17. Jejak Darah

50 13 0
                                    

"Aku melihat bukumu tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku melihat bukumu tadi."

Ucapan Lars membuat Alarice berbalik menatap lelaki itu dengan dahi yang berkerut dalam.

"Di mana?" tanya Alarice.

"Tadi, aku berjalan-jalan keluar dan menabrak seseorang. Ia membawa buku yang persis seperti buku catatanmu," jelas Lars.

Alarice yang masih penasaran kembali bertanya pada lelaki itu, "Kau tahu siapa orangnya?"

Lars menggeleng. "Aku tidak tahu siapa namanya. Namun, aku pernah bertemu dengan gadis itu di perpustakaan."

Lalu, Lars menyebutkan ciri-ciri gadis yang tadi tidak sengaja ia temui. Itu membuat Alarice teringat dengan gadis yang memberikannya buku di perpustakaan kala itu.

Alarice menggeram kesal. Mungkin, ia memang tidak akan menemukan buku catatannya lagi. Padahal, banyak sekali hal penting tentang batu permata yang ia tulis lengkap di sana. Jika tidak ditemukan, Alarice terpaksa menulis semuanya dari awal.

"Maaf atas perbuatan ayahku." Ucapan itu keluar dari bibir Lars. Ia jadi merasa bersalah karena ini.

Gadis itu tersenyum sendu. "Sudahlah, lupakan saja."

"Lars, kau sudah kembali!" Seruan itu membuat mereka berdua menoleh ke arah Jeanne yang tengah menuruni anak tangga. "Ah, ada kau juga Alarice."

"Kalian sedang apa?" Jeanne bertanya kala melihat mereka tengah berdiri di depan pintu rumah yang terbuka lebar. "Omong-omong, tadi Lars—"

Desisan dari Lars membuat ucapan Jeanne terhenti. Lelaki itu seolah menyuruh Jeanne untuk tidak membicarakan hal tadi.

"Lars ... apa?" tanya Alarice yang penasaran.

"Emm, b-bukan apa-apa," ujar Jeanne, lalu menampilkan senyuman lebar.

***

"Belakangan ini banyak hewan ternak milik warga yang mati. Apa kalian tahu penyebabnya?" tanya Dominic pada para klan yang sengaja ia kumpulkan di ruang tamu keluarga Peerad.

Lelaki itu mendengar cerita bahwa para hewan ternak milik warga mati bersamaan karena suatu alasan. Ini bukan suatu hal yang wajar.

"Para warga menduga ada hewan buas yang lepas dan menerkam hewan-hewan ternak." Aaric membuka suara, kemarin ia tidak sengaja mendengar desas desus warga yang tengah membicarakan ini.

"Namun, hewan buas apa yang berani masuk ke pemukiman warga?" tanya Alarice. Selama ratusan tahun tinggal di sini, ia tidak pernah mendengar kasus semacam itu.

Tiba-tiba, seruan dari Jeanne membuat mereka semua menoleh ke arah gadis itu yang tengah berlari menuju ruang tamu dari halaman belakang.

"Kalian semua harus melihat ini!" Napas Jeanne tersendat. Ia menaruh seekor babi yang telah mati karena sebuah terkaman.

Semua yang ada di sana terkejut melihat pemandangan itu.

"Semua ternak yang ada di halaman belakang mati karena diterkam," ujar Jeanne.

Lars berjongkok, memperhatikan bekas terkaman yang ada di tubuh babi itu. "Jika diperhatikan lagi, bentuk gigitannya aneh."

Dahi Aaric mengerut. "Maksudmu?"

"Coba lihat, ini bukan seperti gigitan hewan." Lars menunjuk tubuh babi itu.

Semuanya melihat bekas terkaman itu dengan saksama. Benar saja, itu tidak terlihat seperti gigitan hewan buas biasa.

"Astaga! Itu mirip sekali dengan gigitan Likan," ujar Beatrice yang membuat mata semua orang di sana terbelalak.

"Tidak mungkin!" Dominic membantah. "Tidak ada satu pun Likan yang tersisa di muka bumi."

Aaric mengangguk setuju. "Mungkin, itu hewan yang mirip seperti Likan."

"Bagaimana jika mereka tidak benar-benar punah?" Ucapan Lars membuat hening seluruh ruangan. Semuanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Mencoba untuk mencari kebenaran akan kejadian ini.

"Alarice, aku takut," bisik Thomas sambil memeluk lengan kakaknya itu.

Alarice mengusap bahu Thomas, kemudian berucap, "Lebih baik kita periksa ke halaman belakang. Mungkin saja, ada petunjuk yang bisa kita gunakan untuk mencari pelaku sebenarnya."

Tanpa berpikir lagi, mereka semua pergi ke halaman belakang. Kondisi di sana sangat berantakan. Banyak ceceran darah dan ada beberapa babi yang telah mati diterkam, sisanya menghilang entah ke mana.

"Ada jejak darah," ujar Lars. Lelaki itu menunjuk tetesan darah yang ada di tanah. "Dan itu mengarah ke hutan."

**FOOTNOTE
- Likan adalah sebutan untuk hewan serigala; sedangkan
- Likantrof adalah manusia setengah serigala.

**FOOTNOTE - Likan adalah sebutan untuk hewan serigala; sedangkan- Likantrof adalah manusia setengah serigala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Last Blood [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang