Bagian Dua puluh sembilan (A)

211 14 0
                                    

Happy reading....

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kegagalanmu hari ini bukan akhir dari perjuanganmu, melainkan awal dari segala mimpi-mimpi hebatmu. Fighting!!

🦚🦚🦚

Darrel melempar tas punggung tak berbodynya, tubuh lelahnya itu langsung dimanjakan dengan kasur king size, nyaman itulah yang bisa Darrel katakan mengenai aksinya itu, matanya menatap lurus langit-langit kamarnya, polos! hanya warna abu-abu yang mendominasi.

Jam dinding dikamarnya sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan sragam sekolahnya itu masih melekat. Setelah melakukan aksi bolos tadi Darrel langsung ke rumah sakit jiwa mengontrol keadaan Darla.

Ceklek

Darrel menatap pintu kamarnya yang dibuka asal dari luar, tak ada ketukan atau suara permisi, laknat memang.

"Ghibahin Mama pasti"tuduh Diza lalu duduk ditepi ranjang.

Darrel menyunggingkan bibirnya sinis "Sok tau Mama mah, Darrel anaknya kalem gini mana bisa ghibah-ghibah sembarangan? Gak level kalik"sahut Darrel.

Diza mengernyit heran apa maksudnya coba? putranya benar-benar gesrek "Kurang-kurangin gesreknya"

"Iya kalo inget, Mama ngapain kesini?"

"Ehemm inget ini rumah Mama"cetus Diza lalu menyilangkan tangannya didepan dada, dagunya dinaikkan sedikit.

"Punya Papa Darwin kalik"koreksi Darrel.

"Papa Darwin suaminya Mama"

"Papa Darrel juga wleee"

"Kok kamu ngeselin, mau Mama masukin perut lagi?"

"Emang bisa Ma?"

RLS [ 1 ] Bad Boy DARREL [SELESAI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang