Nicol berlari sampai ke dalam hutan. Ia berhenti di dekat pohon dan bersandar di sana. Air matanya luruh, hatinya terasa sangat sakit sekali.Tadinya, Nicol berniat berkunjung ke rumah Alarice untuk mengajak jalan-jalan. Alarice memang tidak pernah memberitahu di mana tempat tinggalnya. Nicol mengetahui saat mengikuti gadis itu saat pulang dari perpustakaan.
Namun, Nicol menyesal karena telah pergi ke rumah gadis itu. Ia jadi mengetahui fakta bahwa Alarice bukanlah manusia seperti dirinya.
Tangan Nicol mengepal, lelaki itu meninju sebuah batang pohon seraya berteriak kesal. Dirinya sangat kecewa karena merasa dibohongi oleh gadis yang telah ia sayangi.
Sampai saat ini, Nicol enggan memercayai fakta bahwa Alarice adalah vampir. Makhluk yang selama ini ia anggap sebagai mitos belaka.
Nicol mengusap air matanya kasar. Tiba-tiba, ia teringat dengan seorang gadis bernama Teressa yang pernah beberapa kali ia temui di perpustakaan. Nicol mengetahui nama Teressa setelah gadis itu mengembalikan sebuah buku.
Lelaki itu juga sempat melihat Teressa di rumah Alarice sebelum ia tiba di sana. Gadis itu berubah wujud dan menunjukkan taringnya. Ternyata, ia juga seorang vampir.
Samar-samar, Nicol mendengar suara derap kaki. Ia melihat sekumpulan orang yang tidak jauh dari posisinya saat ini.
Kemudian, lelaki itu memutuskan untuk mendekat. Nicol melihat Alarice dan keluarganya yang tengah berdiri di tengah hutan dengan wajah ketakutan.
Dahi Nicol berkerut karena penasaran. Namun, ia masih takut untuk menghampiri mereka dan bertanya ada apa.
"Kita harus ke mana lagi? Tidak ada tempat untuk bersembunyi." Raut wajah lelaki dewasa itu terlihat sangat panik.
"Para manusia itu pasti akan menemukan kita sebentar lagi," ucap seorang gadis berambut merah.
"Tidak lama lagi matahari akan terbit, kita bisa mati jika tidak bersembunyi," timpal seorang lelaki berkulit gelap. Kepanikan terlihat sangat jelas di wajah mereka yang pucat.
Nicol rasa, mereka sedang diburu oleh para warga. Mengingat banyak penduduk di sini yang masih mepercayai vampir dan manusia serigala. Tapi bagaimana bisa para warga mengetahui keberadaan mereka?
Dengan segala pertimbangan, akhirnya Nicol memberanikan diri untuk menghampiri mereka.
***
"Aku menemukannya, dia di sana!" Seseorang berseru saat melihat Teressa di halaman belakang.
Teressa terkejut dan hendak mengubah wujud. Namun, sebuah tombak sudah terlebih dahulu mengenai bahu belakangan.
"Ah!" Teressa merintih kesakitan. Ia mencabut tombak itu dan segera mengubah wujud menjadi kelelawar.
Teressa terbang dengan sayap yang terluka. Karena tidak seimbang, ia tidak sengaja menjatuhkan kantung yang berisi batu permata.
"Sialan!" Teressa mengumpat. Gadis itu mendarat, lalu kembali mengubah wujudnya.
Permata ungu tersebut jatuh berceceran. Di saat seperti ini, Teressa masih harus mengalami kesulitan. Terpaksa gadis itu harus mencari batu permata yang jatuh.
Teressa memegangi bahunya yang terus mengeluarkan darah. Rasanya benar-benar sakit. Untung saja tombak itu tidak mengenai jantungnya.
"Tinggal satu lagi," gumam Teressa. Ia sudah menemukan delapan permata. Lalu, matanya tertuju pada sesuatu bercahaya yang ada di semak-semak.
"Dia pasti belum jauh. Cepat cari di mana pun!"
Suara para warga membuat mata gadis itu membulat. Dengan cepat ia mengambil permata itu dan terbang untuk menghindari kejaran warga.
***
"Kalian sedang mencari tempat sembunyi, kan?" Ucapan Nicol membuat mereka semua menoleh. Lagi-lagi, taring mereka keluar sebagai bentuk perlindungan.
"Siapa kau?" tanya Aaric. "Jangan coba-coba mendekat!"
"Kau manusia, kan! Mau apa kau? Ingin mencoba menangkap kami?" Matheo berseru. Tangannya bersiap untuk mengeluarkan aliran listrik.
"Matheo, jangan sakiti dia!" Alarice menepis tangan Matheo. Lalu, beralih pada Nicol.
"Kenapa kau bisa ada di sini, Nicol?" Alarice bertanya, sebisa mungkin tidak membuat lelaki itu ketakutan.
Nicol masih tidak berani menatap Alarice. Ia melihat sekeliling, lalu berucap, "Aku bisa membantu kalian untuk mencari tempat persembunyian."
"Jangan percaya padanya!" seru Lars. "Manusia itu licik. Bagaimana jika dia membawa kita kepada para warga?"
"Kau benar, Lars. Kita tidak bisa memercayai seorang manusia," ucap Dominic sambil menatap Nicol curiga.
"Kita bisa percaya padanya!" sanggah Alarice. "Lagi pula, kondisi kita sedang terdesak. Lebih baik ikut dengannya dan menghindari kejaran para warga."
Lars memutar bola mata. "Apa kau menyukai manusia ini sampai membelanya setengah mati?"
Alarice dan yang lain sangat terkejut mendengar ucapan lelaki berdarah dingin tersebut. "Jangan asal bicara, Lars! Aku bersikukuh seperti ini agar kita semua aman. Tolong jangan membahas yang tidak penting."
Setelah perdebatan panjang, akhirnya dengan berat hati mereka setuju untuk ikut dengan Nicol ke tempat yang lebih aman walaupun tidak yakin apakah Nicol benar-benar ingin membawa mereka semua ke sebuah tempat rahasia atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Blood [COMPLETE]
VampireSuatu masa ketika klan vampir mulai tersisih dari muka bumi. Perang antara Klan Vampir dan manusia serigala beratus tahun lalu menyebabkan terciptanya sepuluh batu permata ungu dengan kekuatan spesial yang tersebar di seluruh wilayah eropa. Konon...