06. Kehebohan Grup

56 6 0
                                    

Pukul 15:45, harusnya Arion sudah pulang sejak lima belas menit yang lalu. Entah mengapa keramaian membuatnya semakin penat. Hari ini mungkin hari terburuk bagi cowok itu, karena harus berperang dengan batinnya sendiri yang entah sampai kapan bisa mulai berdamai dengan egonya.

Merasa telah cukup waktunya berdiam diri dan menyendiri, Arion pun bergegas ke luar kelas. Namun, langkah kakinya terhenti ketika berada di koridor. Jika lurus, dia akan sampai di gerbang sekolah, tetapi jika dia jalan ke kanan akan melintasi kelas X.

Mengikuti naluri, Arion mengambil langkah ke kanan. Dalam hati cowok itu berharap bertemu dengan Jova, meski itu mustahil karena sekolah telah sepi. Pastinya Jova sudah pulang, 'kan?

Arion sampai di depan ruangan bercat oranye kecokelatan serta bertuliskan kelas X-5 di atas pintunya. Pintu kelas itu masih terbuka dan menampakkan siluet seorang siswi. Mata Arion menyipit, memastikan matanya masih normal dan yang dilihatnya memang benar adalah Jova.

Langkah Arion bergerak maju ke arah kelas untuk memastikan siapa siswi itu. Dan benar saja, dia adalah Jova. Gadis itu masih berada di kelas  sendirian sambil mencatat sesuatu.

 Gadis itu masih berada di kelas  sendirian sambil mencatat sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kepala Jova mulai terasa berdenyut serta perutnya keroncongan. Harusnya dia sudah pulang beberapa menit yang lalu serta menikmati masakan mamanya. Akan tetapi, di sinilah dia sekarang, terjebak di kelas dengan berlembar- lembar kertas berwarna cokelat kusam dan sobek.

Jova mempertajam penglihatannya sambil mulut komat-komat berusaha membaca tulisan yang tidak kentara itu. "L ... l ... apa, sih?" gerutunya kesal.

Sejak tadi dia harus membaca huruf-huruf yang tintanya sudah berlepotan karena terkena air. Mata Jova terasa pedas.

"LDK seluruh organisasi."

Kepala Jova berputar sembilan puluh derajat pada sumber suara. Dia tertegun dengan mulut setengah terbuka saking tidak percayanya. Lalu dia menelan ludah sebelum berucap lirih, "K-kak Arion."

Arion mengambil duduk di samping Jova tanpa mempedulikan raut wajah Jova yang kaget.

"Ayo, ditulis. LDK seluruh organisasi," kata cowok itu mengulangi.

Jova menurut. Dia pun menuliskan yang diintruksikan oleh Arion dengan gugup. "Yes, selesai!" seru Jova riang.

Arion terkekeh menyaksikan tingkah Jova yang terlihat seperti anak-anak. Wajah polosnya itu adalah salah satu ciri khas miliknya yang Arion suka.

"Jov," panggil Arion pelan.

"Ya?"

"Gue senior yang galak, ya?" tanya Arion merasa bersalah. Dia menatap mata Jova yang melebar setelah mendengar pertanyaannya.

Jova mengerjap sambil menggigit bibir. Sepersekian detik kemudian, cewek itu tersenyum kikuk. "Wajar, kok. Jova 'kan salah, jadi udah hak Kakak buat marah sama Jova. Lagian kalau Jova nggak dimarahin, pasti Jova nggak bener-bener."

C H E M I S T R Y ✔️ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang