—CARAMEL—
H
ari hari semakin berlalu, sudah hampir tiga hari Caramel di opname di RSUD Mitra Kasih. Namun gadis itu terlihat lesu, ia sangat sulit untuk diajak mengobrol, bahkan makan saja ia harus dipaksa berkali-kali
"Kamu belum sembuh loh Nak, ayo makan," ujar Sonya hendak menyuapi Caramel Caramel menggeleng lemah tanpa mengucapkan sepatah kata pun, pikirannya kosong.
Wajahnya pucat, ia tidak ingin makan, tidak ingin minum, bahkan ia tidak ingin berbicara dengan siapapun. Sonya meletakkan piringnya di atas nakas
"Ibu tau kamu sedih, ibu jauh lebih sedih saat mendengar berita kalo kamu masuk rumah sakit, kamu harus makan sayang. Kamu gamau kan liat ibu sedih?"
Lagi dan lagi Caramel hanya membalas ucapan Sonya dengan gelengan. "Yasudah, tapi nanti kamu harus makan ya?"
"Arkan mana Buk?" Setelah tiga hari, Caramel tidak ingin berbicara, sejak tiga hari yang lalu pula Caramel selalu menanyakan kabar Arkan.
"Arkan lagi sibuk kuliah ..." jawab Sonya
"Bo'ong."
"Sayang kamu ga boleh gitu dong, semua orang bebas menuntut ilmu."
"Ara mau pulang."
"Kamu masih sakit sayang ..."
"Ara bosen disini, Ara mau keluar," ujar Caramel sedikit bangkit dari tidurnya
"Yasudah, tapi sebentar aja ya?" tanya Sonya dan dibalas anggukan oleh Caramel Sonya mendorong kursi roda yang ada diruangan tersebut kearah Caramel, wanita itu membantu anaknya itu berdiri dan mentitahnya pelan agar terduduk di kursi roda.
***
"Kamu mau apa?" tanya Sonya sambil mendorong Caramel dengan kursi rodanya. Wanita itu mengajak Caramel menuju taman di belakang RSUD Mitra Kasih. Caramel tidak menggubris, gadis itu hanya memandang orang-orang disekelilingnya.
Bunyi telepon dari dalam tas Sonya memecah keheningan di antara mereka. Wanita paruh baya itu menggeser tombol berwarna hijau ke atas
"Sayang ibu mau terima telfon bentar ya, kamu disini aja jangan kemana-mana," ucap Sonya
"Iya Buk," balas Caramel
"Iya, gimana gimana?" "Oh jadi? Iya boleh dong." Caramel menatap sendu taman rumah sakit tersebut, sekarang dirinya merasa kesepian. Entah kenapa belakangan ini dirinya suka menangis tanpa alasan. Ada sebuah badut yang memakai setelan teddy bear berwarna coklat.
Badut itu mendekati Caramel sambil memberinya bunga mawar berwarna merah Caramel heran, kenapa harus dirinya? Sedangkan ditaman ini banyak orang. Akhirnya Caramel pun mengambil bunga mawar tersebut
"Makasih," ucap Caramel ramah Badut itu mengangguk. Dengan pakain teddy bear berwarna coklat yang dibilang cukup besar, ia berjoget ria dideoan Caramel.
Badut itu menggoyangkan pinggulnya seolah ia penari sesungguhnya. Caramel memperlihatkan gigi putihnya, ia sangat terhibur dengan adanya badut tersebut.
Tapi entah perasaan apa ynag menghujam nya saat badut tersebut sedang menari. Caramel justru merasa sedih, ia menundukkan kepalanya. Setitik air mata turun dengan lancangnya membasahi pipi Caramel, gadis itu tertawa sambil menangis melihat aksi konyol seseorang dalam topeng seragam itu. Badut itu memberikan Caramel sesuatu, sebuah kotam hitam dengan pita biru di ujungnya
"Wah, makasih," ujar Caramel senang Badut itu melambaikan tangannya kepada Caramel dan melenggang pergi. Caramel membuka kotak tersebut penasaran, sebuah kertas kecil bertuliskan
"Happy birthday Caramel." Apa ini? Caramel mengerinyit heran. Kenapa badut tadi bisa tahu namanya? Ia kembali membuka kotak kecil berwarna merah, ketika Caramel membukanya ia tercengang.
Sebuah kalung dengan liontin berbentuk love yang Caramel tidak tahu siapa orang dibalik semua ini? Gadis itu kembali membuka satu persatu isi kotak itu. Sebuah kata-kata dalam kertas kecil berwarna merah muda yang sangat cerah dan berkarakter
Happy birthday Araa
Semoga apa yang Lo semogakan tersemogakan. Semoga Lo tambah pinter, rajin, tambah cantik hehe.
Maafin gue ya udah berani mengusik kehidupan lo. Gue tau Lo risih sama kehadiran gue. Jadi untuk detik ini juga gue akan pergi dari kehidupan lo. Makasih ya Ra, Lo udah mau jadi bagian dalam hidup gue. Gue sayang Lo ... selamanya.Caramel memegang dadanya, ada rasa sakit yang menghujam perasaannya. Ia membuka lagi kertas-kertas lainnya. Dan yang terakhir ada beberapa foto palaroid didalam kotak tersebut, sewaktu Caramel sedang sibuk mencari novel, sewaktu Caramel sedang memakan permen kapas dan beberapa foto lainnya.
Caramel menggeleng lemah. Ia yakin ini adalah Arkan. Atau badut yang tadi itu adalah Arkan? Caramel berusaha mencari-cari badut tadi, namun nihil. Caramel tidak mendapatkannya. Ia memegang kembali liontin tersebut dan memeluknya erat sambil merintikkan air mata
"Aku sayang kamu Arkan."
Seseorang dibalik pohon besar melihat aktivitas Caramel secara diam-diam. Ia mulai merintikkan air mata, melihat seseorang yang sangat ia cintai, mereka tidak bisa bersama lagi.
Olive menepuk bahu Arkan dari arah samping, ia mengangguk pelan kepada Arkan. Arkan melihat Caramel dari arah jauh, sulit rasanya ketika ia berada di posisi ini. Ia mengangguk kepada Olive dan pergi meninggalkan Caramel. Tidak berselang lama kemudian seluruh tubuhnya kaku dan lemas. Ia terbaring lemah di taman rumah sakit. Yang ia tahu pandangannnya mendadak buram, dan semuanya menjadi ... gelap!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Teen FictionCaramel tidak tahu kapan episode bahagia itu akan datang. Start:15.06.20 Finish:18.08.21 (tahap revisi) song : kaleb j - kebutuhan hati