9. Pertengkaran Kecil

90 11 0
                                    

Written By tiascahya_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Written By tiascahya_

"Sampai jumpa lagi!" seru Nicol sambil melambaikan tangannya pada Alarice.

Alarice membalasnya dengan senyuman, kemudian berjalan keluar perpustakaan. Setelah berbincang sebentar dengan Nicol, ia memutuskan untuk segera pulang ke rumah.

Tiba-tiba, Alarice terkejut ketika melihat Lars yang tengah berdiri di luar perpustakaan ketika ia keluar dari tempat itu.

"Jadi kau mengikutiku?"

Lars menatapnya dengan tajam. Tanpa aba-aba, lelaki itu menarik Alarice dan membawanya ke tempat yang lebih sepi.

"Lepaskan!" Alarice memukul tangan Lars dengan buku yang ia pegang.

Lelaki itu berhenti melangkah dan melepaskan tangannya dari pergelangan Alarice. Sedangkan Alarice meringis karena Lars menariknya cukup keras.

"Kau ini—"

"Dasar, konyol! Mengapa kau bersikap baik pada manusia itu?" sela Lars dengan pelan, namun penuh penekanan.

Alarice mengernyitkan dahinya. "Memang kenapa? Aku hanya ingin berteman dengannya."

"Manusia adalah musuh utama kita saat ini! Kau pikir apa alasanku dan Matheo pindah ke mari? Tentu saja karena para manusia sialan itu!" Rahang Lars mengeras. Ia terus menghujani Alarice dengan tatapan tajam.

"Jika tidak berhati-hati, kau bisa saja dibunuh olehnya."

Tangan Alarice mengepal saat mendengar ucapan Lars yang terakhir. "Nicol tidak akan membunuhku. Dia bukan manusia seperti itu!"

"Karena dia tidak tahu kalau kau adalah klan Vampir! Memangnya ada yang bisa menjamin dia tidak akan membunuhmu jika tahu bahwa kau bukan manusia?"

Alarice diam, tatapannya tertuju pada iris mata Lars yang berwarna biru.

"Jangan bersikap bodoh seolah manusia adalah temanmu!" Setelah mengatakan itu, Lars melenggang pergi meninggalkan Alarice sendiri di sana.

Gadis itu menatap punggung Lars yang menjauh. Ia merasa sangat kesal terhadap lelaki itu. Alarice tahu betul manusia adalah musuh klan Vampir saat ini. Tapi bukan hal yang salah jika ingin berteman dengan mereka.

***

Sudah beberapa hari ini Teressa memerhatikan rumah klan Vampir tersebut. Gadis itu juga memantau gerak-gerik semua penghuninya. Ia bahkan mengetahui bahwa akhir-akhir ini rumah itu banyak keluarga klan yang berdatangan.

Sejak datang ke mari, Teressa bisa langsung menyesuaikan diri meski tidak mempunyai tempat tinggal di sini. Ia sudah terbiasa hidup sendiri sejak kecil karena kedua orang tuanya telah mati akibat perang klan Vampir dan Likantrof ratusan tahun lalu.

"Mari, ikuti aku."

Ucapan seorang lelaki membuat Teressa bersembunyi di balik pohon. Ia melihat beberapa orang berjalan mengikuti lelaki yang membawa lentera.

"Pastikan para klan remaja itu tidak mengetahui tentang pembicaraan kita ini," ujar lelaki berbadan besar itu.

Tanpa pikir panjang, Teressa mengubah wujudnya menjadi seekor tikus kecil dan mengikuti langkah orang-orang itu pergi. Langkah itu membawanya ke sana, sebuah ruang rahasia yang tempatnya tersembunyi.

Gadis itu mengubah wujudnya kembali seperti semula dan mendengarkan apa yang orang-orang itu bicarakan dari awal sampai akhir.

Sudut bibir Teressa terangkat naik kala mengetahui apa yang akan dilakukan oleh mereka setelah ini. Ia memang belum sepenuhnya mengetahui tentang permata ungu. Namun, ia akan mencari tahu tentang itu.

Esoknya, Teressa kembali mengubah wujud menjadi seekor tikus kecil dan menyelinap masuk ke dalam kamar seorang gadis bernama Alarice. Di sana, Teressa melihat gadis itu sedang mengobrol bersama seseorang yang ia tidak ketahui namanya.

"Aku tidak tahu banyak soal permata ungu. Kau bisa meminjam buku di perpustakaan agar bisa mengetahui lebih banyak tentang itu."

"Apakah ada buku yang menjelaskan tentang permata ungu?" tanya Alarice pada seorang gadis yang memiliki rambut panjang berwarna merah.

Gadis itu mengangkat bahunya. "Tidak tahu. Mungkin saja ada karena perang klan Vampir dan Likantrof sudah melegenda di dunia."

"Baiklah, aku akan ke perpustakaan besok."

Ya, Teressa mendengar itu semua. Ia akan segera pergi ke tempat itu sebelum Alarice pergi ke sana untuk meminjam bukunya besok.

 Ia akan segera pergi ke tempat itu sebelum Alarice pergi ke sana untuk meminjam bukunya besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Last Blood [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang