❝Adakalanya diam itu lebih baik walau batin menangis. Ketika apa yang terlisan justru menimbulkan perkara, mengalah bukan berarti salah.❞
—CARAMEL—
Sinar matahari yang menyilaukan menerobos jendela dan membangunkan Caramel pagi ini. Dengan malas ia merangkak turun dari ranjang dan membuka jendela. Di luar sana, burung-burung ramai berkicauan. Terdengar bunyi keriuk pelan dari perut gadis tersebut. Oh, ia baru ingat belum makan sejak kemarin.
***
Bel masuk berbunyi, hari ini adalah pelajaran kesukaan Caramel, yaitu Fisika. Tapi, mengingat perlakuan ayahnya berhasil membuat wajahnya berubah masam. Sudahlah ia tak ingin diganggu sekarang.
Gadis itu menelungkup kan wajahnya dilipatan tangan, diatas meja. Rasanya ia mulai mengantuk apa lagi melihat cuaca yang sangat mendukung. Hari ini cuacanya lagi mendung dan segera akan turun hujan. Mungkin hujan mengerti tentang perasaan yang sedang kacau sekarang.
Tetapi sebelum matanya tertutup rapat, ia dapat mendengar seseorang memperkenalkan diri.
"Guys, kenalin nama gue Arkarion Samudra. Kalian semua udah kenal gue kan?" tanya pria itu menaik turunkan alisnya.
"ARKAN!" sorak semua siswa maupun siswi di kelas tersebut, hanya Caramel yang terdiam dan menatap datar anak baru yang ada dihadapannya.
"Yups, that's right," ucapnya heboh menunjuk semua murid sambil memicingkan matanya sebelah.
"Baik Arkan kamu bisa duduk dibangku yang kosong. Dan satu lagi ... jangan bikin ulah," ucap Pak Nugroho Witdiyanto mempersilahkan dan kembali duduk di kursinya.
Perlahan Arkan mendekati meja Caramel yang baru saja membuka novelnya. Gadis tersebut tetap mendengarkan walaupun pandangannya kebawah.
"Hai gue boleh duduk disini?" tanyanya dan gadis itu pun mendongak. Di ambilnya tas sekolahnya dan diletakkan secara kasar di kursi sampingnya.
"Cari tempat lain!" pekik Caramel dan kembali fokus membaca novel nya.
"Kan semuanya udah kosong." Ia masih fokus membaca buku tebal itu tanpa menggubris perkataan Arkan.
"Pak, gimana ni?" tanyanya kepada pak Nugroho.
Pak Nugroho hanya geleng-geleng dan menghela nafas nya kasar "kamu cari tempat yang lain aja Nak, jangan sama dia."
"Lah kenapa Pak? Lagian semuanya juga udah penuh? Tinggal ini doang yang kosong."
"Araa," panggil Pak Nugroho pelan.
Gadis itu menoleh, dan Pak Nugroho menganguk kepadanya. Perlahan, ia mengambil tas yang semula diletakkan di kursi sebelahnya dan meletakkan nya kembali di mejanya.
Dengan cepat Arkan duduk, namun ia dibuat penasaran oleh gadis yang ada disampingnya, kelihatannya seperti orang aneh, "Hai!"
Gadis itu menoleh sebentar dan mengambil pulpen di mejanya. Dengan kasar, ia langsung membentuk garis di tengah-tengah mejanya.
"Apa ini?" tanya Arkan.
"BATAS!" ungkap Caramel secara kasar dan kembali membaca novelnya.
Sedangkan pria yang ada disampingnya hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nama gue Arkan nama lo siapa?" Arkan menjulurkan tangan kanannya, namun gadis itu lagi-lagi tidak menggubris perkataan Arkan bahkan menoleh pun tidak.
Perlahan Arkan menurunkan tangannya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Kamu suka baca novel ya?" Arkan mendekati kursi Caramel. Gadis itu hanya mengganguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Teen FictionCaramel tidak tahu kapan episode bahagia itu akan datang. Start:15.06.20 Finish:18.08.21 (tahap revisi) song : kaleb j - kebutuhan hati