya Matheo. Lelaki berkulit gelap itu memejamkan mata, seolah merasakan kekuatan besar mengalir dalam tubuhnya.

Alarice, Jeanne, dan Lars mengangguk. Mereka merasakan hal sama dengan Matheo. Bahkan, taring mereka sampai keluar. Naluri haus darah sepertinya juga muncul. Tetapi, mereka menahannya dan fokus untuk melakukan pencarian.

"Tunggu." Ucapan Alarice membuat langkah mereka terhenti. "Apa kalian mendengarnya?"

Jeanne, Lars, dan Matheo mengernyit, kemudian mereka mempertajam pendengaran dan samar-samar mendengar suara derap kaki yang tengah berlari.

The Last Blood [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang