JASMINE
Aku sudah siap dengan terompetku sementara kini Ezi sedang berada di dekat api unggun menunggu sendirian. Setelah skenario yang kuusulkan pada Tante Zihra dan Om Rizman disetujui, disinilah kami menyiapkan sebuah kejutan kecil.
Aku bilang pada mereka jika mereka harus memiliki alasan untuk dapat meninggalkan Ezi menunggu sendirian di halaman. Sementara Ezi menunggu sampai kesal, kami menyiapkan kejutan kecil. Sengaja kami berlama-lama di dalam rumah agar Ezi kesal karena menunggu. Kami semua tahu kalau anak itu paling tidak suka menunggu. Apalagi sendirian seperti itu.
Tinggal hitungan detik, hari akan berganti. Itu tandanya ulang tahun Ezi tinggal sebentar lagi.
Kuintruksikan Tante Zihra yang memegang kue ulang tahun, Om Rizman memegang terompet serupa denganku, dan---em, Pak Ali tidak ingin berkontribusi sebenarnya, jadi ia tidak memegang apapun----untuk segera bersiap keluar dari persembunyian kami.
Kulihat Ezi sudah celingukan dan wajahnya kentara sekali sangat kesal. Ah, puasnya aku bisa mengerjai pria satu itu.
"Dalam hitungan ketiga, kita keluar, ya" kataku mengintruksi mereka. Kulihat Tante Zihra dan Om Rizman mengangguk antusias. Oh, jangan tanya respon Pak Ali. Karena daritadi entah mengapa ia hanya diam dan terlihat malas meladeni semua orang.
"1....2...."
Kulirik sekali lagi jam yang melingkar ditanganku. Dan ketika jarum panjang dan pendek sudah berada tepat di jam 12, akupun mengintruksikan mereka untuk segera keluar. "3...." dan kamipun keluar bersama-sama menghampiri pria yang sedang ulang tahun itu.
Kutiup terompet dengan keras, begitupun Om Rizman, sementara Tante Zihra menenteng kue ulang tahun sembari bernyanyi.
"Happy birthday!" Teriak kami semua---kecuali Pak Ali, tentunya---ketika kami sudah berdiri di hadapan Ezi.
Ezi yang tadinya kesal kini secara drastis berubah jadi terkejut dengan antusias penuh. Apa ia benar-benar tidak menyadari rencana kami? Padahal hal seperti ini kan sudah basi banget. Harusnya sih Ezi curiga dengan tingkah kami itu. Oh, atau mungkin ia hanya pura-pura terkejut agar menyenangkan hati kedua orang tuanya. Ya, terserahlah.
Ezipun lantas memeluk Ayah dan Bundanya bergantian setelah dua orang tua itu mengucapkan selamat. Setelahnya, barulah giliranku.
"Happy birthday, boy" seruku sambil merentangkan tangan meminta pelukannya. Ezi pun lantas menarikku ke dalam pelukannya dengan senyum merekah.
"Thanks" balasnya dan baru setelah itu mengurai pelukan kami.
Setelah itu giliran Pak Ali. Tapi entah aku saja yang merasa atau memang benar, jika sekarang seperti ada sorotan persaingan di mata keduanya. Hei, sebelumnya tidak seperti ini. Aku jadi khawatir.
Pak Ali hanya mengulurkan tangannya untuk menjabat Ezi dan mengucapkan "Selamat ulang tahun" yang dibalas Ezi dengan malas, "Makasih"
Ah, sebaiknya tidak perlu kuambil pusing.
Karena acarapun berlanjut dengan sesi potong kue dan make a wish. Dilanjut mengobrol-ngobrol sebentar sampai jam perlahan berpindah ke angka 1.
Kulihat Tante Zihra sudah menguap beberapa kali. Hingga akhirnya Om Rizman secara sah membubarkan acara malam ini dan menyuruh kami semua kembali ke kamar masing-masing.
Aku menurut saja, karena Om Rizman juga bilang bahwa besok kami harus bangun pagi. Ia merencanakan sesuatu. Seperti kegiatan berkeliling daerah sekitar villa. Wah, aku tidak sabar untuk itu. Makanya, aku harus segera tidur kalau tidak mau bangun telat.
Lalu aku dan Ezi pun berjalan beriringan melewati lorong menuju kamar kami. Sementara itu Pak Ali berjalan di belakang kami dalam diam. Diamnya pria itu membuatku sedikit berpikir keras. Sebenarnya kenapa ia bisa jadi sediam dan setidak bergairah itu. Biasanya ia memang dingin dan jarang bicara, tapi tidak sediam itu. Ah, kalau begini, aku lebih memilih kecerewetan dan keusilannya saja daripada melihatnya diam seperti ini.
Setelah di depan pintu, aku dan Ezi berhenti kemudian membalik tubuh sehingga posisi kami kini saling berhadapan. "Selamat ulang tahun, ya... sahabat gue. Semoga apa yang lu mau bisa terwujud semua" kataku sambil menggoncangkan kedua lengannya.
Aku sedikit terkesiap ketika Ezi memindahkan tangannya ke dua sisi pipiku lalu menatapku dalam. Ehm, jujur saja ini canggung. Kenapa ia menatapku seperti itu?
"Semua yang gue mau, udah ada di depan mata gue" katanya masih melekatkan pandangan kami.
Cup
Jantungku berdebar keras ketika Ezi mendaratkan bibirnya di keningku dan mengecupnya cukup lama. Astaga, kenapa Ezi melakukan itu? Kami belum pernah berada di situasi semacam ini sebelumnya dan aku sungguh-sungguh bingung.
Ah, atau mungkin Ezi sangat bahagia hari ini hingga ia menyampaikan terima kasihnya lewat kecupan. Ia juga tadi mengecup bundanya. Ya, mungkin karena itu.
Aku pun tersenyum hangat setelah itu. Seberusaha mungkin kusembunyikan keterkejutanku dan bersikap normal seolah tak terjadi apapun yang membuat jantungku dag dig dug begini.
"Udah sana, tidur. Besok Om Rizman kan mau ngajak keliling villa" kataku.
"Iya, Princess. Lu juga, ya" balas Ezi kemudian. Aku mengangguk dan setelah itu Ezi pun melangkah menuju kamarnya.
Huh, kehembuskan napasku lega ketika akhirnya Ezi menutup pintu kamarnya. Kuelus dadaku yang masih berbebar. Belum pernah ada yang menciumku disana. Sekalipun di kening, hal itu berhasil membuatku berdebar. Padahal, Ezi kan cuma sahabatku. Ah, tetap saja dia kan lelaki. Aku tidak melakukan kontak seperti itu dengan lawan jenis. Tentu saja aku terkejut.
Sudahlah, lebih baik aku kembali ke kamar!
Saat kubalikan tubuhku, tanpa sengaja aku melihat Pak Ali masih berdiri di ujung lorong. Tunggu, apa ia melihat adegan barusan? Astaga! Kenapa aku jadi risau begini kalau sampai ia lihat?!
Ada sorot yang tak kumengerti dari caranya menatapku sekarang. Akh, aku sedang tidak ingin menerjemahkan tatapan itu saat ini. Lebih baik aku bergegas masuk.
Akupun meninggalkannya sendirian yang masih berdiri di ujung lorong. Segera kulangkahkan kakiku lebih dalam dan menidurkan tubuhku ke atas kasur. Ayolah, Jasmine! Jangan insomnia sekarang. Kau harus tidur lalu dengan begitu kau bisa melupakan sedikit kejadian aneh hari ini.
Ayo tidur!
♥️♥️♥️♥️
Hai...iya, jadi ini kayaknya chapter terpendek sejauh ini deh. Makanya, rencananya besok aku mau update lagi, tapi entah kapan tepatnya.
Dan, mau ngingetin kalo cerita ini masih bakal panjang beud. Jadi, mohon bersabar ya :) bentar lagi menuju konflik. Yang tenang2 aja ehehehe. Yang penting vote sama comment lanjut terus ya :))
XoXo

KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Me How To Love You Right
RomanceKetika Jasmine Ardinal, seorang gadis tak tau arah tujuan hidup bertemu dengan Ali si guru dingin yang perfeksionis. Kejadian-kejadian kecil di antara mereka memupuk sebuah perasaan aneh yang masing-masing dari mereka belum pernah rasakan sebelumny...