JASMINE
Puluhan menit sudah berlalu. Rasanya aku ingin menenggelamkan diri di kolam saja jika Pak Ali belum juga menyuruh kedua temannya pulang. Masalahnya, perundingan pekerjaan mereka sudah selesai 30 menit lalu, dan sekarang mereka tengah berbincang-bincang ringan. Apalagi teman perempuannya itu terus membahas tentang masa lalu mereka. Yang kedengarannya, Pak Ali dan wanita itu sangat dekat dahulu. Dan entah mengapa pembahasan itu membuatku sedikit tidak nyaman.
Sebenarnya tidak masalah jika mereka ingin mengobrol, tapi tolong lah hargai keberadaanku disini. Setidaknya ajak aku mengobrol juga. Dan jangan lupakan langit yang menggelap pertanda akan turunnya hujan. Aku takut petir.
Ini semua karena Pak Ali. Ia terus menyuruhku mengerjakan latihan ini dan itu. Padahal, aku sudah sangat lelah berkutat dengan tulisan-tulisan itu terus menerus. Kalau kuhitung-hitung, aku sudah mengerjakan 3 kali paket latihan. Yang masing-masing paketnya berisi 40 soal. Bayangkan! Betapa kejamnya Bapak Aliasnyah Hamid itu.
"Pak...ini saya udah selesai" kataku lemas sambil menyodorkan buku paket itu pada Pak Ali.
Perhatian mereka bertigapun kemudian teralihkan padaku. Pak Ali lantas mengambil alih buku paket itu dan memeriksanya.
"Jasmine rajin banget belajarnya" ujar Akang Jian padaku. Em...agak canggung sebenarnya kalau harus memanggil pria itu dengan panggilan akang. Sebenarnya ia lebih pantas dipanggil om karena kuyakin umurnya tak beda jauh dengan Pak Ali. Tapi, ia terlanjur setuju dengan usulku yang awalnya hanya gurauan. Yasudahlah.
Aku tersenyum kecut mendengar penuturannya. "Iya, Kang...kalo gurunya kayak Pak Ali, siapa yang gak rajin coba?" Balasku dengan penuh penekanan. Semoga yang disindir sadar, ya.
Kudengar Kang Jian terkikik mendengar jawabanku. "Emang sih, Pak Ali kamu ini tuh dari dulu sukanya belajar. Akang juga jadi aneh, belajar kok dijadiin hobi." Sahutnya dan aku hanya bisa terkekeh. Si akang ini orangnya lucu, tidak seperti temannya yang selalu bermuka datar.
"Makanya sampe sekarang jomblo. Orang pacarannya sama buku terus" lanjut Kang Jian berhasil membuatku tergelak, begitupun teman wanitanya. Sementara kudapati Pak Ali sudah mendelik tajam pada pria itu.
Setelah itu, dengan wajah geramnya, Pak Ali kembali menyodorkan buku paket tersebut ke arahku. Kemudian ia berkata, "Sekarang kamu kerjain yang ini"
Mendengar ucapannya, kulebarkan mataku dua kali lipat. Apa tidak cukup aku mengerjakan soal-soal itu? Sungguh keterlaluan Pak Ali ini. Tidak tahu diri! Kesaal..
Tahu begini, lebih baik aku belajar sendiri.
"Pak, saya udah ngerjain 3 paket soal loh. Emangnya kurang?" Tanyaku akhirnya, masih menahan kekesalan.
"Iya. Kamu harus kerjain semua paket itu" jawabnya acuh.
Keningku semakin berkernyit mendengar ucapannya. Sungguh, terbuat dari apakah manusia di hadapanku ini.
"Pak...ya ampun saya capek" keluhku.
"Kalau kamu ngeluh capek terus gimana ujiannya mau dapat nilai bagus?" Meski nadanya datar, tapi aku tahu ia sedang mengomeliku.
Kuhembuskan napasku berat. Susah rasanya kalau harus bicara pada beruang kutub yang tidak mau kalah ini. Coba saja ia rasakan jadi aku!
Tapi untungnya ada Kang Jian yang membelaku. "Santai bro...Jasmine gak perlu jadi lu buat ngerjain ujiannya. Lu mungkin kuat baca tulisan itu banyak-banyak. Tapi cewek seimut Jasmine gini kan pasti ada capeknya"
Mataku berbinar. Jika saja Pak Ali bisa sepeka Kang Jian, aku yakin suasana belajar mengajar akan lebih menyenangkan. Lantas kuhadiahi Kang Jian sebuah senyum merekah kepadanya. Kemudian ia menambahkan, "Udah, Jasmine istirahat aja dulu. Mau pesen minum apa? Itu minumannya udah habis"
![](https://img.wattpad.com/cover/215684472-288-k104741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teach Me How To Love You Right
RomanceKetika Jasmine Ardinal, seorang gadis tak tau arah tujuan hidup bertemu dengan Ali si guru dingin yang perfeksionis. Kejadian-kejadian kecil di antara mereka memupuk sebuah perasaan aneh yang masing-masing dari mereka belum pernah rasakan sebelumny...