Writing by tiascahya_
"Ibu, sebenarnya kita ingin ke mana?" tanya seorang gadis remaja pada ibunya yang membawa dua koper di tangan.
"Nanti kau juga tahu," jawab wanita tersebut, membuat gadis itu menghela napas gusar karena ibunya terus mengatakan hal yang sama beberapa kali.
"Ibu, aku sudah lelah. Kapan kita akan sampai?" seorang gadis kecil bertanya pada wanita tersebut. Sudah beberapa jam mereka berjalan, namun belum juga sampai ke tempat yang dituju.
"Sebentar lagi kita akan sampai." Setelah mengucapkan itu, wanita tersebut berjalan mendahului kedua putrinya yang terlihat sudah kelelahan karena terus berjalan tanpa istirahat.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di depan rumah yang terlihat cukup besar dari luar. Pintu rumah itu tertutup rapat. Namun, ada seorang gadis remaja dan seorang anak lelaki di halaman rumah yang terlihat sedang menyapu daun-daun berguguran.
"Jeanne, kau tunggu di sini sebentar bersama Viola," ujar wanita tersebut yang diberi anggukan oleh keduanya. Wanita tersebut berbincang sebentar dengan gadis remaja yang tadi sedang menyapu dedaunan. Kemudian, ia dipersilakan masuk ke rumah.
"Halo, selamat datang. Aku Alarice von Peerad." Alarice tersenyum seraya mengulurkan tangannya.
"Salam kenal, aku Jeanne di Valvonka." Gadis remaja bernama Jeanne itu menjabat tangan Alarice dengan ramah. "Ini adikku, Viola."
Jeanne menunjuk gadis kecil di sampingnya. Lalu, Viola memberi salam perkenalan pada Alarice.
Setelah itu, mereka berbincang sebentar sampai akhirnya Alarice memanggil Thomas yang masih asyik menyapu dedaunan di belakangnya.
"Thomas."
Thomas menoleh, lalu menghampiri Alarice. "Ada apa?"
"Tolong kau antar Viola ke dalam, ya." Alarice menunjuk gadis kecil berambut pirang yang ada di sebelah Jeanne.
Thomas memerhatikan gadis bernama Viola itu dari atas hingga bawah. Thomas tersenyum, lalu mengantar Viola masuk ke rumah.
"Kau datang jauh-jauh ke mari untuk apa?" Alarice bertanya pada Jeanne yang masih ada di luar sini bersamanya.
"Ibuku bilang, ada yang harus dibicarakan dengan para tetua klan. Tapi aku tidak tahu itu apa." Kemudian, Jeanne bercerita kalau ibunya tiba-tiba mengajak ia dan Viola untuk segera berangkat ke Berlin. Mereka melakukan perjalanan jauh dari Italia ke Jerman agar bisa sampai di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Blood [COMPLETE]
VampireSuatu masa ketika klan vampir mulai tersisih dari muka bumi. Perang antara Klan Vampir dan manusia serigala beratus tahun lalu menyebabkan terciptanya sepuluh batu permata ungu dengan kekuatan spesial yang tersebar di seluruh wilayah eropa. Konon...